Sukses

Bapanas Kejar Target Wilayah Rawan Pangan Tinggal 12% di 2024

Arief mengaku telah berhasil melalukan upaya untuk mengurangi jumlah daerah yang rawan pangan. Pada 2023 lalu, Bapanas mencatat, tersisa 68 kabupaten/kota dalam kategori rawan pangan dari sebelumnya 74 kabupaten/kota.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi tengah menggenjot upaya untuk menurunkan jumlah wilayah yang rentan pangan. Tahun ini, dia membidik tersisa 12 persen wilayah Indonesia yang masuk kategori rawan pangan.

Arief menjelaskan, pihaknya menyusun peta kerawanan pangan nasional guna mengindentifikasi berbasis ketahanan pangan. Cakupan penilaiannya adalah kabupaten/kota dan provinsi.

"Berbagai upaya pengendalian rawan pangan terus kita dorong sehingga target kita bersama 2024 turun jadi 12 persen. Ini PR kita semua," kata dia dalam Rapat Koordinasi Penanganan Kerawanan Pangan dan Gizi, di Depok, Jawa Barat, Selasa (29/2/2024).

Arief mengaku telah berhasil melalukan upaya untuk mengurangi jumlah daerah yang rawan pangan. Pada 2023 lalu, Bapanas mencatat, tersisa 68 kabupaten/kota dalam kategori rawan pangan dari sebelumnya 74 kabupaten/kota.

"Daerah rentan pangan turun jadi 68 kabupaten/kota atau 13 persen. Ini sejalan dan penuhi target nasional," tegasnya.

Pada konteks ini, Bapanas punya target untuk memenuhi masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan. Kemudian, bisa memenuhi konsumsi dari produksi dalam negeri.

"Bapanas tentu berupaya capai target target itu. Melalui tiga aspek ketahanan pangan, pertama ketersediaan. Ini bolak balik sampai hari ini kita kerjakan. Utamanya 9 bahan pokok strategis yang jadi wewenang Bapanas," paparnya.

2 dari 3 halaman

Bantuan Pangan Beras Efektif

Sebelumnya,  Pemerintah kembali menggelontorkan bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram (kg) bagi 22 juta keluarga. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menjamin penyalurannya tepat sasaran.

Diketahui, Jumlah penerima bansos beras di tahun 2024 ini mengalami peningkatan sekitar 8 persen dibandingkan jumlah penerima tahun sebelumnya yang sejumlah 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Arief bilang, tahun ini ada perubahan data acuan bantuan pangan beras. Pada 2024, Bapanas, Bulog dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggunakan data Pensasaran Percepatan penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

"Bantuan pangan beras di tahun 2024 ini menandai dimulainya penggunaan data P3KE dari Kemenko PMK. Validitasnya cukup kuat sehingga 22 juta KPM yang menjadi penerima bantuan pangan beras tahun ini, benar-benar merupakan kelompok masyarakat yang sangat perlu dibantu. Kita yakin tahun ini bisa lebih tepat sasaran,” ungkap dia dalam keterangannya, dikutip Rabu (3/1/2024).

3 dari 3 halaman

Bantuan Pemerintah dampak El Nino

Menurutnya, bantuan pangan beras ini adalah salah satu program pemerintah untuk menjadi bantalan ekonomi masyarakat dalam menghadapi dampak El Nino. Dia menilai bantuan 10 kg setiap bulan akan cukup membantu kebutuhan konsumsi bulanan bagi masyarakat berpendapatan rendah.

"Ini karena konsumsi beras per kapita di Indonesia rata-rata berada di 6,6 kg dalam sebulan,” tegas Arief.