Sukses

Prabowo Sentil Tokoh yang Tak Paham Pentingnya Food Estate, Sindir Siapa?

Prabowo menegaskan, inisiasi lumbung pangan nasional itu sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno. Bahkan, secara konsepnya sudah ada sejak zaman Belanda.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menegaskan proyek lumbung pangan atau Food Estate merupakan keharusan. Dia pun menyinggung pihak-pihak yang menolak pembangunan atau mempertanyakan pentingnya Food Estate.

Prabowo bilang, Food Estate bisa menjadi solusi atas ancaman krisis pangan. Diketahui, proyek ini menyasar sejumlah komoditas pangan andalan agar bisa disuplai dengan jumlah yang besar. Dia membeberkan ada 2 kemungkinan bagi orang yang mempertanyakan Food Estate.

"Food estate adalah keharusan, kalau ada tokoh-tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate, menurut saya, hanya 2 kemungkinan: dia tidak paham atau dia tidak mau paham, dan dua-duanya nya itu tidak baik," ucap Prabowo Subianto dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Kendati bernada sindiran, Prabowo tak mengungkap siapa yang dimaksud tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate. Namun, dalam beberapa kesempatan, proyek lumbung pangan itu disoroti oleh Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Prabowo menegaskan, inisiasi lumbung pangan nasional itu sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno. Bahkan, secara konsepnya sudah ada sejak zaman Belanda.

"Food Estate sudah pemikiran strategis dari Bung Karno dan bahkan sebelum ya dari Belanda, sudah ada rencana-rencana yang lama kita tinggal buka. Tapi intinya adalah masa depan kita juga sangat cerah," urainya.

Menurutnya, Food Estate juga bisa menjadi jawaban atas masalah krisis kekurangan air sebagai lanjutan dari badai kering El Nino. Salah satunya, mengubah lahan rawa menjadi sawah.

"Saudara-saudara, kita punya rawa 22 juta hektar, rawa, ternyata rawa itu ada 2 macam para ahli mengatakan, istilah ilmiahnya saya kurang menguasai, tapi intinya dari 22 juta, 11 juta rawa itu yang bisa diubah menjadi sawah, menjadi lumbung padi, menjadi Food Estate," kata dia.

 

2 dari 3 halaman

Keuntungan

Lebih lanjut, dia bicara juga mengenai penanganan masalah krisis air tadi. Menurutnya, kondisi Indonesia dengan lahan rawa yang banyak tidak terdampak oleh isu krisis air.

Prabowo menilai, dari segi biaya pun akan menjadi lebih murah ketimbang membangun lumbung pangan pada tanah kering.

"Masalah air tidak akan hilang-hilang, tidak akan menjadi masalah dan cost of the capex will be lower (dibandingkan) kalau kita bikin sawah Food Estate di daerah tanah biasa, ini yang sudah dilaksanakan," ungkapnya.

"Jadi kalau tidak salah di kalsel sudah ada 50 ribu hektar di rawa, ini padi daerah rawa, (lahan yang biasanya) musim hujan banjir, musim kemarau kebakaran, berubah menjadi sawah produktif air-nya bisa (dimanfaatkan) budidaya itik menghasilkan telur, protein. Jadi ini sudah dilaksanakan, tinggal kita replikasi," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Food Estate Gunung Mas

Sebelumnya, Food Estate Gunung Mas telah berhasil mencapai panen jagung pada Januari 2024. Tak cuma jagung, Food Estate Gunung Mas rencananya juga akan ditanami singkong.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, tanaman jagung yang telah mampu berproduksi ini, akan diikuti dengan panen singkong dalam beberapa waktu kedepan. Pada kunjungan awal ke lokasi food estate Gunung Mas, Mentan telah meminta para ahli pertanian di Kementan untuk melakukan analisa lapangan dan memastikan teknologi pertanian yang tepat.

“Kita punya ahli pertanian banyak, mereka tidak perlu diragukan kemampuannya. Saya yakin panen jagung akan dilanjutkan panen singkong. Saya sudah melihat progresnya cukup baik. Kita butuh waktu agar optimal nanti hasilnya,” kata dia dikutip Sabtu (27/1/2024).

Menurut dia, keberhasilan panen jagung di food estate Gunung Mas menjadi bukti teknologi pertanian Indonesia sudah mampu bertransformasi pada sistem pertanian modern.

“Disaat banyak orang meragukan dan mencibir apa yang telah kita kerjakan selama ini, kami tetap bekerja keras mempersiapkan teknologi yang tepat dan pas agar lahan food estate mampu kita optimalkan,” tegas Mentan Amran.