Liputan6.com, Grobogan Kementerian Pertanian siap membantu proses mitigasi banjir yang terjadi di Grobogan, Jawa Tengah. Pasalnya, banjir tersebut mengakibatkan terendamnya 4.309 hektare sawah dan memicu potensi puso atau gagal panen terjadi.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyebut, Grobogan merupakan salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional yang harus dipulihkan.
Baca Juga
"Grobogan salah satu kabupaten subur yang berpotensi mendorong Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," sebutnya.
Advertisement
“Kami telah menginstruksikan jajaran untuk selalu siaga dan memantau perkembangan banjir di Grobogan, apabila ada yang gagal tanam dan lahan yang puso, bantuan bibit akan segera kami luncurkan ke wilayah terdampak," jelas Amran.
Dirinya pun meminta kepada seluruh stakeholders di bidang pertanian untuk siap siaga mengamankan pertanian Indonesia dalam berbagai tantangan yang terjadi.
"Saya telah menugaskan jajaran untuk melakukan lompatan demi kenaikan produksi padi dan jagung, maka segala permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat," ujar Amran.
"Tugas yang besar ini harus kita lakukan dengan langkah yang tegap, demi menjaga ketahanan pangan untuk 270 juta rakyat Indonesia," imbuhnya.
Amran pun memastikan bahwa Kementan akan memberikan bantuan benih gratis, terutama petani yang sudah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
"Upaya-upaya itu akan lebih mudah dilakukan dalam kondisi genangan air yang saat ini sudah mulai surut," ucapnya.
Akan Lebih Efektif
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanaian, Ali Jamil menjelaskan, upaya pencegahan atau penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan akan lebih efektif.
"Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir. Silahkan pemda koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika masih terdapat genangan di sawah," jelasnya.
Ali Jamil juga meminta kepada Dinas Pertanian Daerah untuk mendorong petani mengikuti AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Pasalnya, pemerintah akan memberikan bantuan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp144 ribu per hektare.
“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani, karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” ujarnya.
“Dengan membayar premi hanya Rp36 ribu per hektare, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp6 juta per hektare,” jelas Ali Jamil.
Advertisement
Pendataan Wilayah
Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto mengatakan bahwa pihaknya akan mendata wilayah yang memiliki kemungkinan mengalami puso. Ia menilai, jika sawah padi milik warga itu hanya terendam selama 2-3 hari tidak mungkin terjadi puso.
"Estimasi terendam itu 7 sampai 10 hari baru bisa diidentifikasi apakah sawah itu puso atau tidak," katanya.
Sunanto pun berencana mengajukan bantuan benih ke Kementerian Pertanian untuk masa tanam berikutnya bagi warga yang sawahnya terendam banjir.
"Kita menggunakan acuan 15 kg per hektar sawah yang terendam untuk memberikan bantuan," ucapnya.
Sunarto juga meminta kepada warga untuk mendaftarkan lahan sawahnya ke asuransi usaha tani padi (AUTP).
"Sehingga ketika gagal panen petani bisa mengklaim asuransi dan saat ini juga sedang dilakukan pendataan terkait petani yang sudah terdaftar asuransi," ujarnya.
(*)