Sukses

Pembangunan Smelter Freeport Gresik Capai 90,6%, Mei 2024 Siap Operasi

Pembangunan Smelter Freeport Gresik menghabiskan dana senilai Rp 465 triliun tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 1,7 juta ton anoda ataupun katoda tembaga per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia terus percepatan hilirisasi sektor pertambangan. Salah satunya lewat pembangunan smelter atau pabrik peleburan yang dilakukan anggota.

Smelter sangat vital dalam proses hilirisasi sektor pertambangan. Lewat pembangunan smelter maka nilai tambah dari sektor industri pertambangan mineral akan terus meningkat dan memberikan banyak manfaat.

Salah satu pembangunan smelter yang akan selesai dalam waktu dekat adalah smelter bijih tembaga di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. Pabrik peleburan tersebut digarap oleh PT Smelting, anak perusahaan anggota Grup MIND ID, PT Freeport Indonesia (PTFI).

Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan, pembangunan smelter bijih tembaga tersebut sudah mencapai 90,6 persen dan rencananya pada akhir Mei 2024 mendatang sudah mulai beroperasi.

“Artinya, produksi tembaga sudah bisa dilakukan pada Agustus 2024, karena kan butuh persiapan ketika mulai beroperasi itu dipanaskan dulu semuanya dengan lama waktu sekitar 6 sampai 10 minggu, nah baru bisa concentrate feeding,” kata Heri.

Heri mengatakan PT Smelter akan memastikan bahwa sebelum mulai beroperasi, pabrik peleburan tembaga tersebut dipastikan sudah layak baik dari segi infrastruktur juga kesiapan alat-alat produksi agar tidak terjadi kendala di kemudian hari seperti kebocoran dan yang lainnya.

 

2 dari 2 halaman

Habiskan Rp 465 Triliun

Pembangunan smelter yang menghabiskan dana senilai Rp 465 triliun tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 1,7 juta ton anoda ataupun katoda tembaga per tahun. Menurut Heri berdasarkan perhitungan angka tersebut, dalam setahun PT Smelting bisa memproduksi sampai 3 juta ton per tahun.

“Tentunya ini memberikan nilai tambah bagi Indonesia, ke depan akan banyak bermunculan industri turunan tembaga di Tanah Air berkat kehadiran smelter Manyar, misalnya copper foil dan industri-industri turunan dari tembaga lainnya,” ucapnya.

Hilirisasi sumber daya alam menjadi salah satu strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Pasalnya, lanjut Heri, dengan adanya hilirisasi maka akan menyumbang ketersediaan lapangan pekerjaan dan menciptakan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

“Hilirisasi menjadi salah satu mandat yang diberikan pemerintah kepada MIND ID, sehingga kami harus betul-betul menjalankan hilirisasi di sektor industri mineral agar memberikan nilai lebih bagi Indonesia,” ujarnya.