Sukses

USD Menguat Lagi Hari Ini, Rupiah Besok Diramal Lemah ke 15.840 per Dolar AS

Rupiah ditutup melemah pada Rabu, 31 Januari 2024. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.760 per dolar AS hingga 15.840 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat pada Rabu, 31 Januari 2024.

"Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu dan investor akan fokus pada petunjuk dari Ketua Fed Jerome Powell mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Maret," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis, dikutip Rabu (31/1/2024).

Alat FedWatch milik CME Group menunjukkan, data ekonomi AS yang solid telah membuat para pedagang mengurangi perkiraan pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan Maret menjadi 42 persen, dari sekitar 89 persen bulan lalu.

 

"Banyak analis memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed akan bertujuan untuk mencegah kesenjangan yang terlalu lebar antara inflasi dan suku bunga The Fed, karena hal ini akan memperketat kondisi keuangan lebih dari yang direncanakan oleh The Fed," kata Ibrahim.

 

"Imbal hasil Treasury turun dan dolar melemah setelah Powell pada bulan Desember mengindikasikan bahwa The Fed beralih ke siklus pelonggaran," lanjutnya.

Selain itu, data pada hari Selasa juga menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS secara tak terduga meningkat pada Desember 2023, tingkat kepercayaan konsumen AS juga ikut meningkat ke level tertinggi dalam 2 tahun pada Januari 2024.

Sementara itu, di Eropa, investor kini memperkirakan penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral Eropa pada bulan April.

Ibrahim juga mengutip pernyataan Ketua ECB, Joshua Mahony yang mengungkapkan bahwa angka pada hari Selasa agak mengurangi tekanan, namun yang disebut sebagai soft landing yang dilakukan oleh Presiden ECB Christine Lagarde agak lebih lunak daripada yang diharapkan banyak orang.

Rupiah Melemah pada Rabu, 31 Januari 2024

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 4 poin dalam perdagangan sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level 15.784 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.770 per dolar AS.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.760 per dolar AS hingga 15.840 per dolar AS," beber Ibrahim.

2 dari 3 halaman

IMF Pertahankan Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen di 2024

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 tetap di angka 5 persen.

Ibrahim menyoroti, proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari IMF diambil berdasarkan asumsi kebijakan fiskal dan moneter RI.

Sebelumnya, IMF telah meramalkan ekonomi RI akan mampu tumbuh seperti yang pemerintahkan harapkan, meski proyeksi ekonomi global dari berbagai lembaga terus dipangkas.

Secara global, IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2,9 persen.

"Banyak negara yang terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan yang semakin cepat di negara-negara besar di Asia Tenggara," Ibrahim mencatat.

Sementara negara mitra dagang Indonesia lainnya, yakni China, masih diproyeksikan akan tumbuh melambat, di mana konsumsi dan investasi yang lebih lemah terus membebani aktivitas, menurut perkiraan IMF.

Sementara itu, di kawasan Uni Eropa, aktivitas diperkirakan akan sedikit pulih setelah tahun 2023 yang penuh tantangan, ketika harga energi yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat membatasi permintaan.

3 dari 3 halaman

Proyeksi IMF Sejalan dengan Target Pemerintah

"Proyeksi dari lembaga internasional ini sejalan dengan target pemerintah yang mematok target pada level yang tidak jauh berbeda. Pemerintah dan para ekonom juga optimistis capaian produk doemstik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 akan mampu di atas 5%. Begitu pula dengan target pemerintah pada 2024 yang mematok target 5,2%," kata Ibrahim.

"Namun, baik IMF, Pemerintah dan para ekonom terus mencermati perkembangan yang terjadi mulai dari tensi geopolitik yang meningkat hingga tekanan fiskal berbagai negara. Untuk itu, tahun ini pemerintah tidak mengubah proyeksi ekonomi 2024 tetap di angka 5,2% sesuai dengan asumsi APBN," tambahnya.