Sukses

Habiskan Rp 45,37 Miliar, Pembangunan Pasar Tempe Sengkang di Wajo Sulsel Usai Kebakaran

Menteri PUPR pembangunan atau rehabilitasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan dan rehabilitasi pasar guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, pembangunan dan rehabilitasi pasar dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya termasuk Pasar Tempe Sengkang yang berada di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan atau rehabilitasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh). 

“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor riil atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” ujar Basuki, dalam siaran pers, dikutip Minggu (18/2/2024).

Pasar Tempe Sengkang merupakan pusat pendistribusian bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat Kabupaten Wajo. Setelah bencana kebakaran yang terjadi pada Agustus 2019, seluruh los dan kios yang berada di Pasar Tempe Sengkang hangus. 

Ini berdampak pada aktivitas perekonomian masyarakat,  khususnya peredaran bahan kebutuhan pokok di sekitar kawasan perkotaan Sengkang maupun Kabupaten Wajo secara luas.

Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, pembangunan Pasar Tempe Sengkang dibangun melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Selatan. 

Diawali dengan tahap perencanaan pada TA 2020 dan diselesaikan secara Multi Years Contract (Kontrak Tahun Jamak) pada TA 2022-2023. Saat ini, proses pembangunannya telah rampung dan telah diserahterimakan pengelolaannya secara sementara kepada Pemerintah Kabupaten Wajo pada September 2023 lalu.

“Kementerian PUPR berharap, pasar rakyat Tempe Sengkang ini agar dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, dan yang utama dipelihara dengan baik. Kemudian, karena pasar ini dibangun dengan konsep green building, diharapkan kebersihannya juga harus dijaga dengan baik,” jelas Diana.

 

2 dari 4 halaman

Biaya Rp 45,37 Miliar

Kepala BPPW Sulawesi Selatan Koesworo Darpito menuturkan, Pasar Tempe Sengkang ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp 45,37 M. Dengan luas bangunan sebesar 9.777 m2, Pasar Tempe Sengkang dibangun setinggi 2 lantai.

“Pada Pasar Tempe Sengkang, terdapat 940 unit kios dan los. Saat ini sudah ditempati sekitar 40% pedagang dan telah beroperasi kembali,” ujar Koesworo

Bupati Kabupaten Wajo, Amran Mahmud, turut menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian PUPR atas pembangunan Pasar Tempe Sengkang. Pemerintah daerah berharap, pasar ini dapat membantu memulihkan perekonomian masyarakat Kabupaten Wajo. 

“Pasar Tempe Sengkang yang telah dibangun ini sangat membanggakan bagi Pemerintah Kabupaten Wajo dan juga masyarakat. Kami berharap, pasar ini menjadi ikon di Wajo dalam mendorong pemulihan ekonomi Pasca Pandemi COVID-19. Serta, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” pungkas Amran 

3 dari 4 halaman

Bermodal Rp 1,2 Triliun, 224 Km Jalan Rusak di Sumatera Utara Rampung Diperbaiki

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap menyelesaikan penanganan jalan daerah sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, khusus di Sumatera Utara telah diselesaikan penanganan jalan daerah pada 30 ruas pada 2023. 

"Lokasinya tersebar di 19 kabupaten/kota dengan biaya sebesar Rp 1,2 triliun dan total panjang 224 km. Program Inpres Jalan Derah (IJD) Sumut tersebar di 4 kawasan/koridor,  yakni di Lintas Timur, Lintas Tengah, Lintas Barat, dan di Kawasan Nias," ujar Endra, Jumat (16/2/2024).

Salah satu ruasnya adalah yang ditinjau Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Mei 2023 lalu, yakni ruas Jalan Gunting Saga-Teluk Binjei di Kabupaten Labuhan Utara (Labura) sepanjang 5 km dengan biaya penanganan Rp 41,6 miliar. 

"Di Kabupaten Labuhan Utara tersebut kuga telah selesai penanganan IJD ruas Teluk Binjei-Tanjung Leidong sepanjang 3 km dengan biaya peningkatan jalan sebesar Rp 29,4 miliar," imbuh Endra. 

Selain menyelesaikan penanganan IJD, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan penanganan jalan rusak di kawasan Liang Melas Datas di Kabupaten Karo yang juga dikenal dengan Jalan ke Kampung Jeruk atau Jalan Jeruk. 

"Perbaikan jalan jeruk yang rusak tersebut berada pada ruas Kuta Bangun-Kuta Kendit sepanjang 37,2 km dan lebar 3,5 meter," kata Endra. 

 

4 dari 4 halaman

Penanganan Jalan

Penanganan jalan ini dibutuhkan utamanya oleh para petani jeruk untuk meningkatkan konektivitas antara sentra produksi perkebunan dan pertanian ke pasar. Sebelum ditangani, kondisinya sangat sulit dilalui dan hanya bisa dilintasi oleh kendaraan offroad seperti mobil jeep dengan kecepatan rata-rata 5-10 km per jam.

Penanganan permanen dilakukan pada tahun anggaran 2022-2023 dengan biaya Rp 163,74 miliar. Dilakukan menggunakan tiga jenis perkerasan, yakmi perkerasan lentur dengan bahu diaspal, perkerasan lentur dengan bahu agregat kelas S, dan perkerasan beton dengan bahu dibeton. Total lebar badan jalan menjadi 5,5 meter, dan lebar saluran 1 meter dengan pasangan batu dengan mortar.

Kawasan Liang Melas Datas secara administratif memiliki luas 85,19 km2 yang mencakup 4 kecamatan, 7 desa dan 3 dusun di Kabupaten Karo. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani jeruk, jagung, cabai, dan kemiri.

 

Video Terkini