Sukses

Otorita IKN Kembangkan Aplikasi IKNOW, Semua Layanan Digital dalam 1 Wadah

Tampilan aplikasi IKNOW versi beta terdiri dari fitur-fitur seperti techno house, kenali IKN, berita, lapor dan aduan, daftar kontak darurat, serta pelayanan kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mendukung layanan terintegrasi bagi masyarakat Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Otorita IKN tengah mengembangkan aplikasi IKNOW. Hal tersebut diungkap oleh Kepala Project Management Officer Smart City Otorita IKN Daniel Oscar Baskoro  dalam  acara Nusantara Fair 2024.

"Dalam tahap perkenalan dan masih dalam pengembangan lebih lanjut," ujar pria yang akrab dipanggil Oscar ini, dikutip dari Antara.

Otorita IKN tengah menghimpun berbagai masukan untuk mengembangkan aplikasi ini. Oleh sebab itu, sejauh ini masih dalam tahap beta. "Masih sangat internal digunakan karena kami masih menghimpun masukan, saran, dan lainnya," katanya.

Menurut dia, ke depan aplikasi ini digunakan untuk aplikasi integrasi layanan IKN.

 

"Kalau kita bicara mengenai smart feature, semua diintegrasikan untuk masyarakat dalam satu aplikasi. Jadi kami juga menerapkan bagaimana sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE) di mana dengan SPBE menjadi efisien," katanya.

Semua layanan digital yang untuk masyarakat, lanjut Oscar, hanya satu dan masyarakat tidak perlu lagi mengunduh banyak aplikasi di handphonenya.

"Masyarakat cukup mengunduh satu aplikasi untuk berbagai macam layanan di IKN seperti terkait dengan gawat darurat, layanan kesehatan, pariwisata, dan sebagainya," katanya.

Tampilan

Tampilan aplikasi IKNOW versi beta terdiri dari fitur-fitur seperti techno house, kenali IKN, berita, lapor dan aduan, daftar kontak darurat, serta pelayanan kesehatan. Di aplikasi ini masyarakat juga bisa memantau progres pembangunan di IKN dari waktu ke waktu.

Berdasarkan Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara yang diterbitkan oleh OIKN, penerapan kota cerdas bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warganya melalui akses yang lebih baik terhadap layanan dan fasilitas, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan aman.

Kemudian meningkatkan kapasitas penguasaan dan pengembangan teknologi, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien dengan mengutamakan kenyamanan dan privasi warga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Kota Usung Konsep Smart City, Tapi Bangunannya Belum Cerdas

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat semakin banyak kota-kota di Indonesia mengusung konsep kota cerdas atau smart city. Namun, ternyata implementasinya tidak melibatkan pembangunan gedung-gedung menjadi gedung cerdas.

Hal ini diungkap Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti. Menurutnya, konsep kota cerdas harus dibarengi dengan pembangunan gedung yang juga cerdas.

Dengan begitu, konsep smart city tadi bisa berjalan sebagai satu ekosistem. Khusus bangunan cerdas sendiri aturannya tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2023 tentang Bangunan Gedung Cerdas.

"Kota-kota sekarang, beberapa kota sudah ada yang cerdas ya. Kota Semarang, Makassar, Bandung dan sebagainya, tapi bangunannya, BGH (Bangunan Gedung Hijau) itu juga belum semuanya bangunan itu hijau, padahal kalau cerdas adalah bangunan yang sudah hijau dan tentunya akan menjadi lebih cerdas lagi," ungkap Diana dalam Sosialisasi Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Diana menjelaskan, dalam membangun kota cerdas, perlu menguatkan ekosistem cerdas didalamnya, termasuk penggunaan teknologi hingga bangunan gedung cerdas. Pada saat yang sama, perlu juga didukung oleh orang-orang yang cerdas.

"Makanya ini gak bisa terpisahkan, ya kota cerdas, tentunya didalamnya ada bangunan cerdas tetapi bangunan cerdas tersebut harus ada lingkungan yang cerdas dan juga people-nya yang cerdas juga," tegasnya.

"Kalau tidak didukung ketiganya itu kita tidak bisa menghasilkan suatu kota bahkan bangunan yang cerdas. Dan bangunan yang cerdas itu, kota cerdas ini tidak hanya ICT-nya saja, ya kan kalau ICT kan tinggal menambahkan tapi bagaimana kita mengatur pencahayaan juga yang harus cerdas kemudian bagaimana air itu kita bisa menggunakan dengan cerdas juga," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Dimulai dari IKN

Pada kesempatan ini, dia mengatakan awal pembangunan kota cerdas secara ekosistem dimulai dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Dimana konsep yang diusung adalah smart city dan forest city. Keduanya menggabungkan bauran teknologi dan ramah lingkungan.

"Kita saat ini diminta untuk melakukan pembangunan di IKN, didalam KPI kita membangun IKN salah satunya adalah isinya nomer 3 itu adalah kita membuat yang berstandar internasional dan disitu juga harus merupakan kota yang smart," ucapnya.

Dia berharap, kedepannya IKN bisa menjadi contoh pembangunan kota cerdas dengan bangunan cerdas bagi kota-kota lainnya.

"Karena tuntutannya memang dari IKN, maka saya yakin bahwa tidak hanya di IKN saja, bahwa bangunan-bangunan tersebut dituntut suatu bangunan yang cerdas," tegas Diana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.