Liputan6.com, Jakarta Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mencatat penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dikutip dari hasil SHPR, penjualan properti residensial triwulan IV 2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy), membaik signifikan dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,59 persen (yoy).
Baca Juga
Peningkatan penjualan properti pada triwulan IV 2023 terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama tipe menengah (6,29 persen yoy) dan tipe besar (19,93 persen mtm). Sementara untuk rumah tipe kecil tercatat lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih berada dalam zona kontraksi 1,60 persen (yoy).
Advertisement
Berdasarkan informasi dari responden, sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial primer antara lain: i) Masalah perizinan/birokrasi (33,62 persen); ii) Suku bunga KPR (28,07 persen); iii) Proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (22,83 persen); dan iv) Perpajakan (15,47 persen).
Adapun penjualan rumah primer secara tahunan yang meningkat ditopang oleh masih kuatnya penjualan rumah secara triwulanan pada triwulan IV 2023.
Hal tersebut tecermin dari pertumbuhan penjualan rumah primer sebesar 2,12 persen (qtq), meski tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,74 persen qtq).
Penjualan Rumah
BI mencatat, masih kuatnya penjualan rumah secara triwulanan terutama ditopang oleh penjualan rumah tipe kecil (3,81 persen qtq) dan tipe besar (1,22 persen qtq). Sementara itu, penjualan rumah tipe menengah terindikasi mengalami kontraksi 0,62 persen (qtq).
Lebih lanjut, pada triwulan IV 2023 sumber pembiayaan pembangunan properti residensial mayoritas berasal dari nonperbankan, khususnya dana internal perusahaan dengan pangsa sebesar 72,82 persen.
Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang untuk pembangunan rumah primer, antara lain dari pinjaman perbankan (16,07 persen) dan pembayaran dari konsumen (7,14 persen).
Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,89 persen dari total pembiayaan, diikuti olehpembayaran tunai bertahap (17,24 persen) dan tunai (6,73 persen).
Makin Mahal, Harga Rumah Naik 1,74% di Triwulan IV 2023
Sebelumnya, hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan perkembangan harga properti residensial di pasar primer meningkat.
Hal tersebut tecermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan IV 2023 yang secara tahunan tumbuh 1,74 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,96 persen (yoy).
Dikutip dari laporan hasil survei harga properti Bank Indonesia, Senin (19/2/2024), peningkatan IHPR tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga propertitipe kecil yang meningkat sebesar 2,15 persen (yoy), melanjutkan kenaikan pada triwulan III 2023 yang sebesar 2,11 persen (yoy).
Peningkatan lebih lanjut tertahan oleh perlambatan kenaikan harga rumah tipe menengah dari 2,44 persen (yoy) pada triwulan III 2023 menjadi 1,87 persen (yoy), serta harga rumah tipe besar yang tumbuh 1,58 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kenaikan triwulan sebelumnya (1,70 persen yoy).
Secara spasial, dari 18 kota yang diamati, sepuluh kota mengalami peningkatan IHPR sementara delapan lainnya mengalami perlambatan. Kenaikan harga rumah pada triwulan IV 2023, terutama terjadi di Kota Pontianak (3,57 persen yoy), Banjarmasin (0,70 persen yoy), dan Manado (0,32 persen yoy). Sementara perlambatan terutama terjadi di Kota Balikpapan (0,78 persen yoy), Yogyakarta (0,77 persenyoy), dan Bandung (0,73 persen yoy).
Adapun secara triwulanan, harga properti residensial primer pada triwulan IV 2023 juga terindikasi meningkat terbatas sebesar 0,25 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan perkembangan harga pada triwulan sebelumnya (0,48 persen qtq).
Â
Advertisement
Kenaikan Harga Rumah
Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan harga yang lebih rendah di seluruh tipe rumah pada triwulan IV 2023 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan harga rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing 0,36 persen (qtq), 0,17 persen (qtq) dan 0,25 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan perkembangan harga triwulan sebelumnya sebesar 0,62 persen (qtq), 0,52 persen (qtq), dan 0,25 persen (qtq).
Namun secara spasial, peningkatan IHPR Primer yang terbatas secara triwulanan terutama terjadi di Kota Pontianak (0,71 persen qtq), Padang (0,39 persen qtq), dan Surabaya (-0,13 persen qtq)
Perkembangan harga properti residensial pada triwulan IV 2023 sejalan dengan tekanan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok bahan bangunan yang terindikasi melemah.
BIÂ menilai hal tersebut tecermin dari inflasi tahunan untuk IHK Subkelompok Pemeliharaan, Perbaikan, dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan pada Desember 2023 sebesar 0,73 persen (yoy), lebih rendah dari 1,56 persen(yoy) pada triwulan III 2023.