Liputan6.com, Jakarta Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) bakal membahas tentang sektor pangan. Merespons ini, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti soal tata kelola dan tata niaga pangan di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan tata kelola pangan di Indonesia saat ini masih perlu perbaikan. Untuk itu, dia berharap para kandidat bisa membahas persoalan ini dalam Debat Cawapres, Minggu (21/1/2024) besok.
Baca Juga
"Harus ada yang mampu untuk memberikan ide dan gagasan pada saat debat cawapres nanti. Tentu ide gagasan ini menjadi penting agar kami bisa melihat dan menilai sesungguhnya capres dan cawapres mana yang memegang teguh komitmen terhadap penyelrdaian atau pengendalian harga bahan pokok," ujar Reynaldi kepada Liputan6.com, Sabtu (20/1/2024).
Bahas Tata Kelola Pangan
Dia ingin, adanya usulan tata kelola pangan nasional bisa menjadikan harga semakin terjangkau di pasaran. Termasuk sederet bahan pokok ke pasar-pasar tradisional.
Advertisement
"Yang kami inginkan tentu harganya terjangkau, murah, pasokannya ada dan kami mendapatkan akses yang cukup untuk beberapa komoditss agar bisa terdistribusi ke pasar-pasar tradisional, untuk itu kami ingin ada perubahan di tata kelola atau tata niaga pangan kita di dalam negeri," pintanya.
Reynaldi melihat, persoalan pangan harus dibahas serius dalam Debat Cawapres. Pasalnya, ini menjadi kebutuhan pokok bagi rumah tangga di Indonesia. Belum lagi, dia menilai sektor pangan kerap menghadapi permasalahan di sepanjang periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tentu pangan menjadi fokus utama dalam penanganannya. Selama 10 tahun di periode kepemimpinan pak Jokowi, pangan ini menjadi isu tiap taun, kenapa? Karena memang di momentum-momentum hari besar dan keagamaan seringkali terjadi lonjakan harga pangan," jelasnya.
Â
Minta Perubahan
Lebih lanjut, Reynaldi menyiratkan setidaknya hal tersebut bisa diantisipasi. Mengingat, kata dia, Indonesia hanya melewati 2 musim.
Dia pun mengakui adanya lonjakan harga pangan tiap tahun karena adanya beragam faktor. Tapi, dia berharap nantinya bisa ada tata kelola pangan yang lebih baik.
"Tentu berbagai macam indikator dan berbagai macam faktor yang memengaruhi, tapi balik lagi bahwa negara kita hanya memiliki 2 musim, panas, el nino dan la nina. Tentu perbaikan demi perbaikan terus dilakukan, maka kami berharap ada perubahan dimana tata kelola atau tata niaga pangan ini," pungkas dia.
Tagih Pembangunan Berkelanjutan
Sebelumnya, Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development Institute of Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov mengingatkan Cak Imin, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD untuk tidak melupakan tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan.
Saran itu diberikan jelang sesi Debat Cawapres kedua yang akan kembali digelar pada Minggu, 21 Januari 2024. Adapun salah satu tema yang akan diangkat salah satunya terkait Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup.
Abra ingin memperhatikan komitmen dari para kandidat, bagaimana mereka memandang tujuan akhir dari pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Jadi, kalau kita bicara pembangunan yang sifatnya fisik, itu sebetulnya bukan tujuan akhir, itu adalah tujuan antara. Jadi kita juga perlu melihat bagaimana kesadaran dari para kandidat tentang tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan," ungkapnya dalam sesi webinar, Kamis (18/1/2024).
"Itu bukan hanya sekadar pembangunan yang sifatnya tangible, tapi juga yang paling esensi adalah seluruh pembangunan fisik itu berujung pada kesejahteraan masyarakatnya," imbuh dia.
Pasalnya, ia menambahkan, survei hasil indikator pada 2021 menunjukan, persoalan lingkungan jadi isu yang paling banyak menarik perhatian anak muda setelah isu korupsi.
"Kita ingin melihat sejauh mana pemahaman kandidat terkait agenda pembangunan berkelanjutan yang sudah jadi komitmen bersama global dalam nama SDG's," kata Abra.
Â
Advertisement
5 Komponen
Menurut dia, terdapat lima komponen yang perlu jadi landasan dalam pembangunan berkelanjutan, meliputi people (manusia), prosperity (kesejahteraan), planet, peace (perdamaian), dan partnership (kerjasama).
Sehingga, Abra menilai tujuan akhir dari pembangunan berkelanjutan adalah soal kesejahteraan manusia, bukan hanya sekadar pembangunan fisik.
"Paradigma mengenai pembangunan berkelanjutan ini semustinya jadi nafas yang disampaikan oleh masing-masing kandidat, karena kita bicara semua agenda-agenda pembangunan itu sebetulnya di sisi hulu payungnya adalah paradigma pembangunan berkelanjutan," ungkapnya.