Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Amerika Serikat kembali memasuki babak baru, kali ini di sektor jasa negara itu.
Melansir CNBC International, Rabu (14/2/2024) perusahaan jasa pengiriman yang berbasis di San Fransisco, Instacart mengumumkan akan melakukan PHK terhadap sekitar 250 karyawan, atau sekitar 7 persen dari tenaga kerjanya.
Baca Juga
PHK di Instacart kali ini merupakan bagian dari restrukturisasi.
Advertisement
Berita PHK di Instacart muncul ketika perusahaan melaporkan pendapatan kuartal keempat 2023 yang turun kira-kira sejalan dengan perkiraan pendapatan para analis.
Saham perusahaan juga turun 5 persen dalam perdagangan yang diperpanjang.
PHK tersebut sebagian difokuskan pada manajemen menengah dan menciptakan struktur organisasi yang lebih datar, menurut keterangan Instacart, serta memfokuskan tim pada proyek yang lebih besar, seperti upaya periklanan di Roku, Google Ads, dan platform lainnya.
3 Eksekutif Mengundurkan Diri
Selain PHK, tiga eksekutif tinggi Instacart juga mengundurkan diri dari posisi mereka karena alasan pribadi, menurut Instacart.
Ketiga eksekutif Instacart yang mengundurkan diri yakni Chief Operating Officer Asha Sharma, Chief Technology Officer Varouj Chitilian dan kepala arsitek JJ Zhuang.
Â
Kinerja Perusahaan
Sebelumnya, perusahaan membukukan pendapatan kuartal keempat sebesar YSD 803 juta, kira-kira sejalan dengan perkiraan Wall Street sebesar USD 804 juta, menurut perkiraan analis dari LSEG, yang sebelumnya dikenal sebagai Refinitiv.
Pada bulan September, Instacart go public dalam salah satu IPO teknologi signifikan pertama yang didukung ventura sejak Desember 2021.
Dalam prospektusnya, perusahaan mengatakan akan fokus pada penggabungan fitur kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin ke dalam platform, dan diharapkan akan mengandalkan fitur-fitur tersebut untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya di masa mendatang.
Advertisement