Sukses

Ungkap Kinerja Investasi Era Jokowi, Bahlil Lahadalia Kembali Sentil Tom Lembong

Pada saat masa kepemimpinan Tom Lembong, kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, ditarget investasi Rp 678 triliun pada 2017 dengan realisasi Rp 692 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan data kinerja investasi selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia turut membandingkan kinerja investasi saat ditangani olehnya dan 2 Kepala BKPM sebelumnya.

Hal ini diungkap Bahlil dihadapan para investor saham dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024. Bahlil mencatat mayoritas kinerja investasi Indonesia berada di atas target.

"Karena ini kita bicara tentang di pasar modal, maka ini adalah trennya bapak ibu semua, perbandingan kinerja investasi di luar sektor keuangan dan hulu migas di Indonesia sejak pak Jokowi memimpin negara ini," tutur Bahlil, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2015, dipatok target investasi Rp 519 triliun dengan realisasi Rp 545 triliun. Kemudian, pada 2016 ditarget meraup investasi Rp 594 triliun dengan realisasi Rp 612 triliun. Dia menerangkan ini merupakan kinerja investasi saat Kepala BKPM berada di tangan Franky Sibarani.

Namun, Bahlil melihat ada perubahan realisasi investasi ketika Franky digantikan oleh Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong yang bergeser dari posisi Menteri Perdagangan saat itu.

"Tahun ini (2016) ada alih kepemimpinan di BKPM, dari pak Franky kepada pejabat selanjutnya, temannya pak Lutfi (Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi)," ungkapnya.

Pada saat masa kepemimpinan Tom Lembong, kata Bahlil, pada 2017 ditarget investasi Rp 678 triliun dengan realisasi Rp 692 triliun. Namun, pada 2018 terlihat sedikit turun. Target investasi dipatok Rp 765 triliun dengan realisasi hanya Rp 721,3 triliun.

"Jadi ada sempat target investasi yang tidak tercapai di tahun 2018. Kemudian 2019, kami masuk di bulan Oktober, RPJMN-nya Rp 792 triliun targetnya, kemudian realisasi Rp 809,60 triliun," beber Bahlil.

 

2 dari 3 halaman

Tetap Moncer di Era Pandemi

Lebih lanjut, Bahlil juga memamerkan kinerja investasi selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Dia mencatat realisasi investasi masih tetap positif di masa penuh tantangan tersebut.

"Di era pandemi sekalipun di era pandemi tidak ada target RPJMN yang tidak terpenuhi. Kalau kita lihat di 2020 kita sampai target, 2021 kita naikkan dari target Rp 858 triliun menjadi Rp 900 triliun, kita dapat Rp 901 triliun," jelasnya.

Kemudian, pada 2022 target dalam RPJMN dipatok Rp 968 triliun, namun ditingkatkan menjadi Rp 1.200 triliun untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Tercatat, realisasinya sebesar Rp 1.207 triliun.

"(tahun) 2023 kami alhamdulillah diberikan lagi Rp 1.400 triliun target oleh Pak Jokowi, sekalipun RPJM-nya hanya Rp 1.099 triliun, tapi kami alhamdulillah mencapai Rp 1.418 triliun," jelasnya.

Lagi-lagi, Bahlil menyindir Tom Lembong. Kali ini melalui kiasan dengan membandingkan lulusan perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri.

"Jadi inilah perbedaan antara Kementerian Investasi yang dipimpin oleh alumni perguruan tinggi lokal sama alumni perguruan tinggi luar negeri, terutama Harvard," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Tom Lembong Ajak Adu Data

Sebelumnya, Co-Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong merespons tudingan investasi mangkrak yang ditinggalkannya. Ini menanggapi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut ada sejumlah investasi yang tak tuntas di era Tom Lembong.

Merespons tudingan itu, Tom Lembong membalas santai. Menurutnya, data realisasi investasi merupakan data publik. Dia pun meminta masyarakar bisa membandingkan sendiri.

"Saya kira data-datanya semuanya publik," kata Tom saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Informasi, tudingan Bahlil merujuk pada masa Tom Lembong nenjabat Kepala BKPM. Tom sendiri dilantik pada 20 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019. Itu jadi jabatan keduanya setelah menjadi Menteri Perdagangan di periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tom meminta, data-data publik terkait investasi itu bisa ditelusuri oleh masyarakat. Kemudian, bisa dibandingan dengan realisasinya. Dia pun menyerahkan penilaian akhirnya kepada masyarakat.

"Jadi memang kami mempersilahkan untuk publik aja menganalisa dan membandingkan data-data dan mempersilakan masyarakat yang menilai," tuturnya.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai keterangan dari pemerintah soal pernyataan Tom, dia enggan berbicara lebih banyak. Misalnya terkait respons Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengenai 'contekan' ke Presiden.

 

Video Terkini