Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD berlanjut menguat hari ini pada Rabu, 24 Januari 2024.
"Greenback menandai awal yang kuat di tahun 2024 karena data inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat membuat para pedagang sebagian besar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Rabu (24/1/2024).
Gagasan ini diperburuk oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat The Fed selama sepekan terakhir.
Baca Juga
Seperti diketahui, para pelaku pasar tengah menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) hari ini dan laporan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis besok.
Advertisement
"Indikator-indikator ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi mempengaruhi sikap Federal Reserve terhadap kebijakan suku bunga," ungkap Ibrahim.
CME FedWatch kini menunjukkan, diperkirakan tidak ada perubahan langsung terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan akhir Januari mendatang. The Fed mendapat lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga dari tanda-tanda ketahanan pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS.
Sementara di Asia, Ibrahim mengutip laporan Bloomberg yang mengungkapkan bahwa pemerintah Tiongkok merencanakan paket dukungan besar-besaran sebesar 2 triliun yuan (USD 278 miliar) untuk pasar saham lokal.
Laporan tersebut memicu optimisme terhadap langkah pemerintah Tiongkok untuk memberikan lebih banyak dukungan bagi perekonomian.
"Namun sentimen yang lebih luas terhadap Tiongkok tetap tidak terdengar di tengah kekhawatiran yang terus-menerus mengenai lambatnya pemulihan ekonomi pasca-COVID. Kekhawatiran terhadap Tiongkok membuat sebagian besar mata uang Asia berada di bawah tekanan, terutama mata uang yang memiliki eksposur perdagangan terhadap negara tersebut," imbuhnya.
Rupiah Kembali Melemah pada Rabu, 24 Januari 2024
Rupiah ditutup melemah 76 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 85 point dilevel Rp. 15.713 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.637.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.700- Rp. 15.750," Ibrahim memprediksi.
Ekonom Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen di Akhir 2023
Sejauh ini, para ekonom optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir 2023 tumbuh sebesar 5 persen dan pada 2024 berada di kisaran 4,9-5 persen.
Ibrahim membeberkan, terdapat 5 sektor yang menjadi pendorong perekonomian di tahun 2023 sebesar 5 persen, yakni sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi yang membentuk dua pertiga dari PDB.
"Meski demikian, dari lima sektor tersebut, sektor perdagangan mengalami pelemahan. Kemudian, sektor lainnya masih cukup resilien termasuk pertanian, pertambangan dan manufaktur," kata Ibrahim.
Dia menyoroti, ada beberapa di luar lima sektor ini yang perlambatannya cukup signifikan terutama di 2023 dan 2024, misalnya di sektor transportasI.
Sementara, menurut pengeluaran pertumbuhan ekonomi secara yoy di triwulan III 2023, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,06 persen, PMTB 5,77 persen, dan konsumsi LNPRT 6,21 persen.
Advertisement
USD Perkasa Jelang Data Ekonomi AS, Rupiah Stagnan Hari Ini 23 Januari 2024
Indeks dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada Selasa, 23 Januari 2024. Saat ini, para pedagang memperkirakan ada peluang lebih besar Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga stabil pada Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch.
"The Fed juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan. Namun sebelum The Fed, pasar harus bersaing dengan data ekonomi utama AS minggu ini," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Selasa (22/1/2024).
Data PDB AS di kuartal terakhir 2024, yang dirilis pada hari Kamis besok diperkirakan akan menunjukkan penurunan pertumbuhan, sementara data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada hari Jumat, dan kemungkinan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap stabil di bulan Desember.
Ibrahim mengingatkan, suku bunga The Fed yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan pertanda buruk bagi mata uang Asia, mengingat negara-negara tersebut menarik modal dari aset-aset yang berisiko tinggi dan berimbal hasil tinggi.
Ibrahim huga mengutip laporan Bloomberg yang mengatakan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan paket dukungan sebesar 2 triliun yuan (USD 278 miliar) untuk saham-saham Tiongkok.
"Laporan ini meningkatkan optimisme atas lebih banyak dukungan terhadap perekonomian Tiongkok, yang dapat menjaga permintaan komoditas di negara tersebut tetap kuat dalam beberapa bulan mendatang," jelasnya.
Dalam dua tahun terakhir, perlambatan ekonomi di Tiongkok telah menjafi beban besar pada harga komoditas. Hal ini karena kehati-hatian pasar terhadap potensi melemahnya minat negara tersebut terhadap logam merah.
Rupiah Stagnan pada Selasa, 23 Januari 2024
Rupiah ditutup stagnan dalam perdagangan sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 35 point dilevel Rp. 15.637 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.637.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirkan, nilai Rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.610- Rp. 15.660.