Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat , nilai tukar petani (NTP) nasional pada Januari 2024 sebesar 118,27, atau naik 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya di tengah tren kenaikan harga beras. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,69 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,26 persen.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Baca Juga
"NTP nasional Januari 2024 sebesar 118,27 atau naik 0,43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Amalia mencatat, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.295 per kilogram (kg) atau naik 2,97 persen selama Januari 2024. Sementara di tingkat penggilingan GKP dipatok Rp7.069 per kg atau naik 2,75 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Advertisement
Adapun, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mencapai Rp8.095 per kg atau naik 4,58 persen. Sementara di tingkat penggilingan GKG mencapai Rp8.207 per kg atau naik 4,70 persen.Â
Rata-Rata Harga Beras
Untuk rata-rata harga beras kualitas premium pada Januari 2024 di penggilingan sebesar Rp13.663 per kg. Angka ini naik sebesar 2,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.187 per kg atau naik sebesar 0,89 persen. Sementara rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp13.057 per kg atau turun sebesar 4,20 persen.
"Dibandingkan dengan Januari 2023, rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2024 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 20,43 persen, 22,08 persen, dan 27,66 persen," ujarnya.
Â
Â
Penyebab Harga Beras Mahal
Amalia menyebut, mahalnya harga beras di pasaran akibat beberapa negara penghasil masih menahan ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, terjadi kelangsungan pasokan beras di pasar internasional.
"Bapak dan Ibu, harga beras yang tinggi karena memang pertama kembali lagi ini dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan demand (permintaan). Karena beberapa negara menahan dari ekspor berasnya," ujar Amalia.
Selain itu, tren kenaikan harga beras juga terjadi akibat produksi yang lebih rendah dibandingkan sejumlah sentra wilayah. Ini disebabkan oleh faktor cuaca akibat El-Nino berkepanjangan.
"Sementara itu kalau di dalam negeri juga panen beras yang relatif lebih rendah dikarenakan faktor cuaca El Nino," pungkas Amalia.Â
Advertisement
Harga Beras di Wonogiri Masih Mahal, Jokowi Perintahkan Bulog Turun Tangan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada pekan ini. Dalam kunjungan ini Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.Â
Pada Kamis ini, Jokowi dan Iriana meninjau langsung ketersediaan dan harga sejumlah bahan pokok di Pasar Kota Wonogiri, Jawa Tengah. Menurutnya harga sejumlah bahan pokok di Pasar Wonogiri masih dalam kondisi yang baik.
"Ya harga-harga baik. Saya lihat tadi bawang merah harga bagus Rp 25 (ribu), kemudian cabai-nya Rp 35 (ribu) dulu kan sampai Rp 100 (ribu) sekarang sudah Rp 35 (ribu), kemudian yang agak naik memang beras," ujar dia dikutip dari Antara, Kamis (1/2/2024).
Terkait harga beras yang masih tinggi, Presiden mengatakan telah menginstruksikan ke Bulog untuk menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Kota Wonogiri.
Sedangkan terkait stok, dia menyebut bahwa ketersediaan beras masih dalam kondisi aman. "Stok beras tidak ada masalah, hanya perlu intervensi untuk harga," ujar Presiden.
Â
Bantuan Modal Kerja
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga memberikan bantuan modal kerja kepada sejumlah pedagang. Lasiyem, salah seorang pedagang ayam, bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan.
"Dikasih uang bantuan ini untuk modal. Senang alhamdulillah matur nuwun, terima kasih," ucapnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Sri Lanjari, pedagang kerupuk yang telah berjualan selama 17 tahun. Ia mengaku akan memanfaatkan bantuan yang diterimanya untuk tambahan modal usaha.
"Terima kasih Bapak Jokowi. Senang banget. Buat tambahan modal. Terharu, pokoknya terima kasih, sehat selalu Bapak Jokowi," kata dia.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan ini adalah Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dan Bupati Wonogiri Joko Sutopo.
Advertisement