Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pihaknya mulai melakukan pembahasan mengenai pembayaran THR dan gaji ke-13 PNS.
Seperti diketahui, para Aparatur Sipil Negara (ASN) berhak mendapaykan THR jelang Lebaran dan gaji ke-13 jelang tahun ajaran baru. Anggarannya sudah ada di APBN 2024.
Informasi mengenai pembahasan pencairan THR PNS ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Berikut daftar berita yang paling banyak di baca di kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa (20/2/2024):
Advertisement
1. Sri Mulyani Siapkan Pencairan THR dan Gaji ke-13 PNS
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pihaknya mulai melakukan pembahasan mengenai pembayaran THR dan gaji ke-13 PNS.
Seperti diketahui, para Aparatur Sipil Negara (ASN) berhak mendapaykan THR jelang Lebaran dan gaji ke-13 jelang tahun ajaran baru. Anggarannya sudah ada di APBN 2024.
“Supaya bisa dieksekusi pada biasanya 10 hari sebelum Lebaran. Persiapannya mulai dilakukan sekarang. Jadi tadi dilaporkan pada bapak Presiden (Jokowi),” terang Sri Mulyani di Istana Negara, Senin (19/2/2024).
Tidak hanya itu, Sri Mulyani menegaskan, pihaknya melakukan beberapa penyesuaian dalam penyusunan APBN 2024.
Baca artikel selengkapnya di sini
2. Harta Kekayaan Komeng, Calon Anggota DPD RI yang Raup 1 Juta Lebih Suara
Komedian Alfiansyah Komeng masih memimpin dalam perolehan suara pemilihan Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat pada Pemilu 2024. Komeng sudah meraup 1.411.958 suara berdasarkan pemantauan real count KPU pada Sabtu, 17 Februari 2024 pukul 10.31 WIB.
Bila melihat data KPU, perolehan suara terbesar Komeng sebagai calon anggota DPD didapat dari masyarakat Kabupaten Bogor sebanyak 272.023. Lalu, Komeng juga mendapat banyak dukungan dari masyarakat Garut sebesar 106.737 suara. Pendukungnya juga banyak dari Kota Bandung sebesar 102.364.
Sebagaimana diketahui, Komeng yang identik dengan dunia komedi, tahun ini memulai pengalaman sebagai calon anggota DPD Jawa Barat. Komeng pun langsung menjadi buah bibir pasca mencalonkan diri sebagai caleg anggota DPD untuk Dapil Jawa Barat dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Baca artikel selengkapnya di sini
Advertisement
3. Beras Langka dan Mahal Ternyata Bukan Ulah Mafia, Tapi Gara-Gara Ini
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyoroti ketentuan harga eceran tertinggi (HET) beras sebagai dalang dibalik beras langka dan mengalami kenaikan harga. Bukan karena mafia yang belum ada bukti jelasnya, ia lebih melihat HET sebagai faktor utama yang membuat perdagangan beras saat ini bermasalah.
Menurut catatannya, harga gabah kering panen di Jawa Timur saat ini sudah berada di angka Rp 8.400-8.700 per kg. Sementara untuk jadi produk beras harganya berada di kisaran Rp 15.750-16.600 per kg, dengan proses penggilingan dari padi menjadi beras (rendemen) 53 persen.
Sementara pemerintah mengatur HET beras untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) di angka Rp 10.900 untuk beras medium, dan Rp 13.900 untuk beras premium.
Baca artikel selengkapnya di sini