Sukses

Ramadan Belum Mulai, Harga Beras Premium Sudah Sentuh Rp 18 Ribu per Kg

Kelangkaan hingga kenaikan harga beras premium ini disebabkan mundurnya musim tanam akibat El-Nino. Sehingga, mempengaruhi produksi padi di saat musim panen.

Liputan6.com, Jakarta - Para pedagang masih kesulitan untuk mendapatkan beras kualitas premium. Akibatnya, harga beras kualitas premium di pasaran melonjak tajam. 

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, stok beras premium di penggilingan sangat terbatas. Karena peminatnya banyak maka harga langsung melambung. 

"Kami harus mengakui pedagang kesulitan mendapatkan beras premium karena memang stok yang dimiliki penggilingan juga terbatas," kata Reynaldi,  Sabtu (24/2/2024).

Saat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp 18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal 2023.

"Kenaikan harga beras tahun ini mencapai 20 persen lebih dibandingkan tahun lalu. Dari Rp14.000 ke Rp18.000 per kilo," keluhnya.

Reynaldi mengungkap, kelangkaan hingga kenaikan harga beras premium ini disebabkan mundurnya musim tanam  akibat El-Nino. Sehingga, mempengaruhi produksi padi di saat musim panen.

"Kemudian tahun lalu produksi nya terbatas sehingga konsumsi tinggi yang terjadi ialah ketidakseimbangan antara supply and demand (pasokan dan permintaan," imbuhnya.

Oleh karena itu, Ikappi meminta pemerintah untuk lebih banyak menggelontorkan stok beras yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, penggilingan maupun ke pasar tradisional. Termasuk mendorong satgas pangan mabes polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut diatas agar tidak tertahan dan segera dikeluarkan jelang puasa Ramadan.

"Kami juga mendorong kepada pemerintah untuk menggenjot produksi, maka produksi di tahun 2024 harus di genjot sedemikian rupa. Melalui subsidi di gelontorkan, subsidi pupuk juga di perbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar," ucap Reynaldi.

2 dari 2 halaman

Warteg Kurangi Porsi

Sebelumnya, Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengakui bahwa dirinya terpaksa mengurangi porsi nasi untuk menekan kerugian dibandingkan menaikkan harga makanan. Cara ini dipilih agar pelanggan tidak kabur di tengah mahalnya harga beras.

"Iya memang nasi dikurangi sedikit ya, kalau dinaikkan harganya takut pelanggan kabur," ujarnya.

Mukroni menyebut, saat ini, kenaikan harga beras dinilai sudah tak wajar. Pasalnya, kenaikan harga beras sudah di atas 20 persen dari harga normal.

"Kan kalau kita biasa pakai yang medium itu Rp 11 ribuan. Sekarang sudah Rp13 ribu sampai Rp 14 ribu untuk yang rasanya pulen itu," ujarnya.

Oleh karena itu, Mukroni meminta pemerintah segera menurunkan harga beras Dalma waktu dekat. Dirinya khawatir jika terus mengurangi porsi nasi akan membuat pelanggan kabur.

"Jadi, mau tidak mau pemerintah harus bisa lah ini turunkan beras. Kalau kayak gini terus kan repot, kita juga terus terima komplain dari pelanggan karena nasi dikurangi porsinya," keluh Mukroni.