Sukses

Persaingan Makin Ketat, Industri Consumer Goods Mampu Tumbuh Kinclong

Konsumsi rumah tangga yang terjaga menjadi salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan bisnis di industri Consumer Goods.

Liputan6.com, Jakarta Industri Consumer Goods masih tumbuh positif di 2023. Hal ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang masih terjaga. Salah satunya dialami PT Unilever Indonesia Tbk yang meraup laba bersih sebesar Rp4,8 triliun, dengan laba sebelum pajak (PBT) meningkat sebesar 16,1 persen pada akhir 2023.

Unilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.



Namun, pada November dan Desember 2023 dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik tahun tutup buku Unilever Indonesia di 2023 menjadi minus 5,2 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar domestik, Unilever Indonesia masih memiliki potensi untuk pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh konsumsi domestik yang tetap stabil.

Nafan menyoroti bahwa konsumsi rumah tangga yang terjaga menjadi salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan bisnis Unilever.

Namun, dia juga menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi perusahaan tidak bisa diabaikan, terutama dengan munculnya berbagai produk dari pesaing yang semakin beragam.

"Dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat, inovasi produk menjadi kunci untuk pertumbuhan yang berkelanjutan bagi Unilever Indonesia. Mereka perlu memperkuat efisiensi bisnis dan terus mengembangkan produk yang dapat menjangkau semua level konsumen," ujar Nafan.

Unilever Indonesia Cetak Laba Rp 4,8 Triliun pada 2023

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja keuangan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, Unilever Indonesia mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun, angka ini turun 6,36 persen dibandingkan penjualan bersih pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 41,22 triliun. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun.

Laba itu juga mengalami penurunan 10,45 persen dari laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp 5,36 triliun. Sementara terjadi peningkatan gross margin sebesar 346 bps dibandingkan 2022.

Presiden Direktur Terpilih PT Unilever Indonesia Tbk, Benjie Yap mengatakan, komitmen perseroan untuk memperkuat fundamental bisnis tetap menjadi prioritas utama sepanjang 2023.

 

 

2 dari 3 halaman

Kenaikan Penjualan

Pada kuartal III 2023, bisnis perseroan mulai tumbuh dengan mencatatkan kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3 persen, didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3 persen.

"Meski momentum positif ini terus berlanjut hingga Oktober 2023, pada November dan Desember dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik tahun tutup buku kami di 2023 menjadi -5,2 persen," kata Benjie dalam Paparan Kinerja Keuangan Perusahaan Tahun 2023 PT Unilever Indonesia Tbk, Rabu (7/2/2024).

Dalam dua bulan terakhir pada kuartal IV 2023, Perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik. Meskipun tantangan ini berdampak pada bisnis dan operasional, tetapi perseroan berhasil mengatasi situasi tersebut dan saat ini mulai melihat perkembangan yang menggembirakan.

"Upaya konsisten kami untuk menavigasi krisis ini telah mulai menunjukkan kemajuan pada Januari 2024. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami," imbuh Benjie.

3 dari 3 halaman

Unilever Indonesia Resmi Angkat Benjie Yap Jadi Presiden Direktur

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, 19 Desember 2023. Rapat tersebut menyetujui pengangkatan Benjie Yap sebagai Presiden Direktur Perseroan efektif mulai Januari 2024.

Direktur dan Sekretaris Perseroan Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengatakan, perubahan kepemimpinan dan kerangka baru organisasi Unilever Compass membawa Unilever Indonesia memasuki babak baru untuk terus memaksimalkan potensi pertumbuhan berkelanjutan. 

"Rapat hari ini secara resmi menyetujui Benjie Yap sebagai Presiden Direktur Perseroan. Dengan beragam keahlian dari posisi-posisi sebelumnya di Unilever yang mencakup Research & Development, Strategi, Supply Chain, Marketing dan Brand Management, serta Customer Development, Benjie Yap telah mencatat capaian yang mengesankan, termasuk pada saat duduk sebagai CEO Unilever Filipina. Kami yakin beliau akan membawa keahlian dan kontribusi berharga bagi Perseroan dan industri,” kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (19/12/2023).

Benjie menggantikan Ira Noviarti yang menjabat sebagai Presiden Direktur sejak 2020. Ira berhasil memimpin Perseroan di tengah pandemi global Covid-19 pada 2020-2021, membawa Perseroan berada pada posisi yang lebih kuat. 

“Perseroan mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya atas kepemimpinan Ira Noviarti yang tangguh dan berdedikasi tinggi kepada Unilever Indonesia. Sebagai Presiden Direktur, Ira telah berhasil memperkuat fundamental bisnis Perseroan secara signifikan – memastikan bahwa Unilever Indonesia kini berada dalam posisi yang jauh lebih kuat untuk terus mewujudkan tujuan dan potensi bisnis jangka panjang,” tambah Nurdiana.