Sukses

Taylor Swift Belum Mampir ke Indonesia, Sandiaga Uno Bakal Siapkan Rp 2 Triliun Buat ITF

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, Indonesia membutuhkan swiftonomics seperti yang dilakukan pemerintah Singapura dan Australia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, konser internasional seperti Taylor Swift berdampak besar terhadap ekonomi suatu negara.

Untuk menggelar acara internasional yang dapat menarik wisatawan, pemerintah akan gelontorkan Rp 2 triliun melalui dana khusus pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF).

Sandiaga Uno menuturkan, langkah Singapura untuk menggelar konser Taylor Swift menjadi pelajaran. Hal itu disampaikan Sandiaga Uno melalui akun instagram resminya @sandiuno.

"Event musik internasional, seperti konser Taylor Swift memang memiliki dampak yang besar pada perekonomian suatu negara. Tapi mohon maaf swifties, Taylor Swift belum mampir dulu ke Indonesia. Diborong habis sama Singapura, namun ini menjadi pelajaran bagi kami,”tulis Sandiaga dikutip dari akun instagramnya @sandiuno, Kamis (22/2/2024).

Ia menambahkan, pemerintah akan menggelontorkan Rp 2 triliun melalui dana khusus pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF). "Dana ini akan digunakan untuk menggerakkan event-event lokal hingga internasional, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah wisatatawan sehingga mampu membawa dampak penciptaan lapangan kerja yang lebih luas lagi,” tulis dia.

Lewat akun instagramnya tersebut, ia juga mengunggah wawancara video dengan salah satu media asing. Sandiaga menyebutkan, pariwisata Indonesia membutuhkan  Swiftonomics seperti yang dilakukan pemerintah Australia dan Singapura yang gelar konser Taylor Swift.

“Kita memerlukan beberapa insentif, pertama kita membutuhkan apa yang dilakukan pemerintah Singapura dan pemerintah Australia yakni mendatangkan Taylor Swift. Kita membutuhkan swiftonomics dalam pariwisata Indonesia,” ujar dia.

 

 

2 dari 5 halaman

Dana Pariwisata

Sandiaga yakin melalui ITF diharapkan dapat mengajukan penawaran untuk acara yang baik pada tahun mendatang. Acara tersebut bukan hanya acara musik tetapi juga olah raga.

"Saya yakin kita mulai dengan Indonesia Tourism Fund (ITF) yang diharapkan dengan ada dana pariwisata ini dapat mengajukan penawaran untuk acara baik pada tahun mendatang tak hanya musik tapi acara olah raga, kita perlu acara budaya yang baik di Indonesia untuk menarik wisatawan berkualitas baik untuk berkunjung ke Indonesia tinggal lebih lama dan berdampak dengan lebih banyak pengeluaran dolar AS ke dalam ekonomi lokal,” kata dia.

Sandiaga optimistis dengan beberapa transformasi yang dilakukan akan mendorong kualitas pariwisata yang ramah lingkungan yang fokus pada kualitas dan bekerlanjutan akan dapat dengan lebih baik dalam beberapa tahun mendatang.

Unggahan Sandiaga Uno tersebut juga menyita perhatian warganet termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Ia meninggalkan komentar di unggahan Sandiaga Uno tersebut. “Gas pak,” tulis Gibran.

 

3 dari 5 halaman

Komentar Warganet

Sejumlah warganet pun memberikan komentar beragam. Berikut ragam komentar warganet.

“Pak..kenapa tiket konser singer intl di Indonesia lebih mahal dari Singapore pak?blm lagi harus ngewar dengan calo.Akhirnya saya nonton Coldplay di Singapore pak,” tulis pemilik akun dilla_maxxxx

“Kalau adain konser di Jakarta, apakah turis2 dari negara lain juga datang?,” tulis pemilik akun @rulywulanxxxxx

“Ayo SDM-nya diperbaiki dulu, belajar dari kasus Coldplay kemarin banyak banget yang ketipu dan banyak banget yang nyelonong masuk tanpa tiket,” tulis pemilik akun @putrajaxxxx

“Ayo pak jangan mau kalah, buktiin kita negara besar. Kita secure international artist+bawa artis2 lokal kita to go international,” tulis pemilik akun adityananxxxx

“Ayo pak bisa yuk jangan nyerah, taylor April kosong tuh ga ada jadwal tour,” tulis pemilik akun @ramaquraxxx

4 dari 5 halaman

PM Thailand Ungkap Alasan Konser Taylor Swift Hanya di Singapura

Sementara itu, konser Eras Tour dari Taylor Swift yang sangat dinanti-nantikan berdampak di Asia Tenggara. Hal ini seiring ada laporan mengenai kesepakatan eksklusivitas dengan Singapura.

Hal itu membuat penggemar di Thailand kecewa, demikian dikutip dari laman Hindustan Times, Senin (19/2/2024).  

Perdana Menteri Thailand Strettha Thavisin baru-baru ini buka suara mengenai diskusinya dengan promotor konser global Ashutz Entertainment Group. Ia mendapatkan informasi mengenai ada kesepakatan eksklusivitas konser Taylor Swift dan dilarang gelar pertunjukan Eras Tour di negara-negara ASEAN.

PM Thailand itu mengungkapkan kekecewaannya di sebuah acara bisnis di Bangkok, Thailand. Perdana Menteri Thavisin mengungkapkan rasa penasarannya sejak lama mengapa Taylor Swift tidak pernah tampil di Thailand atau negara tetangga manapun.

Ia pun mengungkapkan kalau pemerintah Singapura menawarkan USD 2 juta-USD 3 juta atau sekitar Rp 31,27 miliar-Rp 46,90 miliar per pertunjukkan sebagai imbalan atas eksklusivitas di Singapura.

"Jika saya mengetahui hal ini, saya akan membawakan konser itu ke Thailand. Konser dapat hasilkan nilai tambah bagi perekonomian,” ujar Thavisin.

 

5 dari 5 halaman

Tekad Thailand

Ia menuturkan, jika Taylor Swift datang ke Thailand akan lebih murah untuk menyelenggarakannya di sini. Ia yakin akan mampu menarik lebih banyak sponsor dan wisatawan ke Thailand. “Meski pun kami harus subsidi setidaknya 500 juta baht, itu akan bermanfaat,” kata dia.

Adapun pertunjukkan Taylor Swift dibatalkan di Thailand, menurut laporan pada 2014. Taylor Swift dikabarkan telah menjual habis tiket pertunjukkan di Impact Arena Muang Thong Thani di Thailand. Namun, pertunjukan itu tiba-tiba dibatalkan tanpa penjelasan.

Saat ini, ikon pop dan pemenang Grammy 14 kali, Taylor Swift memiliki pengaruh besar di dunia hiburan. Menyusul penampilannya baru-baru ini di Tokyo, ia dijadwalkan tampil di National Stadium di Singapura pada Maret 2024. National Stadium memiliki kapasitas 55.000 ribu dan konser Taylor Swift berlangsung pada 2-9 Maret 2024.

Perdana Menteri Thailand Thavisin menuturkan, perjanjian dengan Singapura telah telah memperkuat tekadnya untuk mengembangkan Thailand menjadi tujuan konser terkemuka di Asia Tenggara.