Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia sebagian besar bergerak mendatar pada perdagangan Senin. Harga minyak dunia mengalami reli panjang pada pekan lalu sehingga mampu melonjak 6 persen karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Mengutip CNBC, Selasa (13/2/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Maret naik 8 sen menjadi USD 76,92 per barel. Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun 19 sen atau 0,23% menjadi USD 82 per barel.
Baca Juga
Harga minyak mentah AS dan harga minyak Brent melonjak minggu lalu setelah Israel menolak proposal Hamas untuk melakukan gencatan senjata dan berjanji untuk melanjutkan serangan Gaza ke kota Rafah di selatan, yang terletak di perbatasan dengan Mesir.
Advertisement
“Kami akan melakukannya. Kami akan memberikan peringatan kepada batalyon teroris Hamas yang tersisa di Rafah, yang merupakan benteng terakhir, tapi kami akan melakukannya,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada ABC “This Week” dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu.
“Mereka yang mengatakan bahwa dalam keadaan apa pun kita tidak boleh memasuki Rafah pada dasarnya mengatakan bahwa kita kalah perang, pertahankan Hamas di sana,” kata Netanyahu.
Perdana menteri Netanyahu mengatakan Israel akan menyediakan jalan yang aman bagi warga sipil untuk keluar dari kota di selatan.
Harga minyak telah kesulitan untuk menembus kisaran perdagangan USD 10 meskipun ada ketegangan di Timur Tengah.
Analis pialang minyak PVM Tamas Varga mengatakan bahwa reli harga minyak yang lebih signifikan memerlukan skenario ekstrem, seperti serangan langsung AS terhadap Iran, yang akan menyebabkan gangguan material pada pasokan minyak mentah.
Perdagangan Sebelumnya
Pada pekan lalu, harga minyak kembali mencatatkan rekor mingguannya karena harapan untuk gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas tampaknya memudar.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/2/2024), harga minyak mentah naik tipis pada hari Jumat dengan West Texas Intermediate kontrak untuk bulan Maret bertambah 62 sen menjadi USD 76,84 per barel. Brent kontrak diselesaikan pada USD 82,19 per barel, naik 56 sen.
Berdasarkan harga yang ditetapkan, baik minyak mentah AS dan patokan global mengakhiri minggu ini dengan kenaikan lebih dari 6% karena konflik di Timur Tengah yang berlarut-larut dan belum terlihat akan berakhir.
Israel terus melanjutkan perangnya di Gaza, dengan membombardir kota selatan Rafah di perbatasan Mesir setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak usulan gencatan senjata yang diajukan Hamas.
Dan AS membunuh seorang pemimpin senior militan dalam serangan pesawat tak berawak di Bagdad minggu ini, sehingga meningkatkan ketegangan dengan pemerintah Irak, produsen minyak utama.
Advertisement
Belum Ada Gangguan Pasokan
Minyak sering kali muncul di tengah ketegangan di Timur Tengah, namun harga minyak kesulitan untuk keluar dari kisaran tersebut karena konflik tersebut sejauh ini tidak menyebabkan gangguan besar terhadap pasokan minyak mentah.
Fundamental penawaran dan permintaan juga telah membebani harga dalam beberapa bulan terakhir, karena rekor produksi AS dan melemahnya perekonomian di Tiongkok membuat beberapa pedagang khawatir bahwa pasar mengalami kelebihan pasokan.
Namun harga minyak mentah mendapat dukungan minggu ini setelah Departemen Energi AS memperkirakan bahwa produksi di AS akan tumbuh lebih lambat tahun ini dibandingkan perkiraan semula. Departemen ini memperkirakan sedikit defisit pasokan global tahun ini.