Liputan6.com, Jakarta Penjabat Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si memimpin rapat koordinasi sikapi kenaikan harga beras yang terjadi di Provinsi NTB, berlangsung di Ruang Kerja Gubernur NTB, Rabu (21/02).
Miq Gite menghimbau agar dilakukannya Operasi Pasar Murah secara masif bagi masyarakat, agar memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat membeli beras.Â
Baca Juga
"Agar melaksanakan pasar murah atau operasi pasar secara masif di setiap Kabupaten atau Kota, dapat juga dilakukan oleh setiap OPD sembari turun pembinaan ke masyarakat," jelas Miq Gite ditulis, Kamis (22/2/2024).
Miq Gite mengatakan bahwa penyebab kenaikan beras dikarenakan kondisi alam dan adanya permintaan yang meningkat saat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) kemarin.
Advertisement
"Oleh karenanya Pemprov mengambil langkah untuk Operasi Pasar Murah yang dilaksanakan di tengah masyarakat langsung. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan harga beras sesuai harga Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP).
Sementara itu, Kepala Wilayah Bulog NTB juga menyampaikan bahwa stok beras untuk  NTB masih cukup dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panic buying atau perilaku membeli barang dan menimbunnya pada saat situasi darurat.
"Kami akan menyelesaikan pelaksanakan Bantuan Pangan sampai akhir Februari, sehingga diharapkan masyarakat tidak akan mencari beras dulu di pasar saat ini bagi yg menerima bantuan pangan," ungkapnya.
Ngerinya Dampak Kenaikan Harga Beras Jika Tak Segera Diatasi
Bank Indonesia mengakui harga beras hingga kini terus meroket. Berdasarkan survei pantauan harga yang dilakukan BI, harga beras tercatat naik signifikan di beberapa daerah.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman, mencontohkan, harga beras di Nusa Tenggara Barat sudah tembus Rp 12.946 per kilogram, bahkan di Kalimantan Tengah harga beras mencapai Rp 18.800 per kilogram.
Aida pun memaparkan dampak kenaikan beras ke inflasi. Untuk Januari saja kontribusi beras terhadap inflasi sebesar 0,64 persen,.sehingga komponen inflasi volatile food meningkat menjadi 7,22 persen.
Saya sampaikan tiga hal pertama dampak beras ke inflasi, pada bulan Januari kemarin inflasi dia (beras) berdampak 0,64 persen month to month, ini dia bobotnya 3,43 persen kalau pakai SBH 2022 yang baru dikeluarkan BPS. Itulah yang menyebabkan volatile food kita mencapai 7,22 persen inflasinya," kata Aida dalam konferensi pers di RDG Februari 2024, di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Lebih lanjut, Aida menyebut penyebab kenaikan harga beras dipengaruhi oleh kondisi cuaca yakni adanya El Nino yang menganggu musim tanam padi petani. Walaupun saat ini sudah ada beberapa daerah yang sudah memasuki musim hujan, namun intensitasnya belum merata di seluruh Indonesia. Tidak meratanya intensitas hujan inilah yang turut berpengaruh terhadap pergeseran musim tanam padi.
"Saat ini sudah ada masuk musim hujan di Indonesia tapi baru 70 persen, kalau di-compare tahun lalu Januari itu 77 persen. Ini lah yang membuat adanya pergeseran periode penanaman beras," ujarnya.
Â
Advertisement
Penguatan Cadangan Beras
Adapun antisipasi untuk menangani permasalahan beras tersebut, Pemerintah melakukan penguatan cadang beras pemerintah (CBP). Tercatat CBP untuk Januari sebanyak 1,2 juta ton. Stok tersebut sejauh ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Kemudian pemerintah memastikan hal tersebut dilakukan impor melalui kecukupan CBP-nya. CBP itu bulan Januari hampir 1,2 juta ton, artinya kecukupan pasokan itu ada," ujar Aida.
Tak hanya itu saja, Pemerintah juga menyalurkan beras murah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar, serta memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat miskin.
"Maka pemerintah melakukan SPHP dan juga operasi pasar stabilitas pasokan dan harga pangan dan penyaluran bantuan pangan beras, tahap 1 Januari sampai Maret. Dilanjutkan April sampai Juni," pungkas Aida.