Sukses

Hakim Batalkan Paket Kompensasi CEO Tesla Elon Musk Setara Rp 882,79 Triliun

Hakim Kathaleen McCormick menuturkan, paket pembayaran gaji yang diberikan Tesla kepada Elon Musk pada 2018 adalah rencana kompensasi terbesar dalam sejarah perusahaan publik.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang hakim di Delaware pada Selasa, 30 Januari 2024 membatalkan paket kompensasi gaji CEO Tesla Elon Musk senilai USD 56 miliar atau sekitar Rp 882,79 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.764).

Hakim di Delaware memutuskan, dewan direksi perusahaan gagal membuktikan "rencana kompensasi itu adil” atau menunjukkan banyak bukti mereka telah bernegosiasi dengannya.

Dikutip dari CNBC, Rabu (31/1/2024), harga saham Tesla turun sekitar 3 persen seiring berita keputusan gugatan yang diajukan oleh pemegang saham Tesla Richard Tornetta.

Hakim Kathaleen McCormick menuturkan, kepada para pihak dalam gugatan tersebut untuk berunding tentang apa yang akan menjadi perintah akhir yang mengarahkan Elon Musk untuk mengembalikan kompensasi yang telah dia terima berdasarkan rencana itu.

Elon Musk dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Mahkamah Agung Delaware.

Dalam keputusan setebal 200 halaman, McCormick menuturkan, paket pembayaran gaji yang diberikan Tesla kepada Elon Musk pada 2018 adalah rencana kompensasi terbesar dalam sejarah perusahaan publik. Paket kompensasi itu menjadikan Elon Musk menjadi centi-miliarder dan orang terkaya di dunia.

Rencana tersebut telah menawarkan Elon Musk kesempatan untuk mengamankan 12 tahap opsi saam yang akan diberikan jika kapitalisasi perusahaan meningkat sebesar USD 50 miliar dan Tesla meraih target pendapatan.

"Apakah orang terkaya di dunia dibayar lebih? Penggugat pemegang saham dalam gugatan derivative ini mengatakan demikian. Ia klaim direktur Tesla Inc melanggar kewajiban fidusia dengan memberikan rencana kompensasi ekuitas berbasis kinerja kepada Elon Musk,” ujar McCormick.

"Dalam analisis terakhir, Elon Musk meluncurkan proses mengemudi mandiri, mengkalibrasi ulang kecepatan dan arah sesuai keinginannya. Prosesnya hasilkan harga yang tidak adil. Dan melalui litigasi ini, penggugat meminta penarikan kembali,” tulis hakim.

McCormick memutuskan Tornetta telah membuktikan Elon Musk "mengendalikan Tesla” dan proses yang mengarah pada persetujuan dewan atas kompensasinya "sangat cacat”.

2 dari 5 halaman

Respons Elon Musk

Ia menyebutkan, Elon Musk memiliki “hubungan yang luas” dengan orang-orang yang menegosiasikan paket Tesla untuk paket itu termasuk anggota manajemen yang terikat pada Elon Musk di antaranya penasihat umum Todd Maron, mantan pengacara perceraiannya.

"Tidak ada bukti yang lebih besar mengenai status Elon Musk sebagai pengontrol khusus transaksi selain sikap dewan terhadap Elon Musk selama proses yang hasilkan hibah,” ujar McCornick.

Ia menuturkan, sederhananya baik komite kompensasi maupun dewan tidak bertindak demi kepentingan terbaik perusahaan saat menegosiasikan rencana kompensasi Elon Musk. “Faktanya hampir tidak ada bukti negosiasi sama sekali,” kata dia.

“Daripada bernegosiasi melawan Elon Musk dengan pola pikir pihak ketiga, komite kompensasi bekerja bersamanya, hampir seperti badan penasihat,” ia menambahkan.

Elon Musk tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, dalam unggahan di platform X dahulu bernama Twitter, Elon Musk menulis  jangan pernah memasukkan perusahaan Anda ke negara bagian Delaware.

Pada unggahan berikutnya, ia memulai jajak pendapat dengan pertanyaan, “Haruskah Tesla mengubah status pendiriannya menjadi Texas, rumah dari kantor pusat fisiknya?,”  tulis dia.

Dalam sebuah pernyataan, Pengacara Tornetta, Greg Varallo mengapresiasi keputusan pengadilan.

“Kami sangat berterimah kasih atas keputusan pengadilan yang menyeluruh dan sangat beralasan dalam menolak paket gaji dewan Tesla yang sangat besar untuk Musk,” ujar dia.

“Kerja keras pengadilan akan memberikan manfaat langsung bagi investor Tesla, yang akan melihat dilusi dari paket gaji besar ini terhapuskan,” Varallo menambahkan.

 

3 dari 5 halaman

Incar 25% Saham Tesla

Adapun keputusan McCormick didasarkan pada temuan Elon Musk, bukan dewan direksi dan pemegang sahamnya yang mengendalikan Tesla, setidaknya ketika menyangkut pertanyaan mengenai penetapan kompensasinya.

"Selain 21,9 persen sahamnya, Elon Musk adalah CEO superstar yang paradigmatic, yang memegang beberapa posisi perusahaan paling berpengaruh (CEO, chairman dan pendiri), menikmati hubungan erat dengan direktur yang ditugaskan untuk bernegosiasi atas nama Tesla dan mendominasi proses yang hasilkan persetujuan dewan atas rencana kompensasinya,” tulis Hakim tersebut.

Sementara itu, pengacara Elon Musk dan Tesla menuturkan, keputusan pengadilan tidak dapat membuktikan suara pemegang saham telah diinformasikan sepenuhnya karena pernyataan proksi secara tidak akurat menggambarkan direktur utama sebagai independent dan menyesatkan menghilangkan rincian proses.

Awal bulan ini, Elon Musk mengincar 25 persen kendali suara atas Tesla. Saat ini, Elon Musk memiliki sekitar 13 persen saham perusahaan secara langsung.

"Saya merasa tidak nyaman mengembangkan Tesla menjadi pemimpin dalam AI dan robotika tanpa memiliki 25 persen kendali suara. Cukup berpengaruh, tapi tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak bisa digulingkan,” tulis dia dalam platform X.

 

4 dari 5 halaman

Valuasi Platform X Kini Hanya Rp 301 Triliun, Susut 50% dari Pembelian Elon Musk

Sebelumnya diberitakan, platform media sosial X, dahulu bernama Twitter milik Elon Musk kini hanya mencatatkan valuasi USD 19 miliar atau Rp 301,42 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.864). Valuasi ini kurang dari seengah apa yang telah dibayarkan Elon Musk saat membeli perusahaan media sosial itu, demikian menurut laporan terbaru.

Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (31/10/2023), Elon Musk membeli Twitter dengan harga USD 44 miliar atau sekitar Rp 698,01 triliun. Nilai itu setara USD 54,20 per saham.

Pembelian Twitter oleh Elon Musk selesai setelah perselisihan hukum selama berbulan-bulan dengan perusahaan itu.

Valuasi internal baru itu kini menemukan ada penurunan valuasi perusahaan sebesar 56 persen selama 12 bulan terakhir, berdasarkan dokumen internal.

Hibah saham yang diberikan kepada karyawan menunjukkan platform X sekarang memiliki valuasi sekitar USD 19 miliar, demikian berdasarkan laporan Fortune pada Senin, 30 Oktober 2023.

Elon Musk sebelumnya mengatakan tela membayar lebih untuk platform media sosial yang disebut sebagai “start-up yang terbalik”.

Pada Maret 2023, ia menuturkan, kepada karyawannya melalui email kalau akan menerima penghargaan dalam bentuk saham berdasarkan valuasi perusahaan sebesar USD 20 miliar.

Valuasi perusahaan yang dulu bernama Twitter turun terjadi karena beberapa pengiklan terkenal telah menarik diri setelah pengambilalihan perusahaan yang kontroversial.

 

 

5 dari 5 halaman

Twitter Ganti Nama Jadi X

Selain itu, kepemimpinan Elon Musk di platform tersebut telah dirusak dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, kekacauan peluncuran sejumlah fitur baru termasuk verifikasi dan pemulihan akun terkenal yang sebelumnya ditangguhkan.

Perusahaan ini juga berganti nama menjadi X bersama dengan logo baru untuk menggantikan ikon burung yang telah ada sejak platform tersebut dibuat.

Ada juga kekhawatiran yang meningkat seputar pendekatan moderasi konten X. Uni Eropa baru-baru ini membuka penyelidikan terhadap perusahaan tersebut karena informasi yang salah terkait konflik Israel-Hamas mulai menyebar di platform itu.

Pada Juli, Elon Musk menyampaikan  X masih memiliki arus kas negatif dengan penurunan pendapatan iklan sebesar 50 persen ditambah beban utang besar.

Bank-bank yang terlibat dalam pembiayaan kesepakatan untuk membeli Twitter juga dilaporkan berjuang memitigasi dampak penurunan nilai platform terhadap neraca keuangannya.

Namun, bos Tesla dan SpaceX tetap optimistis tentang masa depan platform tersebut. Elon Musk klaim kalau melihat jalan yang jelas untuk menuju valuasi USD 250 miliar untuk perusahaan itu.

 

 

Video Terkini