Sukses

Mukesh Ambani dan Disney Bikin Raksasa Media Baru di India

Perusahaan Reliance Industries milik miliarder Mukesh Ambani dan Disney telah menggabungkan platform streaming digital

Liputan6.com, Jakarta - Disney bekerja sama dengan orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani, untuk menciptakan sebuah raksasa media baru di India yang akan menjangkau penonton domestik yang berjumlah lebih dari 750 juta orang.

Sebagaimana yang dikutip dari CNN, ditulis Minggu (3/3/2023), Reliance Industries milik miliarder Mukesh Ambani dan Disney telah menggabungkan platform streaming digital mereka dan 100 saluran TV di negara ini dalam sebuah perusahaan patungan senilai sekitar USD 8.5 miliar atau sekitar Rp 133,4 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.699), demikian ungkap kedua perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Rumor kesepakatan besar tersebut sudah beredar selama beberapa waktu, karena Disney kesulitan untuk mengambil kesempatan di negara di mana lebih dari 1 miliar populasinya menggunakan bahasa Inggris selain menghadapi banyak masalah di dalam negeri.

Disney (DIS) melakukan investasi besar ke India pada 2019, ketika akuisisi sebagian besar 21st Century Fox, termasuk jaringan Star India yang luas.

Reliance akan memiliki lebih dari 63% dari entitas baru ini, sebagian besar melalui anak perusahaan Viacom18, dan Disney akan memiliki sisanya.

"Ini adalah kesepakatan penting yang menandai era baru dalam industri hiburan India," kata Mukesh Ambani, yang kerajaan bisnisnya bernilai lebih dari USD 236 miliar dan mencakup bisnis ritel, teknologi, dan energi terbarukan.

Istri Ambani, Nita M. Ambani, akan menjadi ketua perusahaan patungan ini. Adapun perusahaan tersebut menggabungkan "film dan acara-acara terkenal Disney" dengan "produksi dan penawaran olahraga terkenal dari Viacom18," ujar kedua perusahaan tersebut dan menambahkan perusahaan patungan ini juga akan melayani diaspora India di seluruh dunia.

"India adalah pasar terpadat di dunia, dan kami sangat senang dengan peluang yang akan diberikan oleh usaha patungan ini untuk menciptakan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan," kata CEO Disney, Bob Iger.

2 dari 3 halaman

Disney Menyalakan Kembali Api Harapan di India

Disney selalu menghadapi berbagai tantangan besar di India, yang memiliki sektor media dan hiburan yang dinamis.

Perusahaan yang juga dikenal sebagai House of Mouse ini terkena tamparan yang sangat berat pada 2022 setelah kehilangan hak siar untuk menayangkan pertandingan kriket Liga Primer India yang sangat populer kepada perusahaan konglomerat milik Ambani.

Aplikasi streaming Disney di India, Hotstar, telah kehilangan jutaan pelanggan sejak saat itu dan mengalami pukulan lain pada Maret lalu ketika mereka berhenti menayangkan konten HBO.

Beberapa minggu kemudian, Warner Bros Discovery (WBD), perusahaan induk dari HBO dan CNN, memindahkan kontennya ke JioCinema milik Ambani, membawa acara-acara populer seperti “Game of Thrones” dan “Succession”  serta audiens acara-acara tersebut ke platform JioCinema.

Pada tahun keuangan terakhirnya yang berakhir pada September, Disney memperoleh pendapatan rata-rata hanya 66 sen per pelanggan Hotstar - turun dari 88 sen pada 2022 dan dibandingkan dengan USD 5.93 untuk pelanggan non-Amerika Serikat untuk Disney+, layanan streaming utamanya. Jumlah pelanggan Hotstar anjlok 39% menjadi 37,6 juta pada rilis laporan keuangan terakhir.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Ciptakan Entitas Kuat

Dalam sebuah panggilan telepon pada November, Iger mengatakan, bisnis TV Disney berjalan dengan baik di India, tetapi bagian lain dari bisnisnya di negara ini mengalami kesulitan mendapat pasar. "Kami memiliki kesempatan untuk memperkuat posisi kami," katanya pada saat itu. "Kami ingin bertahan di pasar (India)."

Menurut para analis, kesepakatan dengan salah satu konglomerat terkaya di India ini memungkinkan Disney untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, menurut para analis.

"Merger ini akan menciptakan entitas yang kuat yang siap untuk meningkatkan skala, profitabilitas, dan daya saing dalam lanskap TV Digital dan video streaming," ujar Wakil Presiden firma riset Media Partners Asia, Mihir Shah.

Video Terkini