Sukses

Tutup Februari 2024, Rupiah Melemah ke 15.719 per USD

Indeks dolar Amerika Serikat menguat di akhir bulan pada Kamis, 29 Februari 2024. Fokus pasar saat ini berada pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis Kamis (29/2) hari ini.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat menguat di akhir bulan pada Kamis, 29 Februari 2024. Fokus pasar saat ini berada pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis Kamis (29/2) hari ini.

“Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut,” ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis dikutip Kamis (29/2/2024).

Angka tersebut juga muncul setelah pejabat The Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral AS masih perlu berupaya lebih banyak untuk mencapai target inflasi bank sebesar 2 persen.

“Komentar mereka, yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024,” kata Ibrahim.

Sementara itu, di Jepang, Bank of Japan (BOJ) Hajime Takata mengatakan bahwa pihaknya harus mempertimbangkan jalan keluar dari kebijakan ultra-longgarnya.

Takata menyerukan diakhirinya pengendalian kurva imbal hasil dan suku bunga negatif BOJ, dengan alasan kemajuan dalam mencapai target inflasi bank sentral sebesar 2 persen. Komentarnya memicu spekulasi BOJ akan menaikkan suku bunga secepatnya pada bulan April mendatang. Rupiah Loyo di Akhir Bulan Februari 2024

Rupiah ditutup melemah 27 point dalam perdagangan Kamis sore (29/2), walaupun sebelumnya sempat melemah 50 point dilevel 15.719 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.692 per USD.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.700-15.750,” demikian proyeksi Ibrahim.

 

2 dari 3 halaman

Inflasi RI Diproyeksi Meningkat di Bulan Februari 2024

Inflasi Indonesia pada bulan Februari 2024 diperkirakan akam meningkat, baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Inflasi Februari 2024 diperkirakan akan mencapai 0,24% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 2,62% secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,04% mtm atau 2,57% yoy.

“Inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga bergejolak (volatile food). Inflasi inti diperkirakan akan mencapai 1,7% yoy, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,68% yoy,” Ibrahim menyoroti.

 

3 dari 3 halaman

Pasokan Beras

Adapun sebagian komoditas pangan, terutama beras masih dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang mengurangi pasokan pangan dalam negeri selama periode akhir menjelang musim panen.

“Selain itu, kebijakan impor juga agak terhambat oleh beberapa negara produsen beras lainnya yang menerapkan pembatasan ekspor makanan. Cuaca ekstrem pun mengganggu jalur distribusi pangan,” kata Ibrahim.

“Di sisi lain, Inflasi inti yang cenderung stabil hingga Februari 2024 mengindikasikan ekspektasi inflasi terjangkar dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini. Namun, inflasi umum pada akhir 2024 diperkirakan akan berkisar 3,0-3,5% yoy,” lanjutnya.