Sukses

Miliarder Pertama di Dunia Belajar Akuntansi Hanya 10 Minggu, Ini Kisahnya

Tahu tidak, jika dunia memiliki miliarder pertamanya pada tahun 1916. Dia adalah John D. Rockefeller.

Liputan6.com, Jakarta Orang-orang berusaha keras sepanjang hidup mereka untuk meningkatkan status dan menjadi kaya. Bahkan jika bisa masuk menyandang status miliarder. 

Kenyataannya, hanya segelintir orang yang benar-benar mencapai puncak menyandang status miliarder (ukuran kesuksesan di dunia saat ini).

Dari catatan, Kekayaan mereka menjadi bahan pembicaraan, dengan banyak orang membaca dengan penuh minat setiap detail tentang kehidupan para miliarder.

Pada tahun 2021, Forbes melaporkan ada 2.755 miliarder di seluruh dunia. Daftar tahun 2021 menambahkan rekor tertinggi hampir 500 miliarder baru dari tahun 2020.

Sementara secara global, per 7 Juli 2023 jumlah orang kaya di dunia dengan harta di atas 10 digit atau USD 1 miliar mencapai 2.640 orang. Angka tersebut turun dari 2022 yang sebanyak 2.668 orang.

Saat ini, melansir laman Forbes, Selasa (23/1/2024), Bernard Arnault adalah orang terkaya dunia dari sebelumnya dipegang Elon Musk. Tetapi sebelum kedua orang tersebut, banyak orang yang lebih dulu menyandang gelar miliarder.

Tapi tahu tidak, jika dunia mendapatkan miliarder pertamanya yang mengacu pada kekayaan dan standar lain pada tahun 1916. Dia adalah John D. Rockefeller, yang menyandang status miliarder tersebut.

Siapa dia?

Melansir berbagai laman antara lain forbes, Ndtv, britannica, kekayaan keluarga Rockefeller dimulai dari taipan minyak John D. Rockefeller, miliarder pertama Amerika, yang mendirikan Standard Oil pada 1870.

Dia lahir pada tanggal 8 Juli 1839 dari pasangan William Avery Rockefeller dan Eliza Davison di Richford, New York. Keluarganya kemudian pindah ke dekat Cleveland, Ohio, di mana dia bersekolah di Central High School Cleveland.

Sebelum putus sekolah dan memulai pekerjaan pertamanya sebagai asisten pemegang buku. Rockefeller menerima gaji 50 sen per hari dari pekerjaannya sebagai penjaga buku.

 

 

2 dari 2 halaman

Bisnis dari Uang Tabungan

Dari uang yang ditabungnya dan pinjaman dari ayahnya, John D. Rockefeller membuka bisnis pertamanya pada tahun 1859.

Hal menariknya, dia menjalani pelatihan bisnis secara formal meliputi kelas akuntansi hanya selama 10 minggu. 

Pada usia 25 tahun, John D. Rockefeller menjadi orang terkaya pada masanya, menguasai monopoli yang memurnikan sebanyak 90 persen minyak Amerika.

Rockefeller bergabung dengan bisnis minyak pada tahun 1870 dan berfokus pada penyulingan minyak mentah, karena biaya variabelnya lebih kecil daripada eksplorasi dan pengeboran minyak.

Langkah Rockefeller menggunakan naluri bisnisnya yang tajam untuk mendirikan Standard Oil Company, yang membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Pada saat Rockefeller meninggal pada tahun 1937, asetnya setara dengan 1,5 persen dari total output ekonomi Amerika.

Dia dan putranya, John Jr. mendedikasikan diri mereka pada filantropi, menyumbangkan lebih dari USD 1 miliar dan mendirikan Universitas Chicago.

Pada tahun 2016, Rockefeller Family Fund, sebuah entitas filantropi keluarga, membuat gebrakan ketika mengumumkan bahwa mereka akan melepaskan diri dari semua investasi bahan bakar fosil.

Cucu John, David, adalah miliarder tertua yang masih hidup pada usia 101 tahun sebelum kematiannya pada tahun 2017.

Surat wasiatnya menetapkan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Saat ini, kekayaan Rockefeller tersebar di antara lebih dari 70 ahli waris. Pada 2020, forbes mencatat kekayaan keluarga Rockefeller sebesar USD 8,4 miliar.

 

 

 

 

 

 

 

Video Terkini