Liputan6.com, Jakarta - Akuisisi pemerintah terhadap kepemilikan di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dinilai menjadi momentum bersejarah. Pasalnya, akuisisi saham yang dilakukan menjadikan pemerintah melalui Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID sebagai pemilik mayoritas.
Mundur beberapa waktu kebelakang, hal serupa juga pernah terjadi. Pada konteks akuisisi kepemilikan, pemerintah pernah sukses mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia atau PTFI. Lonjakan kepemilikan yang dilakukan pun cukup fantastis.
Baca Juga
Di samping akuisisi saham perusahaan tambang yang beroperasi di Indonesia, pemerintah melalui perusahaan pelat merah juga berhasil mencaplok sejumlak lapangan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas).
Advertisement
Pada sektor migas ini, pemerintah memunjuk PT Pertamina (Persero) untuk menanganinya. Alhasil, ada 3 blok migas jumbo yang diambil alih dari kelolaan asing. Yakni, Blok Mahakam, Blok Rokan, dan Blok Masela.
Berikut rangkuman Liputan6.com atas akusisi perusahaan tambang dan blok migas:
Akuisisi Saham Vale Indonesia di 2024
Pemerintah melalui Holding BUMN Industri Pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID resmi mengakuisisi 14 persen saham di Vale Indonesia. Dengan demikian, MIND ID jadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 34 persen saham di Vale.
Ini jadi buah dari negosiasi panjang yang sudah dilakukan sejak lama. Langkah ini disebut sejalan dengan aturan yang berlaku di Indonesia, dimana Vale sudah menggarap komoditas di RI selama 50 tahun. Akuisisi saham menjadi salah satu syarat untuk melanjutkan pengembangan.
Sebagai rincianya, Vale Canada melepas 9,91 persen saham, sehingga tersisa 33,88 persen. Ini menjadikan VCL sebagai pemegang saham terbesar kedua, setelah MIND ID.
Kemudian, Sumitomo Metal Mining melepas 3,55 persen sahamnya, sehingga tersisa 11,48 persen. Di sisi lain, porsi saham publik juga ikut berkurang sebeaae 0,55 persen menjadi 21,18 persen.
Total saham yang dilepas di tiga pihak itu sekitar 14 persen, sesuai dengan angka divestasi Vale. Dengan demikian, MIND ID sukses mengempit 34 persen saham dalam Vale Indonesia.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan pihaknya menyiapkan dana sekitar USD 300 juta atau setara Rp 4,69 triliun untuk akuisisi saham ini.
"Nilainya Rp 3.050 per lembar (saham), kira-kira USD 300 juta-an, tapi itu ada yang langsung primary ada yang secondary," ujar Hendi usai penandatanganan kesepakatan, di Jakarta, dikutip Selasa (27/2/2024).
Informasi, dalam akuisisi 14 persen saham itu, setara dengan 1.391.087.420 lembar saham yang dikuasai oleh MIND ID. Mengacu pada patokan harga Rpp 3.050 per lembar saham, maka dibutuhkan dana sekitar Rp 4,24 triliun.
Â
Akuisisi Freeport Indonesia
Hal serupa akuisisi Vale pernah juga terjadi sebelumnya. Yakni, pada proses nasionalisasi PT Freeport Indonesia (PTFI). Ini berhasil dilakukan pada 2018 lalu.
Pada saat itu, PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum sebagai pimpinan holding BUMN Pertambangan menegosiasikan kepemilikan mayoritas 51 persen saham PTFI.
Sebelum proses divestasi, saham yang dimiliki Pemerintah Indonesia di PT Freepot Indonesia adalah sebesar 9,36 perse . Dengan akuisisi ini maka saham Pemerintah Indonesia, yang diwakili PT Inalum akan meningkat menjadi menjadi 51,23 persen. Pemda Papua akan memperoleh 10 perse. dari 100 persen saham PTFI.
Perubahan kepemilikan saham ini resmi terjadi setelah transaksi pembayaran sebesar USD 3,85 miliar atau setara dengan Rp 56 triliun kepada Freeport McMoran (FCX) selesai.
Â
Advertisement
Pertamina Akuisisi Blok Mahakam
Sementara itu, di sektor migas, pemerintah berhasil mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Pertamina (Persero) resmi menjadi operator Blok Mahakam per 1 Januari 2018, setelah 50 tahun blok minyak dan gas bumi (migas) tersebut dikuasai perusahaan asing.
Pada masa itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, ‎setelah kontrak PT Total E&P Indonesie (TEPI)‎ sebagai operator Mahakam habis per 31 Desember 2017, maka per 1 Januari 2018 blok migas yang terletak di Kalimantan Timur tersebut beralih ke Pertamina.
Proses peresmian serah terima pengelolaan blok atau Wilayah Kerja (WK) Mahakam diawali dengan penyerahan kembali pengelolaan Blok Mahakam dari TEPI dan Inpex kepada Pemerintah, dalam hal ini diwakili Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi, untuk selanjutnya diserahkan kepada Pertamina yang diwakili oleh Syamsu Alam.
WK Mahakam di Kalimantan Timur, telah dikelola TEPI dan Inpex selama 50 tahun, dan hari ini memasuki babak baru dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam yang merupakan cucu perusahaan Pertamina.
Â
Pertamina Akuisisi Blok Rokan
Capaian sejarah juga terjadi pada pengambil alih pengelolaan Blok Rokan. Terjadi peralihan dari Chevron ke Pertamina.
Peralihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan di Provinsi Riau resmi beralih ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI). Peralihan pengelolaan Blok Rokan ini pada 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB.
Keputusan pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina ini terjadi sejak 2018. Tepatnya pada Selasa 31 Juli 2018, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengumumkan bahwa pemerintah menunjuk Pertamina untuk mengelola Blok Rokan.
Proposal yang diajukan Pertamina mengungguli proposal yang diajukan Chevron Pacific Indonesia. Pertamina pun memenangkan kontrak untuk menjadi operator Blok Rokan sepama 20 tahun dari 2021 sampai 2041.
Untuk diketahui, sebelumnya Blok Rokan dikelola Chevron Pacific Indonesia. Kontrak perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut habis pada 2021 nanti. Chevron telah mengeruk minyak dari Blok Rokan sejak 1971 atau sekitar 50 tahun.
Â
Advertisement
Pertamina Akuisisi Blok Masela
Pencaplokan blok migas jumbo kembali dilakukan Pertamina di Blok Masela. Ini terjadi usai progres pemegang hak partisipasi saat itu, Shell, tidak berjalan optimal.
Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) bermitra dengan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PETRONAS Masela) telah menyelesaikan proses akuisisi 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela, sehingga PHE Masela telah secara resmi mengelola 20% PI dan PETRONAS Masela 15% PI di Blok Masela.
Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.
Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter.