Sukses

BUMN Punya Agregator Logistik Buat Tekan Biaya, Dimulai Kirim Gondorukem ke Pakistan

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kolaborasi, ini jadi upaya untuk menekan biaya logistik yang saat ini dinilai masih tinggi. BUMN pun masuk guna menjadi solusinya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan pelat merah di sektor logistik bergandengan guna membangun ekosistem pengiriman terintegrasi. Tujuannya menekan biaya logistik, baik nasional dan internasional.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kolaborasi, ini jadi upaya untuk menekan biaya logistik yang saat ini dinilai masih tinggi. BUMN pun masuk guna menjadi solusinya.

"Perlu ada kontinuitas implementasi percepatan peningkatan sinergi dan integrasi logistik. Kementerian BUMN kembali membentuk tim untuk percepatan dengan masa kerja satu tahun, agar sinergi logistik BUMN segera terwujud," ucap Tiko, sapaan akrabnya, dalam keterangan resmi, Rabu (21/2/2024).

Upaya penghematan biaya logistik itu melibatkan sejumlah BUMN di sektor yang terkait. Upaya tersebut dituangkan dalam peluncuran program Agregator Logistik BUMN Global Logistic Indonesia (GLID).

GLID merupakan agregator layanan logistik yang mengintegrasikan 9 Logistic Service Provider (LSP) BUMN di Indonesia. GLID merupakan inisiatif bersama dari LSP BUMN untuk menurunkan biaya logistik, memaksimalkan potensi bisnis, dan pada akhirnya mampu menekan biaya logistik nasional.

Sejalan dengan inisiatif tersebut, Perum Perhutani resmi mengirimkan produk non-kayu berupa gondorukem sebanyak 38,4 ton ke Pakistan. Proses pengirimannya pun melibatkan sejumlah BUMN lain.

Di antaranya, Pos Indonesia, PT Kereta Api Indonesia atau KAI, Pelindo, Perum DAMRI, hingga Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). 

"Perhutani mengekspor produk Gondorukem mutu WW sebanyak 2 Full Container Load (FCL) atau kurang lebih 38,4 ton dari Gudang gondorukem Perhutani KBM Industri Bukan Kayu Jawa Timur, Divisi Komersial Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Surabaya melalui Tanjung Perak Port menuju Karachi Port, Pakistan, sebagai bentuk dukungan dalam program ini," tutur Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro.

"Semoga sinergi dan integrasi logistik ekosistem BUMN terus berjalan lancar dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” ia menambahkan.

2 dari 3 halaman

Permintaan Pengusaha Logistik

Sebelumnya, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengungkap harapan besar terhadap presiden Indonesia baru periode 2024-2029 pengganti Jokowi. Terobosan sektor logistik menjadi satu hal yang dinanti para pelaku usaha.

Ketua Umum ALFI, Akbar Djohan berharap calon presiden pengganti Jokowi mampu menekan biaya logistik di Indonesia yang masih tinggi. Dia menilai, modern, efisiensi logistik menjadi kunci utama ekonomi suatu negara di era perdagangan modern.

"Kami dari ALFI berharap Presiden dan Wakil Presiden terpilih nantinya untuk bisa membawa ekosistem logistik Indonesia yang lebih baik.  Semakin efisien distribusi barang maka biaya logistik akan semakin murah,"  Akbar Djohan yang juga menjabat Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia di Jakarta, Senin, 19 Februari 2024.

Akbar mengungkap, penyebab tingginya biaya logistik nasional diantaranya belum terciptanya konektivitas antara pelabuhan yang memberikan kepastian layanan.

Selain itu, perlu standarisasi digitalisasi layanan pelabuhan-pelabuhan utama. Faktor terakhir yang menyebabkan biaya logistik mahal yaitu belum terdistribusinya industri-industri di wilayah Indonesia Timur. 

"Ini menjadi hal utama yang harus diperbaiki oleh presiden terpilih," tegas dia.

 

3 dari 3 halaman

Keseimbangan Trafik

Oleh karena itu, pemerataan ketersediaan kargo di berbagai pelabuhan Indonesia harus dilakukan. Cara ini dinilai efektif untuk menekan biaya logistik di Indonesia yang masih tinggi.

"Sehingga jika itu terjadi, akan ada keseimbangan trafik kargo baik dari Indonesia barat ke timur, ataupun sebaliknya. Dengan begitu, biaya logistik bisa turun," bebernya.

Selain itu, ALFI juga mengucapkan selamat kepada pasangan Capres nomor urut 01, Prabowo Subianto -  Gibran Rakabuming Raka yang unggul versi hitung cepat (quick count). Bahkan, saat ini Prabowo-Gibran masih unggul dalam penghitungan real count KPU.

"Kami berupaya maksimal untuk mengimplementasikan visi besar logistik dan rantai pasok Indonesia tersebut. Dan kami siap berkolaborasi dengan kepemimpinan di bawah Prabowo-Gibran jika nantinya hasil real count KPU menyatakan paslon tersebut menjadi pemenangnya," pungkas dia.