Sukses

Menko Luhut Titip Pesan ke Tom Lembong: Jangan Cerita yang Tidak Baik

Menko Luhut menyindir Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong. Luhut meminta pria yang akrab dipanggil Tom Lembong ini untuk mengungkap hal-hal yang baik tentang pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap dampak positif hilirisasi terhadap perekonomian. Mulai dari tingkat inflasi, kinerja ekspor, hingga pertumbuhan ekonomi.

Menko Luhut juga menyindir Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong. Dia meminta Tom untuk mengungkap hal-hal yang baik tentang pemerintah.

"Ini saya titip pada Tom, anda walaupun sudah tidak di government lagi, jangan menceritakan yang tidak baik padahal sebenarnya tidak sepenuhnya benar di luar," ucap Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (25/1/2024).

Menurutnya, salah satu yang bisa diungkap adalah terkait dengan kontribusi hilirisasi pada perekonomian nasional. Misalnya, dampaknya pada inflasi hingga ekspor RI.

"Ceritakanlah apa yang memang bagus, pernah kita inflasi di bawah 3 persen? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang. Apa itu? Ya hilirisasi," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga bisa berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi konsisten dengan rata-rata 5 persen. Padahal kondisi global sedang menghadapi berbagai tantangan pasca covid-19.

"Dan kita masih berupaya untuk di atas 5 persen munkin 6 persen pada tahun depan dan seterusnya sampai 2030," kata Menko Luhut.

"Kita berharap masih trajectory kita bisa tadi, income per kapita kita USD 10 ribu dan kita masih berharap dan yakin untuk bisa besaran GDP kita sebesar USD 3 teiliun atau lebih. Jadi downstreaming kita akan membuat Indonesia lebih bagus," pungkasnya.

 

2 dari 4 halaman

Ajak Cak Imin ke Morowali

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan proses hilirisasi nikel berjalan di Indonesia. Dia pun mengaku ingin mengajak Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ke kawasan industri nikel.

Dua tempat itu adalah Kawasan Industri Weda Bay dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Menko Luhut ini membuktikan hilirisasi nikel berjalan dan tidak ugal-ugalan.

"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin itu berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali untuk lihat sendiri, seeing is believing," ucap Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).

Dia menyebut klaim Cak Imin soal hilirisasi nikel ugal-ugalan tersebut merupakan suatu pembohongan publik. Dia menilai, Cak Imin tidak memiliki karakter yang baik.

"Daripada anda berbohong kepada publik yang menurut saya itu satu karakter yang gak bagus untuk mencapai suatu posisi, anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Buka Data

Sejalan dengan hilirisasi tadi, Menko Luhut juga membuka data soal dampak terhadap ekonomi wikayah sekitar. Salah satunya terlihat pada aspek penurunan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah.

"Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan disana 14,7 persen, nah data tahun 2023 itu 12,4 persen. Jadi turun, kemiskinan disana itu, dari 14,7 ke 12,4 persen. Nah itu apa? Ya krena pertumbuhan ekonomi disana," ucapnya.

"Kemudian di Morowali kita lihat 2014 itu 15,8 persen kemiskinan dan 2023 ini kita kihat, 12,3 persen kemiskinan. Jadi terjadi juga cukup perbaikan-perbaikan disana," imbuh Menko Luhut.

 

4 dari 4 halaman

Bangun Politeknik

Lebih lanjut, pada aspek pengembangan daerah, Menko Luhut menuturkan audah ada politeknik berkelas di wilayah tersebut. Tak tanggung-tanggung, pengajar disana pun didatangkan dari universitas ternama Tanah Air.

"Tapi itu saja enggak cukup menurut saya, saya sudah jelaskan bahwa ada sekarang politeknik yang didirikan disitu. Sekali-kali berkunjung deh ke politekniknya. Menurut saya itu bagus dan guru-gurunya juga berkelas, ada yang dari ITB ada yang dari UI yang kita ajak untuk mengajar disana. Dan mereka langsung praktik di industrinya," urainya.

Tak berhenti disitu, pada aspek luas, sejumlah murid politeknik bahkan diajak untuk belajar teknologi hingga ke China. Alhasil, dengan pengetahuan yang cukup itu, bisa ikut terlibat di industri pengolahan nikel di Sulawesi Tengah.

"Dan malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belakjar teknologi ini yang lebih advance lagi. Dan mereka sekarang bekerja ya menjadi bagian dari proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga," katanya.

"Proses suatu industri itu tidak lepas dari kualitas pendidikan, kita kan mana pernah punya politeknik bermutu di luar Jawa. Ayolah tunjukin coba jangan bohong, pergi lihat ke sana," pungkas Menko Luhut.