Liputan6.com, Jakarta Japan Airlines untuk pertama kalinya menunjuk seorang perempuan sebagai presidennya di maskapai tersebut.
Di Jepang, pengangkatan ini merupakan sebuah penunjukan yang jarang terjadi bagi perusahaan besar dan maskapai penerbangan global.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Jumat (19/1/2024) Mitsuko Tottori akan menggantikan Yuji Akasaka sebagai presiden Japan Airlines mulai 1 April mendatang.
Advertisement
Sementara itu, Yuji Akasaka akan menggantikan Yoshiharu Ueki sebagai ketua Japan Airlines, posisi paling senior di maskapai ini.
Penunjukan tersebut dilakukan beberapa pekan setelah sebuah pesawat Japan Airlines jatuh dengan pesawat penjaga pantai di Bandara Haneda, Tokyo.
Seluruh 379 penumpang dan awak pesawat berhasil selamat, namun 5 dari 6 awak pesawat penjaga pantai tewas dalam insiden tersebut.
Mitsuko Tottori, yang sebelumnya menjabat di sebagai Direktur Awak Kabin Japan Airlines, mengatakan dia akan memprioritaskan keselamatan dalam tugas barunya sebagai presiden perusahaan.
"Saya menghabiskan sebagian besar karir saya di garis depan keselamatan dan layanan pelanggan, yaitu divisi petugas kabinet," katanya dalam sebuah konferensi pers.
"Keselamatan operasional adalah fondasi maskapai penerbangan. Saya akan terus menunjukkan komitmen kuat saya terhadap prinsip ini," ujarnya.
Dia juga mengatakan ada perempuan yang berjuang untuk maju dalam karir mereka, dan berharap penunjukannya dapat menyemangati mereka, atau memberi mereka keberanian untuk mengambil langkah berikutnya
Mitsuko Tottori bergabung dengan Japan Airlines sebagai pramugari pada tahun 1985, sebelum melanjutkan karirnya.
Jumlah Kepemimpinan Perempuan di Maskapai Global
Survei yang dilakukan situs spesialis penerbangan FlightGlobal menemukan, pada akhir tahun 2022 terdapat 12 perempuan yang memimpin 100 maskapai penerbangan teratas, naik dari 6 pemimpin pada tahun sebelumnya.
Mereka termasuk Marjan Rintel di maskapai Belanda KLM, Annette Mann di Austrian Airlines dan Lynne Embleton dari Aer Lingus.
Awal bulan ini, Joanna Geraghty ditunjuk sebagai CEO JetBlue Airways dan menjadi perempuan pertama yang memimpin sebuah maskapai penerbangan besar di Amerika Serikat.
Advertisement
Jepang Targetkan Sepertiga Perusahaan Besar Punya Sosok Pemimpin Perempuan
Di Jepang, belum ada banyak perusahaan yang dipimpin perempuan.
Pemerintah Jepang kini mentargetkan sepertiga posisi kepemimpinan di perusahaan-perusahaan besar diberikan kepada perempuan pada tahun 2030, setelah gagal mencapai tujuan tersebut pada tahun 2020.
Mereka juga mendesak dunia usaha untuk menunjuk setidaknya satu perempuan sebagai eksekutif pada tahun 2025.
Perempuan menduduki 13,2 persen posisi manajemen di Jepang pada tahun 2021, terendah di antara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).