Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa ia berencana menyusun kerja sama antara perusahaan besar dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membangun industri berkelanjutan yang ramah lingkungan, guna mengurangi terjadinya kesenjangan.
“Karena sesuai UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 dan 4 dan Pancasila 4 dan 5 kita ingin sumber daya alam ini dimanfaatkan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ujar Gibran Rakabuming Raka dalam debat Cawapres ke-4, disiarkan Minggu (21/1/2024).
Baca Juga
Gibran pun menekankan pentingnya menjalankan Permen (Peraturan Menteri) investasi nomor 1 tahun 2022.
Advertisement
“Intinya kita ingin perusahaan-perusahaan besar bisa menggandeng UMKM lokal, pengusaha lokal. Jadi mereka tidak besar sendiri, tetapi ikut membesarkan warga lokal, pengusaha lokal, dan UMKM-UMKM setempat,” jelasnya.
Gibran menyerukan dengan tegas pencabutan izin terhadap sejumlah usaha tambang dan perikanan ilegal.
“Simpel saja, izinnya (usaha) dicabut,” kata dia.
Sebelumnya, calon Wapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar mengutip data ESDM yang menunjukkan bahwa ada 2.500 tambang ilegal di seluruh negeri.
“Sementara tambang yang legal tidak membawa kesejahteraan. Kita juga menyaksikan dalam proses bisnis pertambangan kita hilirisasi dilakukan ugal-ugalan,” jelasnya.
Muhaimin menyoroti, hal itu ditandai dengan terjadinya sejumlah kecelakaan di lapangan, tenaga asing yang mendominasi, di sisi lain juga perkembangan hilirisasi maupun tambang tidak signifikan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Adapun Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD yang menyerukan pentingnya memperhatikan persoalan SDA harus menyeluruh ke hulu ke hilir.
“Keterbukaan informasi agraria termasuk kehutanan misalnya, informasinya tertutup, tentang siapa yang memiliki lahan legal di sebelah sana. Ketika ada daftar, tidak ada namanya di dalam daftar,” bebernya.
Menperin Bidik Pertumbuhan Industri Tembus 5,8% di 2024
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita membidik pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tembus 5,8% di 2024. Angka ini naik jika dibandingkan proyeksi pertumbuhan industri di 2023 yang sebesar 4,81%.
"Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, kami memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81 persen dan target tahun 2024 sebesar 5,80 persen,” ungkap Menperin di Bali, dikutip Jumat (29/12/2023).
Menperin menyampaikan, pihaknya mengidentifikasi berbagai kendala dan tantangan akibat dampak geoekonomi dan geopolitik yang kemungkinan besar akan tetap berlangsung pada tahun 2024.
Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan negara-negara Eropa, sehingga permintaan global akan turut melemah dan permintaan terhadap produk ikut menurun.
Kedua, akan terjadinya depresiasi nilai tukar akibat kebijakan moneter di negara maju untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga. Ketiga, apabila konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel berkepanjangan, akan dapat menggangu stabilitas kawasan sehingga memicu kenaikan harga komoditas, pangan, dan energi.
Selanjutnya, keempat, pelaksanaan pemilu di satu sisi memberikan dampak positif bagi industri nasional, namun di sisi lain terdapat kemungkinan investor mengambil posisi wait and see sambil menunggu dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden yang definitif.
“Namun demikian, kami tetap optimistis menghadapi tahun 2024," tuturnya.
Advertisement
Ekspor Industri
Sejalan sasaran tersebut, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023 diproyeksi sebesar 16,91 persen, dan target pada tahun 2024 mencapai 17,90 persen.
“Sedangkan nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diperkirakan pada tahun 2023 berada di angka USD186,40 miliar, dan pada tahun 2024 ditargetkan mencapai USD193,4 miliar,” sebutnya.
Sementara itu, nilai investasi industri pengolahan nonmigas diperkirakan mencapai Rp571,47 triliun pada tahun 2023, dan target di 2024 akan mencapai Rp630,57 triliun. “Sedangkan penyerapan tenaga kerja industri pengolahan nonmigas akan mencapai 20,33 juta orang pada tahun 2024,” tutupnya.