Liputan6.com, Jakarta Di tengah perubahan iklim yang semakin memburuk, setiap pihak perlu memahami peran dalam mengurangi emisi karbon. Pasalnya, emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil menjadi penyebab utama perubahan iklim yang terjadi.
Berkaitan dengan itu, Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon. Bahkan, komitmen tersebut tercermin dari pengurangan emisi karbon yang berhasil dilakukan Pertamina Patra Niaga lebih dari 1,58 juta ton CO2eq.
Baca Juga
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, walau perseroan merupakan perusahaan energi yang saat inimasih dominan menyediakan energi fosil, pihaknya memiliki komitmen untuk berkontribusi terhadap penurunan emisi lewat berbagai cara.
Advertisement
"Untuk masyarakat dan industri kami telah menyediakan bahan bakar lebih ramah lingkungan, lalu kami juga hadir sebagai partner dekarbonisasi untuk mitra bisnis, lalu ada juga upaya mandiri dari lini operasional kami,” katanya.
Sebagai informasi, keberhasilan penurunan emisi terbesar itu bersumber dari pemanfaatan bahan bakar nabati atau biofuel, terutama penyaluran Biosolar B35 yang berkontribusi mengurangi emisi mencapai 1,57 juta ton CO2eq.
Pemanfaatan Biofuel
Sekitar 5.800 ton CO2eq lainnya bersumber dari penggunaan PLTS pada lokasi kerja dan gedung perkantoran, PLTS di SPBU Green Energy Station (GES), penurunan emisi dari penukaran baterai motor listrik atau Battery Swapping Station, dan program efisiensi, seperti efisiensi energi, efisiensi air, dan program reduksi emisi lainnya.
Riva pun menyebut bahwa biofuel bermanfaat untuk mengurangi emisi yang terjadi. Dirinya pun menegaskan, ke depan Pertamina Patra Niaga akan aktif melanjutkan dan mengembangkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
"Dengan hasil pengurangan emisi yang signifikan, pemanfaatan biofuel menjadi salah satu langkah besar dalam mengurangi emisi yang akan dilanjutkan dan diperluas di tahun 2024," sebutnya.
"Di tahun ini, harapannya selain Biosolar B35, Pertamax Green 95 juga akan mengurangi emisi cukup besar," tegas Riva.
Selain biofuel, Pertamina Patra Niaga juga terus mendorong distribusi bahan bakar rendah sulfur, misalnya penggunaan Pertamax Turbo dan Perta Dex yang kandungan sulfurnya sudah di bawah 50 ppm, setara EURO4.
"Lalu untuk mitra industri, Pertamina Patra Niaga menyalurkan Very Low Sulfur Fuel Oil (VLSFO) yang memiliki kandungan sulfur maksimum 0,5% yang sudah sesuai standar untuk pelayaran internasional," ujar Riva.
"Ini adalah cara kami menjadi solusi sekaligus mitra dekarbonisasi serta pengurangan emisi karbon dalam sektor energi," jelasnya.
(*)
Advertisement