Sukses

Ini Respon Kementan Soal Penurunan Jatah Pupuk Subsidi

Presiden Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan memberikan pupuk bersubsidi tambahan pada Triwulan kedua. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian pun ikut memastikan agar petani meneruskan tanam, tanpa khawatir mengenai berkurangnya jatah Pupuk bersubsidi di musim tanam pertama.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan memberikan pupuk bersubsidi tambahan pada Triwulan kedua. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian pun ikut memastikan agar petani meneruskan tanam, tanpa khawatir mengenai berkurangnya jatah Pupuk bersubsidi di musim tanam pertama. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan para petani merasa tenang mengenai pasokan pupuk dan secara aktif mendukung mereka untuk segera menanam, terutama di daerah-daerah Indonesia yang sedang menghadapi musim hujan.

"Pupuk musim tanam ke satu ini cukup, petani jangan khawatir untuk menanam," ujar Mentan Amran.

 

Mengenai penurunan jatah pupuk subsidi di Pangandaran pada Musim Tanam 1 tahun 2024, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil memberikan klarifikasi. 

"Dengan alokasi awal tahun sebesar Rp26,6 T yang hanya dapat memenuhi 4.7 juta ton pupuk karena kenaikan harga produksi," kata Ali. 

Alokasi 4.7 juta ton pupuk itu untuk jenis urea dan NPK bagi 14 juta  NIK petani yang terdaftar di sistem e-RDKK.

"Dengan terjadinya kenaikan harga produksi bahan dasar pupuk, kami tidak dapat menaikkan HET. Oleh karena itu, volume produksi disesuaikan untuk menjaga keseimbangan," ujar Ali. 

 

Untuk diketahui, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di tahun 2024 masih sama dengan tahun 2023, yakni Rp2.250 per kilogram untuk Urea dan 2.300 per kilogram untuk NPK. Ali Jamil pun menawarkan solusi dengan menarik Alokasi dari MT 2 ke MT 1 untuk memastikan pemenuhan kebutuhan pupuk.

"Gunakan dulu Pupuk yang tersedia saat ini untuk segera kejar Tanam. Petani tak perlu khawatir, Pemerintah pastikan memihak petani, terutama dalam pemenuhan Pupuk subsidi," kata Ali.  

Untuk diketahui, Kementerian Pertanian berkomitmen untuk menambah alokasi pupuk sebesar Rp14 T pada Musim Tanam selanjutnya. 

 

"Saat ini semua sedang dalam proses  penyiapan dengan Kementerian Keuangan dan pihak terkait lainnya sesuai dengan mekanisme penganggaran," katanya. 

Ali menambahkan pentingnya koordinasi suara antara daerah dan pihak terkait, seperti kepala dinas atau kabid. Dia berharap agar mereka ikut mendukung percepatan tanam dan penggunaan pupuk yang ada saat ini. 

Di sisi lain, Ali Jamil juga meminta agar petani menggunakan Pupuk subsidi secara berimbang sesuai anjuran karena teruji mampu meningkatkan hasil panen satu hingga dua ton per hektar, sehingga alokasi pupuk bersubsidi dapat lebih efektif dan efisien. Untuk rekomendasi pemupukan secara spesifik, petani juga diharapkan dapat mendiskusikannya dengan petugas penyuluh Dinas Pertanian setempat.

 

(*)