Sukses

Dorong Pertumbuhan, SILO Lanjutkan Pengembangan Siloam 5.0

Siloam International Hospitals melakukan konsolidasi supplier, mengoptimasi operational expenditure (OPEX) dan efisiensi penggunaan capital expenditure (CAPEX), serta mengurangi pemborosan barang habis pakai.

Liputan6.com, Jakarta - PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor layanan kesehatan, melanjutkan program pengembangan strategi jangka panjang Siloam 5.0 yang terdiri dari 4 pilar strategi utama untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Seperti diketahui, pilar pertama dalam strategi Siloam 5.0 adalah Pertumbuhan Inti, yakni fokus pada bisnis melalui kemitraan, operasional efisiensi dan efektifitas, serta mengembangkan inovasi dan akses pasien.

Pada pilar kedua, Program Klinis, merupakan pengembangan klinik perawatan yang lengkap dan holistik untuk pengobatan pasien. Sementara itu, pilar ketiga, yaitu Perluasan Jaringan, memaksimalkan pemanfaatan rawat inap yang ada dan selektif membangun rumah sakit baru. 

Sedangkan dalam pilar keempat, yakni Kesehatan Digital, SILO aktif mengembangkan platform digital untuk meningkatkan pengalaman dan interaksi pasien.

Lebih lanjut, 4 pilar strategi pertumbuhan tersebut juga mencakup inisiatif pertumbuhan pendapatan dan manajemen biaya. Dalam inisiatif pertumbuhan pendapatan misalnya, SILO menetapkan paket harga yang seragam di berbagai rumah sakit. Selain itu, melakukan otomatisasi tim penjualan dan proses dalam pelayanan pasien.  

Dalam inisiatif manajemen biaya, Siloam International Hospitals melakukan konsolidasi supplier, mengoptimasi operational expenditure (OPEX) dan efisiensi penggunaan capital expenditure (CAPEX), serta mengurangi pemborosan barang habis pakai.

Group CEO LPKR sekaligus Komisaris Utama Siloam International Hospitals John Riady menyampaikan bahwa industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia.

"Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (19/1/2024).

John Riady juga menambahkan, LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia dan komitmen untuk terus bertumbuh.

2 dari 3 halaman

Rencana Bisnis Pengembangan Siloam International Hospitals

Sebelumnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus perluasan fasilitas rumah sakit, peralatan medis dan layanan klinis. Hal ini guna meningkatkan atau mengoptimalkan kinerja rumah sakit.

Group CEO Lippo Karawaci sekaligus Komisaris Utama Siloam International Hospitals John Riady mengatakan Lippokarawaci melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.

"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi,"kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (23/11/2023). 

""LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh untuk melayani lebih banyak orang," tegasnya.

Ia pun mencontohkan perluasan fasilitas rumah sakit, peralatan medis dan layanan klinis di jaringan Rumah Sakit (RS)Siloam. Di RS Siloam Sentosa (SHST) Bekasi, misalnya, SILO akan meningkatkan kapasitas rumah sakit menjadi 101 tempat tidur dan memperluas layanan klinis yang ditawarkan. Diharapkan penambahan fasilitas tersebut dapat beroperasi pada kuartal IV 2024.

3 dari 3 halaman

Onkologi

Untuk meningkatkan layanan onkologi, Siloam International Hospitals menambah alat LINAC di RS Siloam Lippo Village (SHLV). LINAC atau Akselerator Linier (Linear Accelerator) adalah alat yang menghasilkan sinar-X berenergi tinggi untuk radioterapi.

Radioterapi dengan LINAC umum digunakan untuk membunuh sel kanker dan bisa juga digunakan untuk tumor jinak dengan pertimbangan tertentu. Penempatan LINAC di SHLV untuk mendukung ekspansi strategis bisnis onkologi di wilayah Banten. Pengembangan LINAC di SHLV diharapkan beroperasi pada Kuartal I 2024.

Progres per September 2023 telah mencapai 54,67%.