Sukses

CEO Airbus soal Teknologi Pesawat Baru C919 Buatan China: Tidak Terlalu Mengejutkan

Airbus mengakui bahwa C919 merupakan "upaya sah" China untuk meningkatkan pasar pesawat penumpang buatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Airbus mengungkapkan bahwa pihaknya tidak khawatir dengan kemunculan pesawat baru C919 buatan produsen asal China, COMAC. Hal itu lantaran menurut Airbus, keunggulan yang dimiliki C919 tidak jauh berbeda dari yang sudah dimiliki Airbus dan Boeing di pasar.

"(COMAC C919) tidak akan terlalu mengejutkan," kata CEO Airbus, Christian Scherer kepada media di sela-sela Singapore Airshow, dikutip dari CNBC International, Jumat (23/2/2024). Scherer pun mengakui bahwa C919 merupakan "upaya sah" China untuk meningkatkan pasar pesawat penumpang buatannya.

 

"Pasarnya cukup besar untuk bersaing, kami menyambut baik persaingan tersebut," ujarnya.

 

"Kami tidak ingin berdiam diri, melihat lebih banyak persaingan adalah hal yang normal," tambah dia.

Disebut-sebut sebagai pesaing Boeing737 dan Airbus 320, Comac C919 dikenal sebagai jet berbadan sempit yang dikembangkan oleh Commercial Aircraft Corporation of China, atau COMAC.

Pesawat penumpang ini telah disertifikasi oleh Administrasi Penerbangan Sipil China pada September 2022 dan memasuki layanan komersial dengan China Eastern Airlines pada Mei 2023 lalu.

COMAC C919 menggunakan mesin yang sama dengan pesawat penumpang berbadan sempit Airbus, Airbus A320neo, yang ditenagai oleh mesin CFM International LEAP.

C919 Mendapat Pembeli Tak Lama Setelah Diluncurkan

COMAC mengumumkan di sela-sela Singapore Airshow bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan dengan Tibet Airlines China dan menyelesaikan pesanan 40 unit pesawat C919 dan 10 ARJ21 dari pembuat pesawat China.

Sebagai informasi, Jet ARJ21 merupakan pesawat turbofan jarak pendek hingga menengah yang dapat terbang dengan jarak lebih pendek dan digunakan untuk penerbangan regional.

Meskipun C919 hanya disertifikasi oleh otoritas China, pakar industri mengatakan pesawat ini bisa menjadi pesaing awal penerbangan komersial antara Boeing dan Airbus.

"Kontak industri yang kami ajak bicara yakin bahwa masalah di Boeing, khususnya 737 Max, memberikan peluang awal bagi COMAC,"  kata analis di Northcoast Research, Chris Olin.

2 dari 3 halaman

Pesawat C919 China Terbang Perdana di Singapura

Produsen pesawat asal China, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) kembali menerbangkan pesawat C919 buatannya ke luar negeri.

Melansir Channel News Asia, Senin (19/2/2024) C919 melakukan penerbangan tinjauan perdana di Singapura pada Minggu (18/2).

Pesawat C919 adalah salah satu dari dua pembuat pesawat komersial yang menerbangkan pesawat mereka di lepas pantai Singapura bersama Airbus pada pratinjau hari Minggu (18/2) untuk pertunjukan udara terbesar di Asia.

Sementara itu, Boeing tidak akan menampilkan pesawat komersialnya tahun ini. Sebelumnya, C919 telah melakukan penerbangan pertamanya di luar China pada Desember 2023 ke Hong Kong.

COMAC sendiri memiliki dua pesawat penumpang komersil, yaitu jet ARJ21 dan pesawat berbadan sempit bermesin ganda C919 yang memiliki 158-192 kursi, yang bersaing dengan model Airbus A320neo dan Boeing 737 MAX 8.

ARJ21 bahkan sudah digunakan oleh maskapai Indonesia, yakni TransNusa Air.

Dilaporkan, China telah melakukan investasi besar-besaran dalam upayanya menggeser dominasi dua produsen di pasar internasional.

Sertifikasi Belum Meluas

Negara itu telah mengindikasikan adanya dorongan pada tahun ini untuk memajukan jejak C919 dan COMAC di dalam negeri dan internasional.

Namun sejauh ini, sertifikasi C919 hanya resmi di China dan yang pertama dari empat C919 mulai terbang dengan China Eastern Airlines tahun lalu.

3 dari 3 halaman

China Investasi Besar-besaran Perluas Kapasitas Produksi C919

Laporan media China pada bulan Januari menyebut, COMAC akan menginvestasikan puluhan miliar yuan selama 3-5 tahun ke depan untuk memperluas kapasitas produksi C919.

Otoritas penerbangan China mengatakan bahwa tahun ini mereka akan mengejar izin dari Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) untuk penggunaan C919, sebuah proses yang dimulai pada tahun 2018.

Krisis Pasokan

Namun krisis pasokan di seluruh industri penerbangan, yang menguji kinerja penuh dan kemudian pertumbuhan kapasitas sipil di Asia, mendapat perhatian lebih dari COMAC.

"Kami juga melihat tren yang berkembang di mana klien menyertakan opsi C919 dalam evaluasi armada mereka," kata Adam Cowburn dari Alton Aviation Consultancy.

Video Terkini