Sukses

Mau Buka Keran Ekspor, KKP Godok Harga Acuan Benih Lobster

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menggodok besaran harga terendah untuk benih bening lobster (BBL) atau benur.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menggodok besaran harga terendah untuk benih bening lobster (BBL) atau benur. Saat ini, harga sementara dalam draf aturan tercantum sebesar Rp 8.500 per ekor benih lobster.

Harga patokan ini juga diketahui seiring dengan rencana dibukanya keran ekspor benih lobster dalam waktu dekat. Upaya penentuan harga terendah benih lobster ini disebut untuk menjaga pemasukan nelayan.

Kepala Biro Hukum Kementerian Kelautan dan Perikanan Effin Martiana menjelaskan, Keputusan Menteri mengenai harga patokan terendah BBL sudah dalam tahap konsultasi publik. Misalnya, konsultasi publik di Cilacap, Jawa Tengah pada 5 Februari lalu. Kegiatan itu dihadiri perwakilan nelayan, pemerintah daerah, hingga pengelola kelompok usaha bersama.

"Hasil konsultasi publik akan menjadi bahan pertimbangan bagi kami di pemerintah dalam menetapkan kebijakan, dan masyarakat punya hak memberikan masukan," ujar Effin dalam keterangannya, Sabtu (10/2/2024).

Dia mengataian, dari hasil survei lapangan dan kajian akademis, KKP menetapkan harga terendah sementara Rp8.500 per ekor. Pertimbangannya, mulai dari biaya variabel produksi, biaya tetap produksi, hingga margin keuntungan.

Patokan Harga

Pada draf Rancangan Kepmen turut disebutkan patokan harga terendah dievaluasi paling sedikit satu kali dalam enam bulan atausewaktu-waktu apabila diperlukan. Menurutnya, pengaturan harga patokan terendah benih benih lobster menjadi jaminan agar nelayan tidak rugi saat menjual hasil tangkapan.

Aturan ini juga untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya BBL dengan tetap mengutamakan keberlajutan ekosistem, serta mendukung pembudidayaan BBL di luar negeri dan di dalam negeri yang berasal dari tangkapan nelayan kecil.

"Ini masih rancangan dan kami terus menampung masukan-masukan. Sebelum di Cilacap, konsultasi publik lebih dulu kami gelar di Sukabumi. Kami ingin materi muatan keputusan menteri benar-benar menjawab kebutuhan, sehingga saat aturan berjalan membawa manfaat maksimal untuk kepentingan masyarakat, negara, dan tentunya keberlanjutan ekologi," pungkasnya.

 

2 dari 3 halaman

Godok Aturan

Selain rancangan keputusan menteri tentang harga patokan terendah BBL di nelayan, KKP juga sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penangkapan, Pembudidayaan, dan Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan yang saat ini dalam tahap menunggu harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, perubahan kebijakan untuk mendorong pengembangan budidaya lobster di dalam negeri, dengan menggandeng negara yang sudah terbukti sukses mengelola komoditas tersebut.

Menteri Trenggono menargetkan Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok lobster global di masa depan.

Kejar Investasi Jumbo

Diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membidik investasi jumbo di sektor budidaya lobster. Ini merupakan tujuan dari rencananya untuk membuka keran ekspor benih lobster (benur).

Menteri Trenggono menegaskan, regulasi soal ekspor benih lobster terud digodok oleh pihaknya. Namun, menurutnya, substansi dari rencana itu bukan semata-mata mengirim benih lobster ke luar negeri, tapi diharapkan ada investasi jumbo yang masuk.

Dia tidak menyebut nilai investasi yang dibidiknya. Hanya saja, dia mengibaratkan dengan meningkatnya kelas Indonesia di mata global. Selanjutnya, diharapkan bisa terlibat dalam rantai pasok dunia.

"Sekarang sedang proses (aturannya), sekarang kita lagi jalankan, mudah-mudahan bisa segera cepat (selesai)," ujar Trenggono di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/1/2024).

"Nah yang ingin kita dapatkan di situ bukan hanya jualan bibitnya, yang ingin kita dapatkan di situ adalah investasi, mereka masuk ke kita dan kita bisa setara dengan mereka, dan kita bisa menjadi bagian dari suplai chain global itu," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Perusahaan Asal Vietnam

Dia menjelaskan, sudah ada 5 perusahaan asal Vietnam yang masuk untuk kerja sama budidaya benih lobster ini. Dia mengatakan, bentuk kerja samanya tidak sebatas pada bentuk tertentu, asalkan ada investasi yanh masuk ke dalam negeri.

Terkait 5 perusahaan Vietnam, Trenggono bilang sudah ada langkah yang dijalankan sejak 2023 lalu.

"Ya silahkan kalau JV (joint venture) monggo, enggak JV ya kita open. Sudah Mulai beberapa bulan yang lalu, sudah tahun 2023 lalu," jelas Sakti Wahyu Trenggono.

Video Terkini