Sukses

Gibran dan Cak Imin Saling Serang soal LFP di Debat Cawapres, Apa Itu?

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar saling serang soal lithium ferrophosphate di Debat Cawapres.

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar saling serang soal lithium ferrophosphate. Perdebatan ini bermula saat Gibran bertanya soal penjelasan terkait LFP yang sering digaungkan Timnas AMIN.

Menanggapi itu, Muhaimin menganggap sesi tanya jawab debat cawapres bukan seperti main tebak-tebakan. "Tenang pak Gibran, semuanya ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi, tebak-tebakan singkatan. Kita levelnya adalah Policy dan kebijakan," ujarnya.

"Prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika. Etika itu adalah etika lingkungan, apapun yang jadi kebijakan kita menyangkut produksi, pengambilan tambang sumber daya alam, juga apapun yang kita gunakan seluruh potensi bangsa ini, rujukannya adalah etika lingkungan," beber Cak Imin.

Intinya, Muhaimin menegaskan, keseimbangan antara manusia dan alam tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga pembangunan berkelanjutan harus diusung dan melibatkan semua pihak.

"Sehingga produksi yang kita munculkan pun dari tambang, lithium, apapun, tidak sembrono dan tidak sewenang-wenang. Bahkan yang lebih parah lagi, tidak mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan masa depan," ungkapnya.

Sekali lagi, Muhaimin menekankan sesi debat cawapres kedua ini bukan hanya berbicara etika lingkungan, tapi juga etika dalam berdiskusi soal kebijakan yang berharga.

"Jangan-jangan kalau kita tebak-tebakan di sini saya ragu, kita ini levelnya SD, SMP, atau ijazah kita semua palsu di sini. Jadi kalau tebak-tebakan, bukan di sini levelnya," singgung Muhaimin.

Gibran Merasa Tak Ada Jawaban

Merespons pernyataan itu, Gibran pun menganggap Muhaimin tidak memberikan penjelasan apapun soal LFP. "Ini agak aneh ya, yang sering ngomongin LFP timsesnya, tapi cawapresnya enggak paham LFP itu apa. Kan aneh," imbuhnya.

Adapun secara prinsip, LFP atau litium besi fosfat merupakan jenis baterai lithium ion sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik pengganti nikel. Ketimbang LFP, Gibran menilai nikel masih jadi komoditas utama bahan baku kendaraan listrik yang dicari pabrikan besar semisal Tesla.

"Sering bicara Lithium Ferrophosphate, Tesla enggak pakai nikel, ini kan kebohongan publik. Tesla pakai nikel pak, dan sekarang Indonesia adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar sedunia," ucapnya.

Menurut dia, nikel jadi kekuatan Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam produksi kendaraan listrik. Kata Gibran, membahas LFP sama saja seperti mempromosikan produknya China.

"Saya enggak tahu ya, Thomas Lembong dan timsesnya sering enggak diskusi dengan cawapresnya. Masa cawapresnya enggak paham, aneh loh. Lithium Ferrophosphate, itu adalah alternatif dari nikel. Ada negara yang enggak mau pakai nikel," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Debat Cawapres, Gibran Jelaskan Arti Inflasi Hijau ke Profesor Mahfud MD

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD mengenai cara mengatasi Greenflation atau inflasi hijau.

Mahfud MD pun menjawab bahwa menangani greenflation sama dengan menjalankan ekonomi hijau dimana proses pemanfaatan produk ekonomi dan dimanfaatkan di daur ulang dan bukan dibuang.

Mahfud MD pun bercerita mengenai pemanfaatan mengenai ekonomi hijau. Ia berbangga sebagai orang Madura, karena orang Madura yang pertama dulu mempelopori ekonomi hijau atau ekonomi sirkular dimana orang Madura yang memunguti sampah-sampah, memunguti plastik-plastik lalu diolah.

Namun jawaban dari Mahfud MD ini dianggap salah oleh Gibran. "Saya lagi cari jawabannya Prof Maufud, saya cari cari dimana jawabannya," kata dia sambil memperagakan orang tengah mencari barang.

Gibran mengatakan, dirinya bertanya mengenai masalah inflasi hijau tetapi jawabannya malah menjelaskan ekonomi hijau.

Gibran pun mencontohkan mengenai inflasi hijau dengan demo rompi kuning di Prancis yang memakan korban. Menurutnya, hal ini harus diantisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia.

"Kita harus belajar dari negara maju, negara maju saja masih ada tantangannya. Intinya transisi menuju energi hijau itu harus super hati-hati," tutup Gibran.

EnamPlus