Liputan6.com, Jakarta Harga beras terus mengalami kenaikan sejak awal Februari 2024, seiring dengan tipisnya persediaan di dalam negeri. Ekonom menilai, kondisi ini mestinya sudah diantisipasi, mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadan, di mana harga pangan, termasuk harga beras biasanya mengalami kenaikan.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Azizah Fauzi mencatat, kenaikan harga beras dan komoditas pangan lain umumnya sudah terjadi sejak September 2023 dengan harga Rp 12.685 dan pada Februari 2024 naik hingga harga Rp 13.187 jelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Juga
“Kenaikan harga beras salah satunya dikarenakan oleh minimnya ketersediaan yang diakibatkan oleh musim panen, dan cuaca Di tengah fluktuasi harga yang kian meningkat, saat ini stabilisasi harga harus menjadi fokus utama untuk menghindari peningkatan inflasi” ujar Azizah dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis (22/2/2024).
Kendati saat ini pemerintah telah mengumumkan berbagai langkah untuk mengendalikan harga beras. Namun kebijakan yang dapat mengantisipasi permasalahan ketersediaan dan harga dalam jangka panjang patut menjadi fokus utama.
Advertisement
"Peningkatan produktivitas melalui penggunaan input bermutu, perbaikan sarana dan prasarana pertanian, hingga kebijakan yang lebih terbuka pada perdagangan internasional sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan dan menjaga keterjangkauan masyarakat kepada harga pangan," jelas Azizah.
Penyebab Harga Beras Naik
Sebagai gambaran, Azizah menjabarkan berbagai faktor berkontribusi pada kenaikan harga beras, salah satunya adalah kondisi cuaca saat ini yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil beras, seperti Cianjur. El-Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan sehingga berkurangnya pasokan atau suplai beras.
Selain itu, terdapat juga faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye. Seperti diketahui, beras menjadi salah satu komponen yang kerap masuk dalam program tebus murah paket sembako.
Pemerintah melalui Bulog direncanakan akan mengimpor 200 ribu ton beras yang didatangkan dari Thailand dan Tiongkok hingga Maret 2024 untuk menjamin stok pasar. Rencana impor beras ini diharapkan dapat efektif menstabilkan harga, apalagi menghadapi bulan Ramadhan yang akan dimulai pada pertengahan Maret.
Satgas Pangan Polri Klaim Harga Beras Turun Sebelum Ramadhan
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di gudang beras, Jakarta Utara, Kamis (22/2/2024).
Kegiatan dipimpin langsung Kasatgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan.
“Kami dari Satgas Pangan pusat mengecek langsung ke gudang Bulog Jakarta, memastikan bahwa beras banyak dan cukup. Kami juga hadir untuk mengecek di pasar-pasar becek dan ritel modern, hari ini kita lihat bersama-sama Bulog telah menyalurkan hampir 13 ton beras itu ke ritel modern melalui food station 3 ribu ton, artinya 1-2 hari ini akan dibanjiri oleh beras di pasar-pasar atau di toko-toko ritel modern," kata Whisnu di lokasi, Jakarta Utara, Kamis (22/2/2024).
Selain itu, kegiatan ini disebut jenderal bintang satu dilakukan juga terkait dengan kesiapan dalam menghadapi bulan suci Ramadhan pada Maret 2024 mendatang.
"Kami pun melihat dan mengawasi seluruh pasar-pasar becek, kami mendapatkan data di seluruh Indonesia bahwa beras pun banyak dan tentunya masyarakat tidak perlu khawatir terkait dengan beras. Karena kita lihat bahwa sudah masuk beras-beras impor dari luar negeri yang secara bertahap memenuhi gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia," ujarnya.
Whisnu pun mengungkapkan, bahwa harga beras akan turun sebelum masuk bulan Ramadhan.
“Iya, kita pastikan di bulan Ramadhan untuk beras akan normal seperti biasa,” jelas dia.
Dengan sudah mengecek langsung ke gudang beras tersebut, Whisnu memastikan bahwa harga beras akan turun dalam waktu dekat ini.
"Jadi untuk Satgas Pangan bukan hanya di Jakarta, kami pun mengawasi dan memantau semua kegiatan beras yang ada di seluruh Indonesia. Ini terhambat karena distribusi saja, karena kemarin hujan ada beberapa tempat yang banjir," ucapnya.
"Sehingga penyaluran beras agak terhambat. Tetapi saya dan temen-temen dari Bulog yakin satu-dua hari ke depan bahkan Minggu depan pastinya beras akan turun," sambungnya.
Advertisement
Yakin Akan Turun
Whisnu menegaskan, harga beras akan normal atau stabil kembali saat memasuki bulan puasa.
Karena, saat ini sudah ada di salah satu wilayah yang harganya kembali normal.
"Kita mengecek dari hulu ke hilir ya, hilirnya kosong kita mengecek di Bulog ternyata di Bulog banyak, ini tinggal tergantung dengan distribusi saja. Makanya di Cipinang kita lihat sudah turun harganya, tinggal di pasar-pasar turunannya mungkin 1-2 hari akan turun juga. Mudah-mudahan dalam minggu depan semua sudah normal kembali," tegasnya.