Sukses

Bantah Hilirisasi Ugal-ugalan, Menko Luhut Undang Cak Imin ke Weda Bay-Morowali

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan proses hilirisasi nikel berjalan di Indonesia. Dia pun mengaku ingin mengajak Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ke kawasan industri nikel.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan proses hilirisasi nikel berjalan di Indonesia. Dia pun mengaku ingin mengajak Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ke kawasan industri nikel.

Dua tempat itu adalah Kawasan Industri Weda Bay dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Menko Luhut ini membuktikan hilirisasi nikel berjalan dan tidak ugal-ugalan.

"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin itu berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali untuk lihat sendiri, seeing is believing," ucap Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).

Dia menyebut klaim Cak Imin soal hilirisasi nikel ugal-ugalan tersebut merupakan suatu pembohongan publik. Dia menilai, Cak Imin tidak memiliki karakter yang baik.

"Daripada anda berbohong kepada publik yang menurut saya itu satu karakter yang gak bagus untuk mencapai suatu posisi, anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," tuturnya.

Dampak Ekonomi

Sejalan dengan hilirisasi tadi, Menko Luhut juga membuka data soal dampak terhadap ekonomi wikayah sekitar. Salah satunya terlihat pada aspek penurunan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah.

"Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan disana 14,7 persen, nah data tahun 2023 itu 12,4 persen. Jadi turun, kemiskinan disana itu, dari 14,7 ke 12,4 persen. Nah itu apa? Ya krena pertumbuhan ekonomi disana," ucapnya.

"Kemudian di Morowali kita lihat 2014 itu 15,8 persen kemiskinan dan 2023 ini kita kihat, 12,3 persen kemiskinan. Jadi terjadi juga cukup perbaikan-perbaikan disana," imbuh Menko Luhut.

 

2 dari 4 halaman

Bangun Politeknik

Lebih lanjut, pada aspek pengembangan daerah, Menko Luhut menuturkan audah ada politeknik berkelas di wilayah tersebut. Tak tanggung-tanggung, pengajar disana pun didatangkan dari universitas ternama Tanah Air.

"Tapi itu saja enggak cukup menurut saya, saya sudah jelaskan bahwa ada sekarang politeknik yang didirikan disitu. Sekali-kali berkunjung deh ke politekniknya. Menurut saya itu bagus dan guru-gurunya juga berkelas, ada yang dari ITB ada yang dari UI yang kita ajak untuk mengajar disana. Dan mereka langsung praktik di industrinya," urainya.

Tak berhenti disitu, pada aspek luas, sejumlah murid politeknik bahkan diajak untuk belajar teknologi hingga ke China. Alhasil, dengan pengetahuan yang cukup itu, bisa ikut terlibat di industri pengolahan nikel di Sulawesi Tengah.

"Dan malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belakjar teknologi ini yang lebih advance lagi. Dan mereka sekarang bekerja ya menjadi bagian dari proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga," katanya.

"Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan, kita kan mana pernah punya politeknik bermutu di luar Jawa. Ayolah tunjukin coba jangan bohong, pergi lihat ke sana," pungkas Menko Luhut.

3 dari 4 halaman

Luhut Ungkit OSS BKPM di Era Tom Lembong: Kami yang Menyelesaikan

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap kinerja dari Tom Lembong dalam kabinet Jokowi. Dia mempertanyakan beberapa program kerjanya. Termasuk diantaranya ketika Tom menjadi Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Menko Luhut menyinggung soal proyek Online Single Submission (OSS) yang tak rampung ditangan Tom Lembong.

"Tapi anda harus refleksi juga, apa sih yang ada lakukan sebagai Menteri Perdagangan? Coba tanya dirimu. Waktu anda BKPM, apa yang anda lakukan coba? Anda kan yang ditugaskan untuk OSS," tanya Menko Luhut.

"Saya ingat betul itu bagaimana anda curhat ke saya, tapi itu kan sampai anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai. Sekarang kami yang menyelesaikan itu. Online single submission (OSS) itu yang sudah digadang-gadang bakal selesai begini begono dan segala macam itu," sambungnya.

Dia pun meminta Tom Lembong tak perlu mengungkit hal-hal yang kurang baik di masa lalu. Lebih lagi, menurutnya, keberhasilan itu bukan sebatas pada satu orang, tapi kerja tim

"Ya saya hanya ingin sampaikan kita sudahlah. Kalau sudah selesai masa kita, sudah. Semua ada waktunya. Tidak perlu kita ceritakan kita yang paling bagus. Karena kita itu terjadi, tidak. Semua itu karena hasil kerja teamwork," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

OSS Sempat Polemik Era Tom Lembong, Bahlil Pamer BKPM Bisa Terbitkan 11.096 NIB per hari

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, menyoroti terkait proyek Online Single Submission (OSS) yang sempat menjadi polemik pada era Kepemimpinan BKPM Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

Pasalnya, Tom Lembong pada saat menjabat sebagai Kepala BKPM periode 2016-2019 menolak penggunaan OSS untuk mempermudah perizinan usaha.

"Nah, pada 2018-2019, ini adalah tahun yang sangat polemik karena pemipin BKPM terdahulu menolak OSS ada di BKPM, makannya sempat di Kemenko, waktu itu trouble, dan banyak pengusaha yang mengeluh terhadap hal ini," kata Bahlil usai konferensi pers realisasi investasi 2023, di Kantor Kementerian Investasi, Rabu (24/1/2024).

Diketahui, OSS merupakan system Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) merupakan Perizinan Berusaha yang diterbitkan Lembaga OSS untuk dan atas nama Menteri, pimpinan lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota kepada pelaku bisnis melalui sistem elektronik yang terintegrasi.

Kemudian, setelah Bahlil Lahadilia menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM, akhirnya sistem kebijakan OSS diambil alih dan dikelola oleh BKPM.

Nomor Induk Berusaha

Alhasil pada 2019, Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diproses dari OSS mencapai 1.927 izin per hari, dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi 4.143 izin per hari, tahun 2021 terdapat 5.932 izin yang terbit. Lalu, tahun 2022 sebanyak 6.785 izin yang terbit, hingga puncaknya pada tahun 2023 Kementerian Investasi berhasil mengeluarkan 11.096 izin per hari.

"Alhamdulillah sekarang OSS sudah bisa mengelurkan NIB per hari 11.096 dan untuk 2023 kita mampu mencetak 4.061.883 NIB," pungkas Bahlil Lahadalia.