Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun sekitar 2% pada perdagangan Jumat sehingga membukukan pelemahan mingguan. Ada sejumlah pemicu penurunan harga minyak dunia ini.
Pendorong utama penurunan harga minyak dunia adalah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang baru saja dirilis sehingga mengecilkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) dalam waktu dekat ini.
Baca Juga
Pendorong kedua adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi di China yang diperkirakan akan mengurangi permintaan minyak mentah. Sedangkan pendorong ketiga pelemahan harga minyak mentah adalah meredanya ketegangan di Timur Tengah.
Advertisement
Mengutip CNBC, Sabtu (3/2/2024), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup pada USD 77,33 per barel, turun USD 1,37 atau 1,7%. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS dipatok pada USD 72,28 per barel, turun USD 1,54 atau 2%.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia ini kehilangan sekitar 7% pada minggu ini.
Tingkat suku bunga yang tinggi, yang cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, di negara-negara besar seperti AS dan zona euro tampaknya akan bertahan dalam jangka pendek.
Data pada hari Jumat menunjukkan pengusaha AS menambah lebih banyak lapangan pekerjaan pada bulan Januari dibandingkan perkiraan, sehingga mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve dalam jangka pendek. Akibatnya, dolar AS melonjak terhadap semua mata uang utama.
“Harga-harga bergerak sedikit berubah sebelum laporan ini diterbitkan, namun penurunan besar dalam penciptaan lapangan kerja mendorong kemungkinan penurunan suku bunga,” kata analis Kpler, Matt Smith.
Analis Mizuho Bob Yawger menambahkan, hal yang juga menyebabkan harga minyak tetap rendah adalah pemadaman listrik di kilang minyak BP yang berkapasitas 435.000 barel per hari di Whiting, Indiana.
Listrik di kilang telah pulih pada Jumat tengah hari, tetapi sumber mengatakan BP belum menetapkan tanggal untuk memulai kembali pabrik tersebut.
Ekonomi China
Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan jumlah rig minyak AS, yang merupakan indikator awal pasokan di masa depan, tetap stabil di angka 499 pada minggu ini.
Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menyebutkan ada kenaikan posisi gabungan minyak berjangka dan opsi di New York dan London sebanyak 18.082 kontrak menjadi 117.226 kontrak dalam sepekan hingga 30 Januari.
Di seberang Atlantik, pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa juga menyatakan masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga di zona euro.
Kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi China masih terus berlanjut, dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 4,6% pada 2024 dan terus menurun dalam jangka menengah menjadi sekitar 3,5% pada 2028.
Advertisement
Kondisi Timur Tengah
Penurunan harga minyak dunia sudah terjadi setelah laporan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Gencatan senjata ini menyebabkan harga turun lebih dari 2% pada hari Kamis.
Para mediator sedang menunggu tanggapan dari Hamas terhadap proposal yang disusun pekan lalu dengan kepala mata-mata Israel dan AS dan disahkan oleh Mesir dan Qatar untuk perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut.
Penghentian sementara ini dapat mengurangi risiko politik yang membayangi jalur pelayaran Teluk dan Laut Merah, yang merupakan kunci bagi aliran energi global.