Sukses

Kementan Pastikan Produksi Beras Dalam Negeri Aman, Ini Alasannya

Kementerian Pertanian memastikan bahwa produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah tetap akan memasok kebutuhan nasional.

Liputan6.com, Jakarta Tingginya harga beras yang terjadi di pasaran merupakan imbas dari produksi beras lokal yang belum memasuki musim panen raya. Hal itu pun diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu mengakibatkan musim panen menjadi tidak jelas.

Di tengah kondisi tersebut, Kementerian Pertanian pun memastikan bahwa produksi beras dalam negeri dari berbagai daerah tetap akan memasok kebutuhan nasional. Jumlah produksi beras dalam negeri pada awal 2024 diprediksi masih dapat memasok kebutuhan beras secara nasional.

Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ismail Wahab membeberkan bahwa pada Januari 2024, dari seluruh Indonesia diprediksi produksi padi sebesar 1,6 jt ton-GKG. Ia pun menyebut, pada Februari 2024, prediksi produksi padi berkisar di angka 2,4 jt ton-GKG dan Maret 2024 diprediksi 6,1 jt ton-GKG.

"Salah satunya di Jawa Timur, misalnya di Ngawi, sudah mulai memasuki musim panen dan siap berproduksi. Ngawi salah satu sentra produksi nasional," bebernya.

Ismail menyebut, di Jawa Timur sudah mulai memasuki panen raya dan diprediksi akan panen padi sebesar 239 ribu hektare pada Maret 2024 dan 300 ribu hektare di April 2024.

"Maret ini pun misal Ngawi diprediksi lahan padi yang akan panen seluas 18 ribu hektare. Itu membuktikan kemampuan berproduksi padi," sebutnya.

"Jadi ketersediaan beras dapat terjaga dan kini memasuki musim panen di beberapa daerah. Prediksi Maret nanti akan menghasilkan beras sekitar 3,51 juta ton dan pada bulan April akan lebih tinggi lagi," jelas Ismail.

2 dari 2 halaman

Panen Raya di Jatim

Panen raya Februari 2024 sudah dilakukan di beberapa wilayah, salah satunya Jawa Timur. Di Jawa Timur pun panen mengalami peningkatan dari Januari 2024.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudy Prasetya mengatakan, panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari yang tadinya 51.741 hektare di bulan Januari menjadi 108.435 hektare di Bulan Februari. Ia menyebut, luasan tersebut meningkat pada bulan Maret sebesar 361.151 hektare.

"Sementara untuk surplus beras bulan Februari diperkirakan mencapai 10.926. Sedangkan untuk surplus di bulan Maret bisa mencapai 922.822," katanya.

"Jika kita melihat angka ketersediaan beras berdasarkan stok tahun lalu, sebenarnya tidak kekurangan ketersediaan beras karena secara komulatif masih ada sisa stok tahun lalu dan jika ditambah panen Januari dan Februari, maka masih ada surplus sekitar 2,8 juta ton," jelas Dydik.

 

(*)