Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal harga beras yang masih menunjukan tren peningkatan. Selain itu, stok beras di beberapa toko ritel modern atau supermarket di wilayah Jakarta pun tampak kosong.
Padahal, kata Bayu, pihaknya saat ini sudah menguasai sekitar 1,39 juta ton berton beras yang mayoritas berasal dari kuota impor. Selain itu, Perum Bulog juga siap menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai permintaan.
Baca Juga
"Totalnya Bulog stok saat ini 1,39 juta ton (cadangan beras pemerintah/CBP). Sekarang yang ada di Bulog hampir semuanya impor," ujar Bayu kepada Liputan6.com, Kamis (22/2/2024).
Advertisement
"Terus tiap hari (disalurkan). Pokoknya dia (pengusaha ritel) minta berapa saja, saya kasih," tegas dia.
Adapun rencana penyaluran beras SPHP sepanjang 2024 diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi.
Beras SPHP dijual dalam bentuk kemasan 5 kg. Harga jualnya mengikuti harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp 10.900 per kg di zona 1, Rp 11.500 per kg di zona 2, dan Rp 11.800 per kg di zona 3.
Selain kepada gerai ritel modern, Bulog juga turut menyalurkan stok beras kepada Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Bayu tak ingat angka pastinya, berapa total beras yang sudah dikucurkan dari gudang Bulog.
Namun, ia mengklaim beras SPHP kini sudah banyak digelontorkan di pasaran Jakarta hingga wilayah Indonesia Timur. Ia pun meyakini jumlah penyaluran beras ke pasar pasti sudah jauh lebih banyak dari 1.000 ton.
Alhasil, Bayu enggan berspekulasi banyak terkait kelangkaan beras di pasar ritel modern. Lantaran Bulog disebutnya siap mengirimkan stok beras dalam jumlah berapapun sesuai permintaan.
"Mereka mengajukan ke Bulog, kita kirim. Kayak jual beli saja biasa. Pokoknya kalau mereka beli, saya kasih. Suruh kirimnya ke mana, saya kirim," pungkas Bayu.
Pedagang Berdoa Guyuran Bulog Bisa Turunkan Harga Beras
Sebelumnya diberitakan, harga beras di pasar tradisional masih cukup tinggi, baik kualitas medium maupun kualitas premium. Para pedagang pun meminta pemerintah mengambil langkah tepat menurunkan harga di pasaran.
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan berharap rencana Bulog mengguyur beras ke pasaran bisa efektif. Dia ingin hal tersebut bisa menyentuh seluruh pasar di Indonesia.
"Kami kira Bulog ingin mengguyur berasnya ke pasar ya kami apresiasi, jadi pengaruhnya kita lihat ke depan jika Bulog mengguyur secara masif dan merata di seluruh pasar tradisional di seluruh Indonesia," ucap Reynaldi kepada Liputan6.com, Kamis (22/2/2024).
Dia berharap, harga beras bisa turun menjelang momen Ramadan 2024. Mengingat lagi, mendekati Ramadan biasanya harga pangan ikut merangkak naik, termasuk beras.
"Pedagang hanya berharap menjelang ramadan itu seluruh kondisi pasokan komoditas bahan pokok itu bisa dijangkau harganya kemudian pasokannya juga melimpah, terlebih panen raya," tuturnya.
"Maka pemerintah menyerap seluruh hasil pertanian dan langsung didistribusikan ke sejumlah pasar-pasar," sambung Reynaldi.
Dia meminta pemerintah bisa memaksimalkan penyerapan produk pertanian pada panen raya mendatang. Menurutnya, langkah ini sebagai cara jitu untuk menekan harga di tingkat konsumen.
"Maka penting untuk mengoptimalisasi sentra-sentra pertanian yang ada agar pemerintah mampu untuk menyerap seluruh hasil pertanian, baik itu bahan pertanian dari petani kemudian hasil pertanian holtikuktura yang lain agar dioptimalisasi sehingga harga-harga yang hari ini terpantul tinggi bisa di tekan," urainya.
Advertisement
Harga Beras
Reynaldi mengantongi data harga beras saat ini masih terpantau tinggi. Misalnya, beras medium yang berada di atas Harga Acuan Tertinggi (HET).
Dia mencatat, harga beras medium di pasar tradisional berkisar antara Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium disebut lebih tinggi lagi.
"Beras sudah di kisaran yang medium kisaran Rp 14.000 sampai Rp 14.500. Kemudian untuk yang premium sendiri itu sudah diangka Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per kilonya," ujar dia.
Jokowi Turun Tangan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok beras nasional cukup untuk menghadapi bulan puasa Ramadan, yang diperkirakan berlangsung pada Maret hingga April 2024.
Pernyataan itu, ia sampaikan di sela-sela acara silaturahim dengan para nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Binaan Permodalan Nasional Madani (PNM), usai meninjau langsung stok beras di Gudang Bulog, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat.
“Ya kalau stok nggak ada masalah, tadi kita lihat sendiri stoknya melimpah seperti itu,” ujar Jokowi dikutip dari Antara, Jumat (16/2/2024).
Menurut Presiden, yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah bagaimana mendistribusikan beras dengan baik dan merata ke pasar, hingga sampai ke tangan masyarakat.
"Yang paling penting memang bagaimana mendistribusikan secara baik dan sampai ke pasar, sampai ke masyarakat, sampai ke supermarket semuanya bisa tersedia. Itu bukan barang (perkara) mudah ya,” tuturnya.
Meskipun demikian, Jokowi menyebut upaya menyiapkan stok dan distribusi beras terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, adalah rutinitas yang telah dikerjakan pemerintah setiap tahun—sehingga tidak akan menjadi masalah serius.
Dia pun menegaskan bahwa pemerintah akan menyiapkan stok untuk berbagai jenis beras, mulai dari medium hingga premium.
“Ya semua stok kita siapkan,” ujar dia.
Advertisement