Sukses

Pengembang Ini Gelontorkan Rp 70 Miliar Bantu Atasi Banjir Kemang dan Bangun Kampung Akuarium

Bisnis Lippo Karawaci memprioritaskan penciptaan nilai yang berkelanjutan akan menjadi fondasi terbaik untuk menghadapi periode ketidakstabilan dan ketidakpastian.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk melayani pelanggan dan masyarakat luas, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), tetap berkomitmen mengembangkan infrastruktur di kawasan yang dikelolanya.

Sebagai pengembang real estat dan pengelola kawasan, Lippo Karawaci berupaya untuk memberikan infrastruktur umum dan layanan berkualitas untuk melayani masyarakat luas, tidak terbatas hanya untuk pelanggan.

Group CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, bisnis Lippo Karawaci memprioritaskan penciptaan nilai yang berkelanjutan akan menjadi fondasi terbaik untuk menghadapi periode ketidakstabilan dan ketidakpastian.

"Di Lippo Karawaci, keberlanjutan menjadi inti dari misi dan proposisi nilai perusahaan. Hal tersebut juga merupakan aspek penting dalam perjalanan transformasi perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan bisnis dan meraih peluang baru," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (9/2/2024).

Untuk meningkatkan kualitas hidup warga yang tinggal dan bekerja di kawasan dan wilayah pengembangan, Lippo Karawaci secara rutin menjaga dan memperbaiki infrastruktur umum seperti saluran pembuangan, jalan, trotoar, hingga ruang hijau terbuka. Termasuk menyediakan berbagai layanan termasuk keamanan, pembersihan, lanskap, dan pengelolaan limbah.

Pada 2022 misalnya, Lippo Karawaci menghabiskan lebih dari Rp 220 miliar untuk infrastruktur dan layanan umum guna menyediakan lingkungan hidup yang indah, terawat, dan aman bagi semua pihak.

Pengeluaran infrastruktur pembangunan terintegrasi tersebut mencakup wilayah Jabodetabek sebesar Rp 94 miliar, kawasan Lippo Village Rp 98 miliar, kawasan Lippo Cikarang Rp 31 miliar, dan kawasan Tanjung Bunga Rp 6 miliar.

Di luar bisnis real estat, Lippo Karawaci juga bekerja sama dengan Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan umum. Misalnya, Lippo Karawaci mendukung perbaikan infrastruktur Kali Krukut untuk mengatasi banjir di Kemang, Jakarta Selatan, dan membiayai pembangunan Kampung Akuarium di Jakarta Utara untuk menyediakan perumahan bagi kelompok rentan.

Lippo Karawaci telah memberikan kontribusi lebih dari Rp 70 miliar untuk proyek-proyek infrastruktur tersebut.

2 dari 3 halaman

Strategi Lippo Karawaci Terapkan Konsep Eco-Living

Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), berkomitmen mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kawasan properti perseroan.

Group CEO Lippo Karawaci John Riady menyampaikan, perusahaan mendukung keanekaragaman hayati dengan mengintegrasikan konsep “eco-living” ke kawasan perseroan.

 "Lippo Karawaci juga berusaha menciptakan keseimbangan yang harmonis antara ruang terbuka hijau dan pemandangan alam yang asri, sehingga memungkinkan penghuni dan masyarakat umum untuk menikmati lingkungan hidup yang indah dan sehat," kata dia, Kamis (18/1/2024). 

Salah satu bidang yang menjadi fokus utama Lippo Karawaci adalah peremajaan ruang terbuka hijau. Upaya tersebut termasuk mengubah bidang tanah kosong menjadi taman umum serta pemeliharaan rutin dan penataan ruang.

Upaya ini berfungsi memperindah kawasan sekitar, membuat kota lebih sejuk, dan meningkatkan kualitas udara.

Selama bertahun-tahun, Lippo Karawaci telah menanam lebih dari 160 ribu pohon di tiga kawasan, yaitu di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan di Tanjung Bunga. Pada tahun 2022, Lippo Karawaci juga membuka lebih dari 12.400 m2 ruang terbuka hijau baru dan mengembangkan 39 taman.

3 dari 3 halaman

Fasilitas Pembibitan

Fasilitas pembibitan tanaman di Lippo Village sendiri merupakan rumah bagi sekitar 20 ribu tanaman dari 101 spesies tanaman berbeda yang digunakan dalam lanskap wilayah GrupLippo Karawaci.

Pada tahun 2022, Grup Lippo Karawaci menghabiskan total Rp 17 miliar untuk kegiatan tata ruang guna memelihara keasrian kawasan.  

Pada tahun 2022, Lippo Karawaci juga memulai Program Relokasi Pohon untuk memindahkan sementara pohon yang ada di area pengembangan ke fasilitas pembibitan tanaman, untuk terus dirawat sebelum menanamnya kembali setelah pekerjaan pembangunan selesai.

Di tahap percontohan program ini, Lippo Karawaci berhasil merelokasi sekitar 200 pohon dan akan meneruskan relokasi pohon saat diperlukan.