Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, ada dua opsi dalam aksi korporasi Bank Syariah Indonesia (BSI). Yakni, masuknya investor strategis atau melepas saham ke publik.
Ini berkaitan dengan rencana divestasi saham milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI) yang ada dalam porsi kepemilikan di BSI. Arya mengatakan, aksi korporasi ini masuk dalam daftar proyek strategis BUMN.
Baca Juga
"Apakah nanti ke publik atau ke mana, terserah," ucap Arya di Jakarta, dikutip Kamis (22/2/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan dua langkah ini bisa menjadi opsi agar kinerja perusahaan berkode saham BRIS ini lebih baik kedepannya. Dia menilai, melalui pelepasan saham ke publik atau masuknya investor strategis, akan membuat saham BSI lebih atraktif.
"Iya. Biar sahamnya lebih atraktif," tegasnya.
Arya mengatakan, unlock value BSI ini masuk dalam 9 proyek strategis BUMN yang dikejar rampung tahun ini. Targetnya, langkah tersebut bisa selesai sebelum Oktober 2024.
Informasi, Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,47 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 23,24 perseb, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 15,38 persen. Sisanya saham BRIS dipegang masyarakat sebanyak 9,91 persen
Â
Investor Arab Minat Beli Saham BSI
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengabarkan adanya calon investor strategis dari Jazirah Arab yang ingin mencaplok hingga 20 persen saham dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Erick Thohir mengatakan, Kementerian BUMN mendorong investor strategis Arab untuk masuk ke BSI. Termasuk dalam rencana kunjungannya ke Arab Saudi dan Qatar dalam waktu dekat.
"Memang dalam roadshow ini mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10 persen, tidak seperti yang kita tawarkan hanya 10-11 persen. Kalau bisa 15-20 persen, jadi strategic partner," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Oleh karenanya, ia mengajak para pemegang saham BSI seperti Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri untuk saling berdiskusi. Sebab, masuknya tambahan modal dari investor strategis akan turut berdampak positif kepada para pemegang saham.
"Tapi, kami juga mendorong bahwa persaingan di industri Bank Syariah musti bisa lebih sehat. BSI sudah sehat dan baik, tapi musti lebih sehat," tegas Erick.
Â
Advertisement
Kantor di Arab Saudi
Lebih lanjut, ia juga menargetkan agar BSI mengantongi lisensi penuh dari kantor cabang di Arab Saudi. Sebelumnya, BSI juga sudah mendapatkan lisensi penuh dari kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dari kantor cabang tersebut, BSI diklaim sukses mengantongi volume transaksi bernilai besar. Capaian ini memotivasi Erick untuk melanjutkan ekspansinya ke negara Timur Tengah lain.
"Salah satu (target) ke Saudi, saya juga sedang melobi bisa tidak (mendapat) lisensi penuh di Arab Saudi. Supaya BSI ini yang sudah naik peringkat kita targetnya masuk 10 besar," kata Erick Thohir.