Sukses

Harga Emas Melesat Setelah Rilis Data Ekonomi AS

Harga emas spot naik 0,6 persen ke posisi USD 2.046,29 per ounce usai rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti laporan pengeluaran pribadi dan penghasilan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dan perak menguat pada perdagangan di Amerika Serikat (AS), Kamis, 29 Februari 2024. Harga emas mendaki setelah rilis data inflasi AS.

Dikutip dari Kitco.com, Jumat (1/3/2024), harga emas mencapai level tertinggi dalam tiga minggu setelah laporan inflasi penting AS yang dirilis sedikit lebih rendah dari prediksi. Data inflasi AS baru-baru ini lebih hangat dari perkiraan.

Laporan penghasilan dan pengeluaran pribadi termasuk data yang diperhatikan untuk memutuskan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Laporan tersebut masuk dalam kelompok dovish kebijakan moneter AS yang ingin melihat the Fed menurunkan suku bunga lebih cepat.

Skenario ini berarti permintaan lebih baik untuk logam mulia dan sedikit bearish bagi dolar AS. Adapun harga emas untuk kontrak April naik USD 11,30 pada USD 2.054. Dikutip dari CNBC, harga emas spot naik 0,6 persen ke posisi USD 2.046,29 per ounce. Harga emas AS berjangka bertambah 0,6 persen menjadi USD 2.054,7.

Sedangkan perak untuk Maret naik USD 0,17 menjadi USD 22.585. Harga perak bertambah 1,1 persen menjadi USD 22,68 per ounce. Harga platinum mendaki 0,2 persen menjadi USD 880 dan palladium naik 1,4 persen menjadi USD 941,25.

Pada pekan ini, poin data ekonomi AS menunjukkan laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi pada Kamis untuk Januari yang mencakup indeks inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang menunjukkan komponen pendapatan pribadi naik 1 persen lebih kuat dari perkiraan Januari dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan hanya 0,3 persen.

Belanja pribadi naik 0,2 persen pada Januari seperti yang diperkirakan. Namun, inflasi sedikit lebih rendah dari perkiraan. Indeks personal consumption expenditures (PCE) naik 0,3 persen bulan ke bulan dan menguat 2,4 persen tahun ke tahun. Indeks harga PCE inti naik 0,4 persen pada Januari dan naik 2,8 persen dibandingkan tahun lalu.

 

 

2 dari 4 halaman

Sentimen Suku Bunga The Fed

Indeks harga PCE pada Januari naik 2,6 persen tahun ke tahun, sedangkan indeks harga PCE inti menguat 2,9 persen pada periode yang sama

“Emas hanya membutuhkan alasan untuk membeli, dan mereka menemukannya. Dengan data yang hanya berdasarkan konsensus setelah pembacaan inflasi yang kuat baru-baru ini,” ujar Analis Independent di New York, Tai Wong.

Ia menuturkan, harga emas dapat hadapi level resistance secara teknikal di kisaran USD 2.065. 

Data indeks harga pengeluarn konsumsi pribadi dan inflasi inti PCE yang naik telah menekan dolar AS sehingga membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

"Namun, ukuran inflasi pilihan the Fed sebesar 0,4 persen pada bulan ini tidak akan membawa penurunan suku bunga lebih dekat dari Juni,” kata Wong.

Emas meski secara tradisional dianggapi sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga menghambat investasi dalam emas batangan karena tidak memberikan bunga.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar saat ini prediksi peluang 62 persen penurunan suku bunga the Fed pada Juni. Awal pekan ini, pejabat the Fed mengatakan, kemungkinan penurunan suku bunga terbuka yang kemungkinan dilakukan pada akhir 2024.

“The Fed yang terus menerus menunjukkan tidak terburu-buru menurunkan suku bunga dan pasar sudah perhitungkan hal itu,” ujar Direktur High Ridge Futures, David Meger.

Ia menambahkan, jika ada potensi perubahan yang mengarah pada gagasan menurunkan suku bunga sedikit lebih cepat, hal itu akan berdampak positif bagie mas.

3 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini

Sebelumnya diberitakan, Tahun Baru Imlek dan Hari Valentine mendorong harga emas mengalami volatilitas yang relatif kecil pergerakannya pada minggu kemarin.

Harga emas pada minggu tersebut bergerak dalam kisaran sempit USD 10 antara antara USD 2,020 dan USD 2,030 per ounce.

Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan, bahwa menjelang minggu terakhir bulan Februari harga emas akan bertahan stabil dengan postur bullish yang relatif seimbang.

Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memproyeksikan harga emas minggu ini akan mengalami peningkatan.

"Setelah sebelumnya melemah karena indikasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga setelah ekspektasi optimis, pasar kini mengabaikan isu-isu tersebut.Fundamental yang mendasarinya positif dan mendukung emas," kata Day, dikutip dari KitcoNews.com, Senin (26/2/2024).

Sementara itu, ahli strategi pasar senior di Forex.com James Stanley, juga memproyeksikan hal sama. Harga emas akan mengalami peningkatan.

“Saya mempertahankan posisi ‘naik’ untuk minggu ini. Pembeli USD memiliki peluang terbuka setelah laporan IHK minggu lalu tetapi mengingat reaksi terhadap komentar Austan Goolsbee tentang tidak 'terbalik' mengenai angka inflasi tunggal, hal ini menunjukkan kepada saya bahwa Fed benar-benar tidak ingin menerima sikap hawkish. pilihan kebijakan saat ini. Ini sebenarnya bukan hanya satu angka inflasi: CPI Inti telah berfluktuasi sekitar 4 persen selama lima bulan terakhir, namun fakta bahwa The Fed telah meremehkan hal ini sangatlah berarti. Dan reaksi pasar sejauh ini tampaknya setuju," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Faktor Lain

Menurut Stanley, faktor lainnya yang mendorong peningkatan harga emas adalah sikap dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah bersikap tegas mengenai penurunan suku bunga dan mengingat besarnya alokasi Euro dalam kuotasi DXY. Hal ini juga dapat terus memberikan tekanan pada USD pada minggu depan, yang ia perkirakan akan menjadi dampak positif untuk emas.

Disisi lain, Kepala strategi mata uang di Forexlive.com Adam Button, menilai sebaliknya mengenai kemungkinan respons The Fed terhadap harga emas.

"Jika kita mendapatkan lebih banyak kejutan data ekonomi positif, The Fed akan mulai kehilangan bias dovishnya. Jika demikian, kita bisa melihat penurunan emas yang signifikan," kata Button.

Selanjutnya, Broker Komoditas Senior di RJO Futures  Bob Haberkorn, mengatakan harga emas untuk minggu depan masih dibayang-bayangi oleh data inflasi, risiko geopolitik yang mungkin akan terjadi, ditambah dengan pemilu AS tahun serta, ekspektasi The Fed, akan mendorong harga emas tetap pada level USD 2.000 per once.

Dia mengatakan bahwa minggu depan, hal utama yang harus diperhatikan oleh pedagang emas adalah imbal hasil Treasury dan saham. 

“Kekuatan di pasar ekuitas AS benar-benar membatasi apa yang bisa dilakukan emas pada minggu ini,” pungkasnya.