Sukses

Merajut Pembangunan Indonesia Lewat Beragam Cara

BUMN di bidang pembiayaan pembangunan, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI pun turut mengambil peran dalam pembangunan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah getol melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Proyek infrastruktur tersebut bahkan ada yang masuk dalam kategori proyek-proyek yang dinilai strategis yang berdampak besar bagi masyarakat atau biasa disebut sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). PSN adalah proyek dan program yang dilaksanakan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan badan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan serta pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional, terdapat 208 proyek dan 10 program PSN 2020-2024. 

Pembangunan bendungan dan irigasi menjadi proyek terbanyak, yakni 57 proyek. Disusul jalan dan jembatan 56 proyek dan pembangunan kawasan 19 proyek.

Sementara itu, Kementerian koordinator bidang Perekonomian mencatat secara kumulatif sejak 2016 hingga Desember 2023, terdapat 190 Proyek Strategis Nasional(PSN) yang sudah selesai dan beroperasi.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, untuk 190 PSN yang sudah selesai sampai Desember 2023 tercatat nilainya sebesar Rp 1.500 triliun.

"Sampai tahun Desember 2023 kita sudah menghasilkan 190 PSN yang sudah diselesaikan dengan nilai Rp 1.500 triliun," kata Wahyu Utomo beberapa waktu lalu.

Kendati 190 PSN telah selesai, Wahyu mengatakan masih terdapat PSN yang masih dalam tahan kontruksi dan baru selesai sebagian. Artinya, nilai realisasi PSN akan terus bertambah.

"Tapi saya ingin sampaikan bahwa ada juga proyek-proyek infrastruktur yang sudah selesai sebagian, jadi nanti ada nilainya juga. Ada juga infraatruktur yang masih kontruksi ini juga ada nilainya," ujarnya.

Adapun untuk tahun 2023 sendiri, PSN yang telah selesai sebanyak 37 PSN senilai Rp 475,4 triliun. PSN tersebut terdiri dari 7 bendungan, 3 pelabuhan, 5 jalan tol, 4 kawasan, 5 kereta, 3 bandara, 1 PSN disektor energi, 1 PSN disektor pendidikan, 1 PSN disektor teknologi, 5 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), 2 PSN disektor Ketenagalistrikan.

"Sebarannya ada 37 PSN yang sudah selesai tahun 2023, artinya ini melebihi target kita tahun kemarin," ujarnya.

Salah satu PSN yang tengah dikebut penyelesaian pembangunnya yaitu Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau biasa disebut dengan Tol Bocimi. Tol ini sendiri terbagi dalam 4 seksi, yaitu Seksi 1 Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer, Seksi II Cigombong-Cibadak 12 kilometer, Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 14 kilometer, dan seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur.

Keberadaan Tol Bocimi digadang dapat mempercepat waktu tempuh berkendara melewati Jalan Tol Bogor - Ciawi - Sukabumi sekaligus memperlancar arus logistik di Jawa Barat.

Kehadiran Jalan Tol Bocimi juga nantinya akan semakin memberikan dampak positif terharap perekonomian dan peningkatan usaha di wilayah Jawa Barat, khususnya Bogor, maupun Sukabumi.

Jalan Tol ini juga akan memberikan dukungan terhadap konektivitas menuju banyak pariwisata terkenal dengan keindahan alamnya di wilayah Jawa Barat, seperti pantai di Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Geopark Ciletuh, hingga Gunung Gede dan banyak wisata lainnya yang cukup menarik untuk disinggahi.

Keterlibatan PT SMI

BUMN di bidang pembiayaan pembangunan, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI pun turut mengambil peran dalam penyelesaian pembangunan Jalan Tol Bocimi. Caranya, kini PT SMI secara resmi telah mengakuisisi 25% saham PT Waskita Toll Road (PT WTR), di PT Trans Jabar Tol (PT TJT).

Dengan masuknya PT SMI sebagai pemegang saham, maka komposisi pemilik saham PT TJT yaitu PT WTR sebesar 74,99%, PT SMI  sebesar 25%, dan Koperasi Waskita 0,01%. PT TJT merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemegang konsesi jalan tol Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang berlokasi di Jawa Barat.

Sebelumnya, PT TJT telah menyelesaikan Pembangunan seksi Ciawi – Cigombong dan seksi Cigombong – Cibadak dengan total panjang 27,25 Km. Seksi Ciawi – Cigombong telah beroperasi sejak tahun 2018, sedangkan seksi Cigombong – Cibadak memulai pengoperasian tanpa tarif sejak 6 Agustus 2023 lalu.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Kerja Sama Membawa Berkah

Masuknya PT SMI sebagai pemegang saham PT TJT, bertujuan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan tol Bocimi selanjutnya, yakni pada seksi Cibadak – Sukabumi Barat sepanjang 13,7 Km, yang konstruksinya telah mulai dilaksanakan.

“Akuisisi saham ini menunjukkan komitmen PT SMI dan Waskita Group dalam mendukung Proyek Strategis Nasional yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami berharap ruas Bocimi ini dapat meningkatkan konektivitas, akses dan penghematan waktu tempuh antara Bogor dan Sukabumi, serta menjadi jalur alternatif dalam mengurai kepadatan jalan arteri,” ujar Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad.

Langkah PT SMI ini pun mendapatkan sambutan baik dari rekan sesama perusahaan plat merah, yaitu Waskita Karya. Direktur Utama PT Waskita Karya, Muhammad Hanugroho yang akrab disapa Oho menyatakan strategic partnership ini akan menyelesaikan sebagian kewajiban Waskita Karya dalam program restrukturisasinya.

“Insya Allah ini merupakan suatu perjalanan awal yang nantinya akan memberikan berkah tidak hanya bagi PT SMI dan Waskita Karya Group tetapi juga kepada masyarakat yang akan memanfaatkan Jalan Tol Ciawi Sukabumi hingga Sukabumi Barat. Semoga kedepannya masih banyak potensi yang bisa dikerjasamakan dan harapannya semua dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Kami ucapkan terima kasih kepada PT SMI atas dukungan dan kerjasamanya, dan mari kita berdoa agar kedepannya dapat terus berkolaborasi untuk mencapai tujuan membangun infrastruktur Indonesia,” jelas Oho

Strategic partnership antara PT SMI dan PT WTR ini dapat mendukung PT TJT dalam memperoleh sumber pendanaan untuk dapat menyelesaikan proyek jalan tol Bocimi. Dimana dengan penyelesaian dan pengoperasian jalan tol Bocimi,konektivitasdi wilayah Jawa Barat semakin meningkat. Sehingga akan menjadi katalis positif dalam mendukung peningkatan perekonomian setempat dan dapat memberikan dampak positif terhadap taraf hidup masyarakat.

 

 

3 dari 4 halaman

Tebar Secercah Harapan Bagi Warga Desa

Tak cuma pembangunan infrastruktur, BUMN jagoan di bidang pembiayaan pembangunan ini juga turut berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara langsun melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJLS). Pada 2024 ini, setidaknya telah ada dua program TJLS yang dijalankan PT SMI.

Pertama, PT SMI bantuan berupa pembangunan fasilitas sumur bor bertenaga surya di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJLS) ini berawal dari kesulitas akses air bersih yang dialami warga Desa Humusu Wini selama kurang lebih  23 tahun.

PT SMI pun turun tangan untuk membantu menyelesaikan masalah ini, program TJSL dan menggandeng Yayasan Bantu Indonesia Bersama (YBIB). Fasilitas sumur bor bertenaga surya ini telah diresmikan dan dihadiri langsung oleh Bupati Timor Tengah Utara - Juandi David, Bupati Insana Utara - Kristanto Akoit, Tim TJSL PT SMI - Muhamad Sapuri, dan Perwakilan YBIB.

"Program ini dapat menjadi inspirasi untuk membantu desa-desa lain yang mengalami kesulitan serupa," ungkap Bupati Timor Tengah Utara, Juandi David.

Sumur bor bertenaga surya ini menghasilkan 6.000 - 12.000 liter air per hari. Program fasilitas sumur bor bertenaga surya di Desa Humusu ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat setempat yang sebelumnya harus berjalan jauh demi mendapatkan air bersih.

Pembangunan Jembatan bagi Warga Desa

Kedua, PT SMI melalui TJSL Jembatan Pelosok Negeri bekerja sama dengan Sahabat Pedalaman turut memberikan bantuan untuk pembangunan Jembatan Kuis di Desa Sukamenang, Provinsi Sumatera Selatan.

Desa Sukamenang di Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan merupakan rumah bagi sekitar 500 keluarga. Hampir seluruh warga desa berprofesi sebagai petani, yang lahan garapannya berada di seberang Sungai Sukamenang.

Sehingga dibutuhkan jembatan penyeberangan bagi para petani untuk menyeberang ke kota demi memasarkan hasil taninya.

Jembatan penyeberangan sungai tersebut dahulu sangat memprihatinkan, karena telah lapuk dan mengalamani kerusakan akibat dimakan usia. Jembatan ini sendiri telah berdisi selama sekitar 35 tahun.

Bantuan ini diharapkan dapat membantu warga Desa Sukamenang untuk menjalani kesehariannya dengan lebih aman dan nyaman. Pembangunan berjalan sekitar 2 bulan dimulai dari sosialisasi program, pembangunan jembatan, hingga tahap peresmian.

Dengan pembanguunan jembatan tersebut, program Jembatan Pelosok Negeri ini telah berkontirbusi terhadap pencapaian SDGs, antara lain: SDGs Poin 2: Program Berkelanjutan; SDGs Poin 3: kehidupan Sehat & Sejahtera; dan SDGs Poin 8: Pertumbuhan Ekonomi.

 

 

4 dari 4 halaman

Sasaran Program TJSL PT SMI

Head of Corporate Secretary PT SMI Ramona Harimurti, mengatakan pada tahun ini TJSL PT SMI terdiri dari berbagai program. Pertama, Program TJSL berupa bantuan yang disalurkan ke sektor-sektor seperti bantuan bencana alam, pendidikan, kesehatan, sarana & prasarana umum, pelestarian alam, pengentasan kemiskinan, sarana ibadah, dan seni budaya.

Kedua, Program TJSL dalam bentuk Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil, berupa pinjaman dana modal usaha untuk para pelaku usaha mikro dan kecil, dengan pelaksanaan yang sesuai ketentuan pada Peraturan Menteri Keuangan RI No. 176/2023 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Perseroan (Persero) di bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri Keuangan. 

"Fokus Program TJSL 2024 adalah pada program-program yang terkait transisi energi/energi baru terbarukan (EBT), seperti bantuan panel surya untuk sekolah/rumah sakit/instalasi air bersih, dan lain-lain," kata Ramona kepada LIputan6.com.

Kemundian, pengurangan emisi karbon untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, seperti rehabilitasi/penghijauan hutan mangrove dan terestrial, serta peningkatan ekonomi masyarakat melalui pembinaan/pelatihan UMKM, bantuan alat produksi, dan kerja sama dengan pihak lain untuk membantu pemasaran produk.

"Akan tetapi meskipun fokus utama program TJSL PT SMI ada pada 3 poin di atas, pada perkembangannya program dapat diperluas dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya," tutup Ramona.