Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah kalau mobil listrik yang diproduksi Tesla tak lagi menggunakan baterai berbasis nikel. Menurutnya, masih banyak yang menggunakan baterai mobil listrik berbasis nikel.
Ini sekaligus membantah pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong terkait penggunaan baterai nikel pada mobil Tesla yang diproduksi di China.
Baca Juga
"Tidak benar pabrik tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP atau lithium ferro phosphate untuk mobil listriknya," tegas Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).
Dia menegaskan, baterai mobil listrik berbasis nikel masih digunakan dalam produksi tersebut. Bahkan, itu juga masih digunakan oleh LG di Korea Selatan untuk mobil Tesla yang diproduksi di Shanghai.
Advertisement
Kendati begitu, Menko Luhut mengakui sudah ada yang mengarah untuk menggunakan LFP. Mengingat penelitian yang sudah terus berkembang.
"Memang ada yang mulai LFP karena penelitian mengenai LFP makin berkembang. Ya memang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang oenggunaannya, makanya sebabnya , kita juga harus genjot juga. Tapi dengan tadi yang terukur," jelasnya.
Hilirisasi
Dia pun membandingkan hilirisasi yang dilakukan di Indonesia sudah mulai cukup maju. Artinya, sudah tidak lagi sebatas pada bahan mentah.
"Nah sekarang ini kalau kita lihat hilirisasi kita di katoda dan banyak lagi bagian daripada lithium baterai kita sudah sangat maju yang membuat ekspor kita juga tidak hanya tergantung lagi kepada ekspor raw materialnya itu tadi," ujar Menko Luhut.
Â
Bantah Harga Nikel
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong terkair harga nikel anjlok. Bahkan, dia mengungkapkan data tren harga 10 tahun terakhir.
Menko Luhut menegaskan, untuk mengetahui harga nikel, perlu merujuk pada data yang cukup panjang. Misalnya, tren yang terjadi selama 10 tahun terakhir.
"Anda perlu melihat data panjang, 10 tahun, kan anda pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu kan naik turun, apakah itu batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," ujar Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).
Dia pun membongkar data harga nikel pada kurun waktu tersebut. Dalam catatannya, tidak terjadi perbedaan yang terlalu signifikan dari harga nikel.
"Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu ya di USD 15.000-an, bahkan pada periode 2014-2019, periode hilirissi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel itu hanya USD 12.000," jelasnya.
Â
Advertisement
Harga Nikel
Mengacu pada data tersebut, dia mengaku heran Tom Lembong bisa menyimpulkan harga nikel anjlok. Dia pun menuding Mantan Menteri Perdagangan yang bergabung di tim sukses Anies-Muhaimin itu berbohong.
"Jadi saya tidak mengerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang anda dukung, saya sedih lihat anda disitu," tegasnya.
"Artinya intelektual anda itu menurut saya, saya jadi ragukan. Oke mungkin anda betul seorang intelektual tapi karakter anda itu menurut saya enggak bagus," sambung Menko Luhut.
Â
Dapat Laporan dari Cucu
Pada kesempatan ini, Menko Luhut turut mengatakan cucunya yang tengah menjalani pendidikan di luar negeri pun ikut berkomentar. Dia mengisahkan sang cucu terheran-heran ada yang mengejek pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Wong cucu saya aja komentar yang di Georgetown University waktu anda bicara di Washington DC, dua minggu lalu. 'Bagaimana opung ada seorang mantan menteri yang bicara menjelek2an pemwrintahnya sendiri, dimana pada waktu yang lalu dia bekerja disitu?'," kata Menko Luhut, meniru pertanyaan cucunya.
"'What kind of personality is this, opung?'," imbuhnya.
Advertisement