Liputan6.com, Jakarta Di tengah tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks, upaya untuk mengembangkan metode pertanian yang berkelanjutan menjadi semakin mendesak. Akan tetapi, di tengah lautan beton dan kepadatan populasi, pengembangan metode pertanian tersebut pun memiliki tantangan sangat besar.
Namun, bukan berarti hal tesebut menjadi sebuah tantangan yang tidak bisa diatasi. Bahkan, di tengah kesulitasn tersebut, lahirlah sebuah inovasi, kreativitas, dan kolaborasi dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Baca Juga
Seperti cerita menarik yang bisa digali dari Kelompok PKK di wilayah RW 02, Kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ibu-ibu di sana sukses membuat lingkungan lebih asri sekaligus memberdayakan masyarakatnya lewat kegiatan produktif.
Advertisement
Pasalnya, dengan sokongan dari program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita melalui Regional Office BRI Jakarta II, kelompok PKK Rawa Barat sukses memanfaatkan lahan sempit dengan melakukan budi daya tanaman hidroponik dan ikan nila.
Warga Terbantu
Meski berada dalam wilayah lahan terbatas, namun hal tersebut ternyata tidak menjadi kendala. Lahan yang ada seperti pekarangan rumah warga dimanfaatkan untuk budi daya tanaman hidroponik yang membuat lingkungan jadi lebih asri.
Lebih dari itu, hasil panen berbagai macam sayuran seperti kangkung, sawi, dan nanas juga dimanfaatkan untuk kebutuhan warga. Salah satu warga, Hj. Eni mengaku sangat terbantu oleh dukungan BRI dalam budi daya tanaman hidroponik di wilayah mereka.
“Jadi kalau lagi panen, kita bersama-sama, hasilnya kita bagi-bagi dengan warga di daerah ini. Sebagian lagi kadang kita makan ramai-ramai,” ujar Hj. Eni.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan warga, Hasana yang juga tergabung dalam kelompok budi daya ini menyebut bahwa hasil panen sayuran hidroponik tersebut dapat dijual.
“Nanti hasilnya untuk kas PKK RW, PKK Kelurahan, jadi bisa untuk menambah pemasukan kita,” ucapnya.
Advertisement
Budi Daya Ikan Nila
Selain tanaman hidroponik, BRI juga memberikan bantuan program budi daya ikan nila bagi anggota PKK RW 02. Hasil dari budi daya ikan ini juga dinikmati oleh masyarakat sekitar atau diolah dan dijual dalam bentuk pempek dan bakso ikan.
“Kalau ikan nila sudah kita olah menjadi pempek. Nantinya juga akan kita kembangkan seperti jadi siomay dan camilan anak-anak seperti nugget. Kemudian kalau sudah selesai diolah dan diproduksi, ikan-ikan nila segar ini dapat dikonsumsi keluarga kita,” tutur Dyah Utari.
“Manfaat yang kita dapatkan dari budi daya ini adalah yang pertama, dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga kita. Kedua, menambah gizi baik itu untuk anak-anak dan keluarga kita semua,” jelasnya.
Di sisi lain, Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan, BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.
"Program BRInita merupakan salah komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman," ungkapnya.
“Program ini tidak hanya di satu titik saja, tetapi terdapat di 21 titik di Indonesia. Ini adalah bukti komitmen nyata peran BRI tidak hanya economic value semata, namun juga di saat bersamaan BRI menciptakan social value bagi masyarakat Indonesia," jelas Catur.
(*)