Sukses

Waketum MUI Soal Harga Beras Naik Bikin Resah: Akibat Daya Beli Masyarakat Bawah Tak Meningkat

Sebenarnya tidak masalah jika harga beras naik, asal pemerintah juga bisa dan berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat non petani.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyoroti kenaikan harga beras yang terus terjadi saat ini. Menurutnya, kasus ini juga memiliki korelasi dengan profesi petani yang statusnya kian lemah di mata generasi muda.

Dalam hal ini, Anwar menyoroti antrian mengular dalam mendapatkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) seharga Rp 10.900 per kg untuk zona 1, atau Rp 54.500 per 5 kg. Adapun tiap konsumen dibatasi pembeliannya maksimal dua kantong atau setara Rp 109.000 per 10 kg.
 
Kata Anwar, kebanyakan orang saat ini lebih memilih berebutan mendapat beras SPHP yang stoknya cepat mengosong di rak-rak penjualan pasar ritel modern. Daripada, membeli harga beras senilai Rp 75 ribu per 5 kg.
 
Menurut dia, kenaikan harga beras ini semustinya turut menaikkan pendapatan petani. Sehingga anak-anak muda yang hari ini tidak tertarik dengan dunia pertanian menjadi tertarik.
 
"Sehingga hal demikian diharapkan akan bisa mendorong bagi meningkatnya produksi beras secara nasional dan  meningkatnya pendapatan petani. Ini tentu saja sangat kita harapkan, karena dia sudah jelas akan mendorong meningkatnya permintaan terhadap barang-barang yang lain. Sehingga kehidupan ekonomi akan bisa menggeliat," ujarnya dalam pesan tertulis, Senin (26/2/2024).
 
Namun realitanya, Anwar menambahkan, pemerintah justru tetap menjaga harga beras agar tidak terlalu meroket dan terjangkau di kantong masyarakat.
 
Semisal dengan melakukan operasi pasar dan menyalurkan beras SPHP yang secara harga di bawah pasar.  "Sehingga akibatnya para petani dan anak-anak mereka jelas tidak akan tertarik untuk bertani. Karena untuk apa mereka bekerja kalau tingkat keuntungan yang bisa mereka dapat sangat rendah. Sementara resiko rugi yang mereka hadapi sangat tinggi berupa gagal panen apakah karena faktor hama, atau cuaca dan lain-lain," urainya.
 
 
2 dari 3 halaman

Masalah Lain

Ditambah, sambung Anwar, juga ada masalah-masalah lain seperti menyangkut sulitnya mendapatkan benih yang berkualitas bagus dan pupuk bersubsidi.
 
Akibatnya, petani terpaksa membeli pupuk di pasar yang harganya sangat mahal. Alhasil tingkat keuntungan petani mengecil, atau malah bisa rugi. 
 
"Jadi adalah tidak fair pendapatan petani ditekan sementara pendapatan dari usaha di bidang lain dilepas kepada pasar," imbuh Anwar.
 
Oleh karenanya, ia berkesimpulan, sebenarnya tidak  masalah jika harga beras naik, asal pemerintah juga bisa dan berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat non petani.
 
Tapi, pemerintah dianggapnya juga gagal dan tidak kunjung berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan, terutama pendapatan yang ada di lapis bawah. 
 
"Jika kita mau jujur dan kita mau membedah masalah kenaikan harga beras ini kaitannya dengan tingkat pendapatan masyarakat secara komprehensif, maka sebenarnya inti dari masalah yang kita hadapi bukanlah pada naiknya harga beras. Tapi adalah karena tidak mampunya pemerintah meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat, terutama mereka-mereka yang ada di lapis bawah," tuturnya. 
3 dari 3 halaman

Bos Bulog Klaim Harga Beras Mulai Turun Rp 1.500 per Kg

Perum Bulog terus menggelontorkan beras ke pasar. Tujuannya untuk menurunkan harga beras dan menjaga ketersediaan stok. Maklum, belakangan harga beras terus naik.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan bahwa Bulog sudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 200-300 ton perhari ke Pasar Johar Karawang. Hal ini langsung berdampak terhadap penurunan harga beras di pasar tersebut.

Menurut Bayu, selain Pasar Induk Beras Cipinang yang merupakan pasar grosir tingkat konsumen, Pasar Johar Karawang merupakan pasar grosir produsen yang juga penting untuk dibanjiri beras SPHP guna meredam dan menurunkan harga beras di pasaran.

"Upaya yang kami lakukan dengan membanjiri beras SPHP di Pasar Johar Karawang ini cukup membuahkan hasil, dari pantauan kami di lapangan harga beras disana sudah mulai turun sebesar Rp 1.000 - Rp 1.500 perkilo," ujar Bayu, Minggu (25/2/2024).

Pasokan Bulog per Hari

Selanjutnya menurut pengakuan para pedagang di Pasar Johar Karawang, bahwa tiga hari terakhir Bulog menambah pasokannya ke pasar ini dan hal ini membantu untuk menurunkan harga beras disini.

"Kalau kemarin setiap toko dikasih 4 ton, hari ini Sabtu (24/02) Bulog menambahkan menjadi 6 ton pertoko, total di Pasar Johar Karawang ini dipasok 300 ton perhari. Ini membuat harga beras menjadi turun seribuan perkilo" ujar Maman (56 tahun) yang merupakan pedagang di Pasar Johar.

Pemerintah melalui Bulog terus melakukan intervensi ke pasar-pasar induk, pasar tradisional dan retail-retail modern melalui program SPHP guna menyikapi harga beras saat ini.