Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan proyek pengembangan Kilang Balikpapan memasuki tahap baru. Salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan menjadi kilang dengan kapasitas pengolahan terbesar yang dimiliki Pertamina di Indonesia.Â
Khususnya melalui penambahan kapasitas dari 260 Mbsd menjadi 360 Mbsd, dengan membangun unit-unit kilang baru.Â
Baca Juga
Saat ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru.Â
Advertisement
"Sebanyak 1.516 daftar pekerjaan yang tergabung dalam 180 paket pekerjaan telah siap untuk dilaksanakan. Dengan rincian, 995 pekerjaan dengan risiko tinggi, 13 pekerjaan kritikal, 876 equipment telah disiapkan serta hampir 97 persen material telah tiba," terang Manager Turn Around PT KPI Unit Balikpapan, Koesoemo Wardoyo dalam laporannya, Sabtu (17/2/2024).
Beberapa plant unit operasi Kilang Balikpapan secara bertahap mulai dinonaktifkan. Penonaktifan unit tersebut dilakukan dalam rangka Plant Stop Revamp (PSR) atau perawatan kilang secara berkala.Â
Perawatan kilang yang dilakukan secara rutin ini biasanya memakan waktu sekitar 1 bulan. Dengan adanya proses integrasi kilang eksisting dengan kilang baru ini pelaksanaan dilakukan dalam kurun waktu 2 bulan.
Upaya lainnya, juga dilakukan peresmian Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), perluasan parkir, DCU Center dan Gedung DCU Gate IV sebagai fasilitas pendukung PSR.Â
General Manager PT KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho menyampaikan, beragam sifat dan bentuk pekerjaan akan dihadapi saat kegiatan PSR 2024 di Kilang Balilpapan.Â
Pekerjaan dengan risiko tinggi seperti pekerjaan panas, bekerja dengan alat berat, bekerja di ketinggian, dan bekerja di ruang terbatas yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan dapat menimbulkan kerugian.
"Lakukan tool box meeting dan safety talk sebelum melakukan pekerjaan. Sampaikan kepada pekerja potensi bahaya yang akan dihadapi dan sampaikan pula tindakan pencegahan untuk menghindari bahaya tersebut. Lakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap area kerja. Yakinkan semua aman sebelum pekerjaan dimulai," pintanya.
Â
Â
Pertamina: Cilacap Jadi Contoh Kilang Terintegrasi dengan Transisi Energi
Sebelumnya diberitakan, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyebut kilang Cilacap merupakan contoh kilang terintegrasi yang sejalan dengan transisi energi.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan, lingkup kilang Cilacap terdiri atas, yang pertama existing, diantaranya Kilang RU IV Cilacap terdiri atas 2 Kilang FOC I & IIkapasitas Total 348 KBPD,Kilang Petrokimia terdiri atas Paraxylene, Benzene, dan Propylene (dari RFCC), Lube Base Oil Group I untuk supply feedstock PTPl, dan Green Refinery Phase 1 Kap. 3 KBPD HVO / 9 KBPD SAF 2,4 persen.
Kedua, pengembangan, terdiri atas Diesel Hydro Treating (DHT)Untuk compliance Diesel min 50 ppm, Green Refinery Phase 2Kap. 6 KBPD HVO dan SAF 100 persen, Lube Base Oil Group III/III+ World Class dan High End Lube Base
Lingkup ketiga yakni, eksternal terdiri dari listrik Grid (21 MW), PLTS Solar Cell (2,6 MWp), Suplai Air PDAM (650 m3/hr), dan pelestarian Mangrove.
Selain itu, Green Refinery Cilacap juga disebut sebagai inisiatif Bisnis Ramah Lingkungan KPI.
"Pertamina saat ini telah memiliki fasilitas untuk memproduksi Bio-Jet Fuel dan Green Diesel Product di Kilang Cilacap," kata Taufik dikutip dalam paparan Pertamina di Yoggyakarta, Sabtu (16/12/2023).
Adapun Bio-Jet Fuel/SAF saat ini diproduksi dengan cara Co-Processing, yakni bahan baku nabati diproses dengan dicampur pada exsistin proses, sedangkan Green Diesel/HVO sudah dapat diproduksi dengan Standalone Process, yakni bahan baku nabati diproses 100 persen atau seluruhnya sebagai feedstock.
Untuk Bio-Jet Fuel/SAF, telah dilakukan fligt test dengan pesawat CN 235 pada Oktober 2021, dan pada Oktober 2023 juga telah dilakukan flight test dan first commercial flight dengan Garuda Indonesia.
Sementara, untuk produk Green diesel/HVO telah dipasarkan ke domestik yakni renewable fuel di Formula E, dan di acara EWTG G20. Pertamina juga memasarkan secara ekspor untuk pasar Eropa pada 2022.
Â
Advertisement
Pertamina Bakal Bangun Kilang Minyak Raksasa di Kenya
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengabarkan, PT Pertamina (Persero) bakal membangun kilang minyak raksasa berkapasitas 300.000 barel per hari (BOPD) di Kenya, Afrika.
Pertamina disebutnya telah menandatangani dua perjanjian tertutup atau non disclosure agreement (NDA) dengan Kenya. Pertama untuk pengembangan energi panas bumi (geothermal), lalu membangun kilang minyak.
Untuk kilang minyak, Luhut mengatakan, Pertamina bakal menerima pasokan minyak mentah dari negara tetangga Kenya.
Nanti bertahap 300.000 BOPD. Jadi itu nanti dari South Sudan, Uganda, dan dari Kenya nanti dibangun oleh Pertamina. Offtaker-nya government," jelas Menko Luhut di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Â
Â
Uji Kelayakan
Luhut menyampaikan, Pertamina saat ini tengah melakukan uji kelayakan untuk berinvestasi di sana. Di sisi lain, Kenya telah menawarkan satu blok migas dengan potensi cadangan minyak sebesar 4 miliar barel per hari.
"Mereka di sana memberikan ladang minyak, di kenya itu bisa 4 billion barel, saya kira angkanya segitu. Sekarang sedang dilakukan due dilligence," terang Luhut.
Selain Kenya, Kongo juga sudah menawarkan pengelolaan sejumlah blok migas, dimana salah satunya punya potensi cadangan relatif sama dengan yang dimiliki Kenya.
"Juga di Kongo itu ada 4 billion barel di satu blok. Tapi ada 27 blok, jadi indonesia bisa memainkan peran yang sangat bagus," pungkas Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
Advertisement