Sukses

Sempat Menguat di Pembukaan, Rupiah Akhirnya Harus Tenggelam Usai Pilpres 2024

Pelemahan rupiah terjadi menyusul keluarnya hasil hitung cepat alias quick count Piplres 2024, yang menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dalam pemungutan suara pada Rabu 14 Februari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam perdagangan Kamis (!5/2/2024) sore ini, Nilai tukar rupiah ditutup melemah 19 poin ke level 15.622 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.603 per dolar AS. Padahal di awal perdagangan hari ini, rupiah sempat menguat 40 poin.

"Sedangkan untuk perdagangan Jumat, mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang  15.600 per dolar AS hingga 15.670 per dolar AS," ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis dikutip Kamis (15/2/2024).

Pelemahan rupiah terjadi menyusul keluarnya hasil hitung cepat alias quick count Piplres 2024, yang menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dalam pemungutan suara pada Rabu 14 Februari 2024.

Ibrahim menyoroti, kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran dalam quick count sudah dapat diprediksi.

 

"Pasalnya, jauh-jauh hari sebelum pemungutan berlangsung, mayoritas lembaga survei telah mengungkap tanda-tanda kemenangan Prabowo-Gibran bahkan untuk satu putaran," katanya.

 

Seperti diketahui, Prabowo-Gibran adalah paslon capres dan cawapres yang didukung oleh mayoritas partai di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Secara de facto paslon ini didukung oleh presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu meski secara de jure atau legal formal, Jokowi selalu menyatakan netralitasnya dalam pelaksanaan kontestasi Pilpres 2024.

Mayoritas lembaga yang melakukan hitung cepat menempatkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang dengan persentase yang cukup tinggi yakni di atas 55 persen.

Ini menjadikan posisi suara Prabowo-Gibran cukup jauh dengan dua pasangan kompetitornya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD cukup jauh.

"Perolehan suara Prabowo-Gibran khususnya di provinsi yang menjadi lumbung suara, khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah tidak lepas dari peran Joko Widodo alias Jokowi. Jokowi sangat populer di wilayah ini. Apalagi, tingkat kepuasan publik  terhadap Jokowi cukup tinggi," Ibrahim menyoroti.

"Secara nasional approval rating Jokowi berada di angka yang cukup tinggi di kisaran 79 persen versi Indikator Politik. Khusus di Jateng dan Jawa Timur, kepuasan publik terhadap Jokowi versi Indikator Politik mencapai 82,8 persen dan 88,3 persen," paparnya.

Adapun kepuasan publik terhadap Jokowi tersebut dipicu oleh sejumlah indikator, salah satu pemicunya adalah pemberian bantuan kepada masyarakat, tambah dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

USD Menguat Setelah Prabowo-Gibran Tempati Posisi Teratas Hasil Quick Qount

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat atau USD menguat pada Kamis, 15 Februari 2024 atau sehari setelah hasil quick count yang menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dalam pemungutan suara Pemilu.

Di AS, sejumlah pejabat The Fed memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan menghalangi bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih awal.

"Dolar melonjak ke level tertinggi tiga bulan awal pekan ini, namun sedikit turun dalam perdagangan semalam," beber Ibrahim. 

Alat CME Fedwatch kini menunjukkan, pasar semakin mengurangi taruhan penurunan suku bunga di bulan Mei dan Juni.

Para pedagang terus mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Mei dan Juni, di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga.

"Meskipun bank sentral telah memberi isyarat bahwa mereka pada akhirnya akan menurunkan suku bunga tahun ini, bank sentral hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai potensi waktu dan skala pemotongan tersebut," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Pendekatan Berbasis Data

Sejauh ini, The Fed telah mengisyaratkan pendekatan suku bunga yang sebagian besar berbasis data, dan data terkini hanya memberikan sedikit indikasi bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan lebih awal. Data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang akan dirilis hari ini kini menjadi fokus untuk mengetahui lebih banyak isyarat mengenai perekonomian terbesar di dunia ini.

Data inflasi indeks harga produsen AS di bulan Januari, yang dirilis pada hari Jumat, juga diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai jalur inflasi.

"*rosentasi kemungkinan pelonggaran pada pertemuan bulan Juni, menurut aplikasi probabilitas tingkat suku bunga LSEG. Dua minggu lalu, pasar memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada bulan Mei. Beberapa pejabat Fed lainnya, termasuk Christopher Waller dan Mary Daly, akan memberikan pidato dalam beberapa hari mendatang, menawarkan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter," papar Ibrahim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.