Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pengecekan ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang disalurkan dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
RI 1 juga melihat langsung kondisi beras di sana dalam jumlah berlimpah. Sehingga ia meminta masyarakat tidak khawatir karena kesulitan mencari beras dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau.
Baca Juga
"Saya datang di Pasar Induk Cipinang ini untuk memastikan bahwa stok beras di sini ada karena dari sinilah didistribusikan ke ritel, ke super market, ke daerah, dari Pasar Induk Cipinang ini. Sehingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada, tersedia, jumlahnya cukup, dan saya melihat melimpah," ujar Jokowi, Kamis (15/2/2024).
Advertisement
Jokowi juga menyoroti harga beras saat ini yang berada di atas harga normal. Penyebabnya, selain karena belum masuknya hasil panen, jalur distribusinya juga terganggu oleh banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan.
"Tapi saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke Pasar Induk Cipinang. Saya kira dalam seminggu-dua minggu ini harga beras akan sedikit turun, sambil menunggu panen," ungkapnya.
"Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial," pinta Jokowi.
Harga Mahal karena Bansos
Lebih lanjut, Jokowi juga menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan alias bansos beras dari pemerintah.
Menurut dia, pemberian bantuan pangan kepada masyarakat justru merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan harga beras dengan meningkatkan suplai di masyarakat.
"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan bantuan pangan beras, tidak ada hubungannya sama sekali (kenaikan) harga. Karena justru ini yang bisa mengendalikan, karena suplainya lewat bantuan sosial ke masyarakat sehingga justru itu menahan harga tidak naik. Kalau enggak, justru melompat," bebernya.
"Ini rumus supply dan demand. Kalau suplainya diberikan dan terdistribusi dengan baik, otomatis harga akan terkendali," terang Jokowi.
Cegah Kelangkaan Beras, Satgas Pangan Polri Turun Langsung Awasi Distribusi
Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri turun langsung ke lapangan untuk mengecek dan mengawasi pendistribusian beras di berbagai daerah. Langkah ini dilakukan menyusul kelangkaan stok beras yang terjadi di sejumlah ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret di beberapa daerah.
“Satgas Pangan Polri dan jajarannya terus melakukan monitoring dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras," kata Kasatgas Pangan Polri, Brigjen Pol Whisnu Hermawan saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (15/2/2024).
Menurutnya, monitoring ini dilakukan langsung ke daerah-daerah yang menjadi sentra produksi beras guna memastikan proses pendistribusian tidak mengalami kendala.
“Selain itu, juga dilakukan pengawasan terhadap jalur-jalur pendistribusiannya, sehingga diharapkan tidak ada daerah yang ketersediaannya berasnya kurang,” jelasnya.
Whisnu bersama tim Satgas Pangan Polri juga mengecek beberapa tempat penggilingan beras, gudang-gudang penyimpanan, toko retail modern, dan pasar tradisional untuk memastikan ketersediaan beras di sana.
Advertisement
Dikendalikan Dirreskrimsus
Satgas Pangan di setiap daerah nantinya akan dikendalikan langsung oleh masing-masing Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda di satuan wilayah.
Selanjutnya mereka akan melaporkan temuannya ke Satgas Pangan Bareskrim Polri. “Tentunya, kerja sama dengan Dinas Provinsi terkait yang bertujuan memastikan kondisi di lapangan,” ucapnya.
Whisnu mengatakan penyebab berkurangnya pendistribusian beras yang terjadi beberapa hari ini karena ada gagal panen akibat faktor cuaca di sejumlah daerah.
Meski begitu, untuk stok beras di beberapa daerah masih aman. Walaupun harganya mengalami perbedaan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Hingga saat ini kondisi ketersediaan beras di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua masih aman. Namun, untuk harga memang berbeda sebagaimana memang ada perbedaan HET sesuai dengan zonanya masing-masing," kata dia.