Sukses

Harga Minyak Melonjak Imbas Dolar AS Lesu

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan harga minyak Brent kompak naik pada Kamis, 15 Februari 2024 waktu setempat seiring melemahnya dolar AS.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah berjangka menguat pada perdagangan Kamis, 15 Februari 2024. Sebelumnya harga minyak lesu akibat lemahnya prediksi permintaan global pada 2024.

Dikutip dari CNBC, Jumat (16/2/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret naik USD 1,39 atau 1,81 persen ke posisi USD 78,03 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak April naik USD 1,26 atau 1,54 persen ke posisi USD 82,86 per barel.

Analis Price Futures Group, Phil Flynn menuturkan, kenaikan harga minyak didorong dari melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) setelah penjualan ritel AS pada Januari turun lebih dari yang diharapkan.

Harga minyak berjangka turun sekitar 1 persen pada awal sesi perdagangan setelah Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) yang berbasis di Paris memperkirakan permintaan akan tumbuh 1,2 juta barel per hari tahun ini. Perkiraan itu turun hampir 50 persen 2,3 juta barel per hari pada 2023.

Sementara itu, pasokan akan melebihi permintaan dan tumbuh sebesar 1,7 juta barel per hari pada 2024 terutama didorong oleh produksi yang lebih tinggi di AS, Brasil,Kanada dan Guyana menurut IEA.

“Fase pertumbuhan permintaan minyak global pasca-pandemi yang ekspansif sebagian besar telah berakhir,” tulis IEA dalam laporan pasar minyak Februari pada perdagangan Kamis pekan ini.

Analis PVM, Tamas Varga menuturkan, penurunan pada awal sesi adalah reaksi spontan terhadap laporan IEA.

“Meskipun pertumbuhan permintaan tahun  ini akan jauh lebih lambat dibandingkan 2023, persediaan minyak global akan menurun sepanjang 2024 jika OPEC mempertahankan produksinya tetap rendah, seperti yang diharapkan,” ujar Varga kepada CNBC.

 

 

2 dari 4 halaman

Persediaan Meningkat Tekan Harga Minyak

OPEC prediksi pasar minyak akan lebih ketat pada 2024 dengan permintaan naik 2,2 juta barel per hari, melampaui pertumbuhan produksi 1,2 juta barel per hari.

“IEA dan OPEC terlibat dalam pertarungan para ahli. Namun, pasar selalu memberikan kepercayaan lebih kepada OPEC karena kelompok ini benar-benar produksi dan perdagangkan minyak,” ujar Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj.

Raj menuturkan, pasar sedang memulihkan penurunan harga lebih dari 1 persen pada Rabu pekan ini setelah Departemen Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah komersial naik 12 juta barel.

“Peningkatan persediaan yang terjadi kemarin telah menekan minyak, tetapi pelaku pasar alami aksi jual kemarin dan ingin kembali ambil posisi,” kata Raj.

Sementara itu, di Timur Tengah, Israel mengebom Lebanon pada Rabu pekan ini sebagai pembalasan atas serangan roket yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai tujuh lainnya di Israel Utara. Perundingan di Kairo bertujuan mencapai gencatan senjata, sementara di Gaza tampaknya terhenti.

3 dari 4 halaman

Pasokan Melimpah, Harga Minyak Mentah Dunia Merosot

Sebelumnya diberitakan, harga minyak mentah berjangka turun pada hari Rabu, melepaskan keuntungan dari sesi sebelumnya karena stok melonjak di AS, sementara permintaan turun.

Dikutip dari CNBC, Kamis (15/2/2024), kontrak harga minyak mentah untuk bulan Maret turun USD 1,23, atau 1,58%, menjadi USD 76,64 per barel. Kontrak Brent untuk bulan April diselesaikan pada USD 81,60 per barel, turun USD 1,17 atau 1,41%.

Langkah ini dilakukan setelah persediaan minyak mentah komersial di AS melonjak 12 juta barel pada minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Permintaan minyak yang diukur berdasarkan produk jadi yang dipasok ke pasar turun sebesar 973.000 barel per hari pada periode yang sama.

Harga minyak naik 1% di awal sesi perdagangan setelah Israel melancarkan serangan udara di Lebanon sebagai reaksi terhadap penembakan roket ke Israel utara yang menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya tujuh lainnya.

Negosiasi

Direktur CIA William Burns berada di Kairo untuk memfasilitasi negosiasi yang melibatkan Israel, Hamas, Qatar dan Mesir yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dalam pertempuran dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.

Raksasa pelayaran Maersk memberi tahu pelanggannya bahwa gangguan pengiriman di Laut Merah dapat berlanjut hingga paruh kedua 2024.

 

 

4 dari 4 halaman

Penguatan Terakhir

Serangan berulang kali oleh militan Houthi, yang berbasis di Yaman dan bersekutu dengan Iran, telah memaksa Maersk untuk menunda pelayaran melalui Laut Merah.

“Sayangnya, kami tidak melihat perubahan apa pun di Laut Merah terjadi dalam waktu dekat,” kata Charles van der Steene, presiden regional Maersk Amerika Utara, kepada CNBC

Minyak mentah berjangka telah berulang kali menguat dalam beberapa bulan terakhir karena ketegangan di Timur Tengah, namun kemudian menyerah pada kenaikan tersebut di tengah kekhawatiran bahwa ada terlalu banyak pasokan di pasar karena penurunan permintaan.

WTI dan Brent masing-masing menguat 3,76% dan 3,02%, dalam seminggu terakhir karena perang antara Israel dan Hamas di Gaza berkobar tanpa adanya gencatan senjata. Minyak mentah AS dan patokan global naik 6,96% dan 5,92% untuk tahun ini.